1. Perjodohan

318 40 9
                                    

Hai, ailuvayy disini.
Ada yang bisa aku bantu? Hihi
Panggil fay aja, ya. Biar terkesan akrab ^^

☕︎︎☕︎︎☕︎

Memulai sebuah hari selalu diawali dengan sinar surya yang menyongsong masuk melalui gorden jendela kamar, dan ditingkahi dengan kicauan burung gereja yang tengah bertengger di balkon kamar Rajendra.

Namun, si empu kamar masih asyik bergelung dibawah selimut sembari menikmati mimpi indahnya, meskipun jam sudah menunjukkan pukul 09.34

Selalu begitu.

Bahkan, sepertinya sang ibu yang biasa membangunkannya sudah pasrah dengan tabiat buruk anaknya yang suka berbuat seenaknya sendiri.

"errmm... jam berapa ini?" Gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur. Ia menoleh kearah jam kecil diatas nakas samping ranjangnya dengan tatapan kosong.

Pukul 09.36

Dan nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Ia butuh beberapa saat untuk memahami maksud dari angka pada jarum jam, hingga ia menguap sambil menatap jendela kamar yang sudah seperti terbakar sinar matahari—disaat itulah ia sadar kalau hari semakin siang.

Ia berpaling kearah jam dinding kamarnya, pukul 09.49, oh tidak, dia terlambat kuliah.

Ralat, sudah sangat terlambat.

Orang gila mana yang masuk kuliah pukul sepuluh kurang seperempat? Padahal ia ada kelas pagi jam 8.27? Tidak ada.

Atau apakah itu kau sendiri? Jangan gila. Tidak ada kampus yang mentolerir orang yang terlambat datang kelas barang semenit pun.

"Aduh, kenapa bisa bangun kesiangan sih?!" Monolognya dengan menggerutu.

Ia berpikir, kalaupun ia nekat berangkat kuliah sekarang, pasti dosen galaknya itu akan menghukumnya. Tentu saja, lalu kenapa masih bertanya??

"Ngapain gua repot-repot ke kampus, mending bolos aja sekalian. Sudi amat gua dimarahin pak tua itu" gumamnya pelan.

Rajendra berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dan segera turun kelantai bawah untuk sarapan.

Karena sudah pasti ibunya itu menyiapkan sarapan dengan Segala antek-anteknya :) Apalagi kalau bukan omelannya.

"Sialan, kenapa harus kesiangan sih, aarggh". Rajendra mengacak rambutnya frustasi, melihat meja makan sudah rapih dengan sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat ketika ia sampai disana—membuat Rajendra semakin frustasi.

Lihat saja, setelah ini ibunya akan datang dari dapur dan langsung mengomel. Pikirnya.

Dan benar saja, seorang pria cantik tiba-tiba keluar dari arah dapur lengkap dengan membawa sepiring ayam goreng yang baru saja ia masak. "Loh, Rajendra? Kenapa baru bangun sekarang?! Udah jam berapa ini?!" Dumelnya.

Rajendra menengok, lalu meringis. "Hehehe, maaf buna, Rajen kesiangan lagi" Ucapnya tanpa merasa bersalah.

☕︎︎☕︎︎☕︎︎

Rajendra tidak Lagi-lagi deh bolos kelas. Dia kapok, sungguhan. Baru saja ia kena jeweran maut dari ibunya di telinga, dan demi tuhan itu sakit.

"Padahal kak Jati juga sering bolos sama pacarnya, kenapa cuma gue doang yang kena omel?" Gerutunya kesal memainkan game di ponselnya. Ia menarik napas perlahan kemudian menghembuskannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Belongs To Me | JAERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang