" Ahh.. Ahhh. "
Aku mendesah lirih saat tanggan besar dan kekar itu masuk kedalam memek ku yang sedari tadi berkedut minta di entot.
Tak hanya tangan satunya itu pria yang ku idam-idam kan itu meremas kuat tetek ku yang padat seperti buah melon ku.
" Ahh Lebih cepat om." Desah
Ku sambil mengigit sexy bibir bawah ku. Di menatapku penuh napsu.Kocokan di memek ku bertambah cepat desahan tak karuan menghiasi sudut kamar ku yang besar ini.
" Ahhh ahhh keluar omm, keluar ahh." Tak lama kemudian cairan keluar merembes di memek ku.
Aku bertambah malu saat dia menatap mata ku sambil menjilat sisa sisa cairan putih itu.
Di menunduk tepat di wajahku yang sudah berbaring lemas karena ulahnya.
" Enak lonte, mau lagi?" Dia mencengram dagu kuat. Di bilang lonte seperti itu bukanya marah tapi aku bertambah napsu melihat tatapannya.
" Jawab lonte!! " Marahnya, aku mengangguk ragu. "Ngomong itu yang jelas!! " Sembari memasukan jempolnya untuk ku hisap.
Dia mendesis lirih saat ku hisap kuat jempolnya.
" Baru jempol aja udah enak apalagi kalau kontol om yang masuk ke mulut kecil mu. " Dia berkata lirih sambil ku hisap jenpolnya yang semakin masuk mengenai kerongkongan ku.
" Nungging perek! "
Aku mengikuti arahan dia ku balik badan menungging, ku rasakan dia merobek kasar celana dalam merah hingga terlepas dari ikatan tubuh ku.
" Plak plak plak plak. " Tamparan kuat di pantat ku semakin kuat, bukannya sakit tapi memek nakal ku ini semakin berkedut minta di sodok.
Pasti pantat ku yang putih mulus itu sudah memerah dan ada bekas cengraman yang kuat.Karena tau memek ku berkedut dia menampar dari bawah memek ku.
"Ahh om sakitt. " Ujar ku saat itu dengan tanpa aba-aba memasukan kontol berukuran besar dan berurat itu masuk kedalam memek sempit ku.
" Enak om ahh enak." Desah ku tak karuan saat kontol itu menumbuk kuat.
Plok plok plok plok
" Ahh ahhh pelan- pelan om sakit. Ahh enakk."
Dia tertawa saat penyatuan kami belum terlepas.
" Jadi sakit apa enak sialan. " Desahnya tambah tak karuan.
"Enak om enakk. Ahh ahh aku mau keluarrr. "
" Tahan sebentar om juga mau keluar."
" Ahhh ahh keluarrr. " Teriak kita berdua bersama. Dengan cepat dia membalik badan ku hingga terlentang kembali menghadapnya sambil ia menyemprotkan sprema kentalnya ke tubuh ku.
Setelah semuanya keluar ia menjatuhkan tubuhnya ke dalama pelukanku.
" Enak banget sayang." Nafas kami berdua masih terengah-engah tak karuan. Aku mengangguk mengiyakan itu, lalu ku peluk om ku lebih erat lagi.
Aku tersadar dari tidur panjang ku saat suara alaram tak henti-hentinya berbunyi dekat ku.
" Ahh sialan jadi itu semua cuman mimpi?" Tanya ku tersadar saat lingrie yang ku pake semalam masih dalam ke adaan rapih. Ku raba memek ku yang becek akibat mimpi yang berasa nyata semalam.
Aku bangun dari tidur ku dan langsung ke kamar mandi membersihkan tubuhku.
Tak lama kemudian aku keluar dengan keadaan telanjang tanpa mengunakan handuk pun.
Aku menatap tubuh ku dari atas sampai bawah dengan lengkuk tubuh yang begitu sexy, aku meremas kedua melon ku dan semakin merapatkan kedua paha ku. " Seandainya om Bram yang meramasnya." Aku memenjamkan mata Membahyankan di belakang ku berdirilah om Bram yang sedang meramas gemas kedua tetek ku. Membayangkan saja sudah membuatku hampir keluar.
Aku Sarah salah satu mahasiswi di salah satu universitas terbaik di jakarta. Aku tinggal bersama kedua tante dan om ku yang kebetulan tinggal di jakarta juga, sedangkan kedua orang tua ku berada di bandung
Sebelum aku pergi untuk bersekolah di ibu kota papah berpesan kepada adik tirinya itu untuk menjaga ku mengantikan perannya sebagai orang tua. Dan itu di setujui oleh kedua tante dan om ku.
Karena kebetulan juga mereka tidak mempunyai anak karena tante ku bisa di katakan mandul oleh dokter.
Tak lama kemudian suara pintu ku dengar di ketuk dari luar sudah ku pastikan itu pasti tante, "masuk aja tan." Dengan tubuh ku yang masih telanjang ini ku biarkan sembari menyisir rambut ku yang basah. "
Tante melda sudah biasa masuk ke dalam kamar ku dan melihat tubuh telanjang ku ini. Jadi ku biarkan tante ku itu masuk.
" A-ada apa tan." Mata ku membola saat ku dengar hendel pintu itu berbunyi.
" Ehh om. " Aku tiba-tiba saja merasa gugup. Tapi pikiran jahat ku, ku biarkan om ku melihat tubuh telanjang tanpa perlu mengambil handuk untuk menutupnya.
" Turun dan makan." Aku mengangguk mengiyakan.
Aku membrengut kesal saat melihat tatapan biasa itu. Apa dia tak bernapsu melihat tubuhku yang molek ini. Apa dia sedikit pun merasa terangsang?
" Setiap pria dewasa yang melihatku pasti tatapannya dengan terang-terangan ingin meniduri ku. Apa aku kurang sexy? "
Aku menatap kesal pada pintu yang sedari tadi sudah di tutup.
Lihat saja akan ku buat kau bertekuk lutut di bawah memek ku.
Aku tersenyum jahat.
" Maaf tante suami mu terlalu hot untuk aku anggurin." Ucapku sambil memakai baju yang ketat di badan.