Mengikat tali cinta

5 0 0
                                    

   Bising suara mesin selalu menyelimuti di setiap waktu, tiada hari tanpa polusi yang begitu kentara yang menyelimuti udara. Entah siang maupun malam rasanya kehidupan sama saja. Razaq yang saat itu sedang memperjuangkan cintanya kepada sang wanita yang saat ini belum punya rasa yang sama, terus membuktikanya. "Assalamualaikum bu" sapa razaq "waalaikum salam, ini siapa ya" jawab ibunda sarah wanita yang Razaq cintai. Tanpa sepengetahuan sarah, Razaq menghubungi ibunda Sarah untuk menunjukkan keseriusan kepada anaknya.
" ini saya Razaq bu, teman Sarah " "oh...  ada apa ya nak Razaq kok tiba tiba telfon saya, apa anak saya sakit ?" Jawab ibu Sarah yang sekarang ini sedang berada jauh dengan Sarah karna Sarah sedang merantau.
" tidak buk, Sarah alhamdulilah baik baik saja, tidak sedang sakit" "alhamdulilah kalau anak saya baik baik saja"
"iya bu, maksud saya menghubungi ibu, saya ingin mengatakan maksud kepada anak ibu, bahwa saya ingin serius dengan anak ibu " dengan nada yang agak sedikit bergetar Razaq mengutarakan maksud hatinya kepada ibunda Sarah.
" oh, memang Sarah bagaimana nak ? Kalau ibu ma terserah Sarah saja nak, yang akan menjalani nantinya kan Sarah. tapi saran ibu, kalau memang sudah saling cocok, ya tinggal kapan nak Razaq membawa keluarga untuk bertemu kami " jawaban yang sangat tidak di sangka untuk Razaq yang saat ini belum begitu mapan.
" iya bu, nanti kalau saya sudah siap membawa keluarga saya, saya akan datang kerumah ibu untuk melamar Sarah,"
"baik nak kalau seperti itu "
" terimakasih bu, sudah menyambut baik maksud saya "
"iya nak, sama sama" "assalamualaikum"  Razaq menutup obrolanya di telefon. Dengan modal  restu dari ibunda Sarah, Razaq pun semakin mantap untuk lebih berusaha mengambil hati Sarah.
           "pagi Sarah" chat Razaq ke sarah "pagi jg"  balas Sarah cuek
"kamu lagi sibuk ga Sar ?"
"Ga knp?"
"Aku main ya ke kosan "
" em...  tapi nanti aku mau ada acara agak sorean"
"gapapa aku kan mainya sekarang"
"ya udah" tanpa pikir panjang Razaq pun main ke kosan Sarah.
" tok tok tok...   assalamuakaikum"
2x salam baru Sarah menjawab salam dari Razaq " waalaikum salam " jawab Sarah sambil membenarkan kerudung.
Sarah tidak mempersilahkan masuk karena selain peraturan agama yang melarang berduaan yang bukan mahrom, peraturan kosan juga sangat ketat melarang menerima tamu lawan jenis untuk masuk ke dalam kosan. Mereka berdua duduk di teras depan kosan. " nih aku bawain martabak telur kesukaan kamu "
" makasih.. tumben banget ada angin apa nih bawain makanan buat aku. " ledek Sarah..
"Pengen main aja kesini, pengen ngobrol ngobrol, sebenernya sih pengen ngajak jalan, tapi kamu katanya mau ada acara nanti sore kan?" 
"Iya nanti nunggu temen ku dateng, tau jadinya gimana."
"Lah emang belum jelas ?"
"Udah si.. tapi tiba tiba aja salah satu temenku batalin,jadi ya..  ga tahu belum ada kabar lagi"
" ya sudah, kita tunggu sampai jam 15.00 ya, kalau masih belum ada kabar nanti kita keluar tak ajakin makan diluar, sekali kali aku traktir kamu"
" lihat nanti aja ya " jawab sarah yang agak males keluar sama Razaq. Walau mereka sudah kenal lama tapi Sarah belum ada rasa yang spesial, walaupun Sarah tahu kalau Razaq menaruh rasa kepadanya. Asik ngobrol berdua tak terasa sudah hampir jam 3 sore, namun teman Sarah belum ada kabar juga. " gimana Sar, temenmu jadi pergi ga? "
" belum ada kabar, bentar aku telfon dulu ya" setelah beberapa menit Sarah berbicara dengan temanya, akhirnya sarahpun tidak jadi pergi bersama temanya. " ga jadi kata amel "
" ya sudah siap siap yuk pergi sama aku aja. Mumpung libur kerja "
" ya udah aku siap siap dulu ya, oh ya sekalian asar dikosan aja, dari pada nanti riweh di jalan "
" oke, emang boleh aku asar disini ? Berartikan harus masuk"
"gapapa pintunya dibuka aja sama jendela jendela, kan buat solat doang. Tapi kamu wudunya di luar aja ya, di kran ibu kos" Razaq pun wudu didepan rumah ibu kos yang terletak persis didepan kosan Sarah.
"Makmuman ya" tiba tiba Razaq menawarkan solat berjamaah" sarah yang sudah mengenakan mukenanya tiba tiba kaget mendengar tawaran dari Razaq. " hah...  ehm...  ya udah ayok" dengan nada sedikit syok Sarah meng iyakan tawaran dari Razaq.

