4

231K 678 30
                                    

Setelah adegan panas kami di ruang tamu tadi Om Bram membawa ku kekamar milik  dirinya dan istrinya. Ruang yang cukup besar lebih besar dari kamar ku. Cukup lama ciuman kami terlepas saat pria itu membanting ku dengan kasar lalu ia berdiri setengah badan melepaskan seluruh benang yang menempel di tubuhnya hingga kini kita berdua sama-sama tanpa sehelai benang pun.

Aku mengingit jari ku sensual agar pria itu semakin tak terkendali lagi dengan ku.

Yah ini yang ku mau Om Melihat Om Bram yang penuh napsu di atas ku menatap ku lengkuk tubuhku yang mengairahkan ini.

Sebelum endusan dan jilatan ke leherku ia membisik dengan suara seraknya membuat bulu kuduk ku meremang.

" Om nggak akan main halus, karena ini yang kamu mau kan Baby girl " Aku tidak menyahut ucapanya sibuk mendesah saat tubuhku di pakai olehnya.

Aku tak tinggal diam tangan satuku di bawa berusaha meraih penisnya dan mengurutnya pelan saat tangan nakalnya mulai merapa-raba susu ku dan memberikan kecupan-kecupan dan gigitan halus yang membuat seluruh bagian dada ku terdapat kissmark yang begitu banyak.

Kemudia ciuman itu berlanjut ke perut serta mamasukan lidahnhya kedalam pusar ku. Hisapan dan jilatan masih berlanjut hingga ke lobang kecil dari tubuhku yang mampu membuat siapa saja terkapar tak berdaya di memasukinya.
Ciuaman dan gigitan kecil tepat di biji kacang ku hingga aku mendesah menyebut namanya.

Ia menatapku dengan seringai kecilnya dan sekali tusukan 3 jari itu berhasil masuk walau agar sedikit susah karen sempit.

" Ahh om sakit banget ahh aghh. " Teriak ku saat tiga jari itu mengocok cepat membuat ku tak karuan lagi.

" Ah ah ah udah om udah. " Suara kocokan perbaduan memekku dan jarinya bisa ku dengar dengan jelas.

" Mau tambah dua  jari lagi? " Tanya membuat ku menggelang keras. Tiga aja udah membuat ku kelejotan apalagi lima jari yang besar dan berurat itu.

" Lima jari biar dower lobangnya. " Sama aku menggelang tanpa tak mau. Ia tertawa kencang, " Takut banget punya kamu sampe dower. " Aku diam saat  ia memendamkan kepalanya Liang surga ku, kedua tangan ku ketekan kepalanya agar lumatan di memek ku semakin kuat. Yah aku takut jika punya ku sudah dower om Bram akan mencari lonte baru yang lebih sempit dari ku untuk ia puaskan hasrat seksualnya.

Jilat, kocokan yang semakin cepat tak mampu ku bendung lagi kenikmatan yang tiada tara ini membuat ku semakin mendesah tak karuan.

" