" Pagi tante." Aku menyalimi tante ku yang sedang memasak.
" Maaf tan aku baru bangun nggak bisa bantuin tante." Ucap ku menyesal.
" Iya sayang tante ngerti kok, semalam pasti kamu begadang ngerjain tugas kan? " Aku mengangguk mengiyakan ucapan tante ku.
Padahal aku semalam begadang sambil menstrubasi bayangin kontol suaminya. Aku tertawa dalam hati.
" Ada yang perlu aku Bantuin nggak tan? " Tanya ku mencari sesuatu yang perlu aku kerja kan. Tak enak juga kalau aku hanya menumpang hidup di sini tanda mengerjakan pekerjaan rumah sedikit pun.
" Kamu anterin kopi ini ke ruangan kerja om, tante mau bersih-bersih dulu."
" Om nggak ke kantor tan?"
" Engga sayang om kamu lagi sakit katanya."
Mulutku membentuk huruf O, yes ini kesempatan ku untuk berduaan dengan om ku sayang selagi tante ke kantor hari ini.
Aku menerima segalas kopi pahit tapi sebelum mengetuk pintu itu, aku agak sedikit menurunkan baju ku agar belahan dada ku sedikit terbuka.
" Om ini kopinya." Aku sedikit menunduk agar ia bisa melihat belahan dada ku.
Ia tak menjawab ucapan ku. Ku tatap dia yang beberapa kali memegang kepalanya dan sembari fokus pada kertas di depannya.
Dengan inisiatif ku, aku mengambil langkah tepat di belakangnya, memang kepalanya meminjat pelan kepala pria itu.
" Kata tante om sakit." Sambil terus memijat kepalanya, sembari beberapa kali aku sedikit menempelkan dada ku ke belakang punggungnya.
" Shh jangan nakal sarah, pijet yang benar. " Hahah ucapanya semakin membuatku mengesek puting susu ku di punggungnya.
" Kalau aku nakal emangnya kenapa?" Membisik lirih ke telinganya.
Mendegar itu ia menepuk pelan pahanya, " Duduk sini. " Yahh gotcah om Bram sudah masuk kedalam perangkap ku.
Aku duduk mengangkang berhadapan langsung dengan om Bram, tangan ku yang gatal tak sabar membuka kemeja itu dan yah setelah berhasil membuka 3 kancing baju itu ku beberapa kali jari lentik ku menyentuh dada bidang yang di penuhi beberapa bulu halus.
Bisa ku lihat ia menyesap kopi yang ku bawa tadi dan tak ada respon saat jari-jari ku mulai nakal di dadanya.
" Kopi buatan tante mu selalu pahit. " Katanya tapi bisa ku lihat mata itu terus menatap ke arah kedua melon besar ku.
Karena rezeki anak soleh sudah beberapa bulan ini entah kenapa ke dua melon besar ku ini bisa mengeluarkan air asi.
Dengan inisiatif yang ada ku keluarkan kedua melon ku, tak ada expresi apa-apa yang ku lihat.
Tapi ada pergerakan saat salah satu tangannya berlahan membuka bh yang tertempel di kedua punting pink ku.
" Ahh ahh om." Aku mendesis lirih saat tangan itu menarik salah satu puting ku.
Bagai tersenngat listrik aku mendonkang ke atas menatap langit-langit kamar saat om Bram memasukan tetek ku di dalam mulutnya.
Tetek ku di hisap kuat, di gigit seperti orang kelaparan. Tak tinggal diam tanggan ku mulai menekan kuat agar semakin dalam hisapannya ke dalam tetek ku.
" Ahh ohhh enak banget om."
Aku mendesah kesal saat hisapan itu berhenti bisa ku lihat kedua pipinya yang mengembung mengisi susu putih dari sumbernya langsung.
Memek ku semakin gatal saat ia menelan susu itu dan menyeruput kopi buatan istrinya.
" Manis. " Ia menatapku membuatku memek su semakin basah.
" Yang kanan iri om. " Kata ku mendayu. Sambil ku pegang dan ku elus dia.
" Remas dan semprotin di mulut om. " Ahh sialan ku mau mulut dia yang menghisap tetek ku. Tapi aku bisa apa.
Ku remas sebelah kanan tetek ku berlahan remasan itu semakin kasar tak hanya itu ku goyang juga pantat ku, bisa ku rasakan kontol om Bram yang semakin menegang.
Om Bram mendesah lirih, "yang cepat" Katanya sambil membuka mulutnya siap menerima air susu ku. Aku menyemprot wajahnya dengan air susu ku, ia menatapku lalu menjilat sisa- sisa susu yang tersisa di sudut-sudut bibirnya.
Nggak vote , nggak gue kasih part 3 nya