Setelah selsesai solat, Razaq berdoa selayaknya imam di masjid masjid pada umumnya, Sarahpun meng amini sambil merasa kagum akan hal yang baru saja dan sedang dialaminya. "Ternyata Razaq bisa ya jadi imam" gumam Sarah dalam hati...  selesai Razaq berdoa tiba tiba berbalik kebelakang menodongkan tangan sambil berkata "salim dulu sama mas" "apaan sih..  ga jelas kamu" sambil tersenyum dan membiarkan tangan Razaq melambai. " aku siap siap dulu, kamu tunggu diparkiran aja ya" "oke"
Tak lama kemudian Sarah menyusul Razaq diparkiran. "Kok cepet" kata razaq " lah emang ngapain lama lama" "biasanya cewek dandanya lama" sarah memang beda sama cewek kebanyakan..  tidak suka dandan.
"Yuk berangkat"ajak Razaq
"kita mau kemana emangnya ?" 
" makan, sekalian nongkrong,dari pada kamu bengkng di kosan sendirian, temenmu lembur kan ?"
"Iya juga sih, tapi pulang jangan malem malem ya, besog aku berangkat pagi!" "siaaap"

Sesampainya di rumah makan pedesaan yang romantis, di saung banyak lampu kerlap kerlip suasananya agak redup, dengan penerangan yang tidak terlalu gelap tapi tidak terang, ada lilin di tengah meja dengan bau wangi khas dari parfume di rumah makan itu..
"Gimana suka ga suasananya?"
Tanya Razaq
"lumayan, romantis banget sih suasananya,kaya ngajakin pacar aja kamu"
Razaq hanya tertawa kecil mendengar Sarah . "Emang ga boleh ngajak kamu ke sini ?"
"Boleh boleh aja.. tapi siap siap aja kamu dompetnya membengkak disini pasti makananya mahal mahal, tempatnya aja enak kayak gini, lagian ngapain kamu ngajakin aku kesini, gak sayang duit apa kamu?!" sarah memang ceplas ceplos orangnya "gapapa lah sekali kali"
Tak lama pesanan pun datang . Setelah selesai makan mereka ngobrol asik . "Sarah... ini nomer siapa ?" Sambil menunjukkan nomer ponsel ibu Sarah
"Nomer siapa emang ?"
"Lihat coba nomer siapa"
Setelah di cek di ponsel Sarah
"Lah kok nomer ibu ku, dapet dari mana kamu ?"
"Sebenernya, aku sudah beberapa kali menelfon ibu kamu, aku dapat nomer dari kakak mu, mb hasna."
Sarah yang kaget, dan sedikit tidak percaya " memangnya kamu ngobrol apa sama ibu?"
"Sarah, aku tuh pengen serius sama kamu. Aku gak mau main main. Aku tahu, kamu orangnya cuek, bawel , kadang juga nyebelin, tapi disisi itu kamu punya sifat keibuan, sayang sama keluarga, makanya untuk meyakinkan kamu, aku terlebih dulu meyakinkan ibu mu"
"Apa maksud kamu, kok jadi serius kayak gini" sarah menjawab dengan expresi yang makin syok gak nyangka kalau Razaq bakalan ngomong seperti ini
"Ini nih kebiasaan.. sifat gak peka mu mulai muncul ( sambil senyum). Maksudku begini Sar, aku mau melamarmu ( sambil memberikan cincin yang sudah dibuka )"
Lagi lagi Sarah dibuat jantungan, bingung harus bagaimana harus jawab apa. Sambil melongo Sarah hanya bisa menatap Razaq
"Aku tahu ini terlalu mendadak buat kamu, tapi perasaan ini sudah lama aku pendam Sar, hanya saja aku belum berani mengatakanya.Aku tahu kamu tidak suka dengan pacaran, makanya aku baru berani sekarang buat melamarmu" sarah masih tidak bisa berkata kata, hanya bisa terdiam dan sedikit mengeluarkan air mata
"Tidak apa-apa, tidak dijawab sekarang Sar, ini cincin kamu bawa dulu, nanti kalau kamu sudah siap ngasih jawaban. Jawablah dengan memakai cincin ini apabila kamu menerima lamaranku, atau kembalikan apabila kamu menolak ku"  air mata semakin jatuh dipipi Sarah, rasanya seperti tersambar petir yang tidak karuan...
" kamu serius mengatakan ini ?!" Masih dengan nada yang berusaha biasa namun masih gak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SETAPAK HIKMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang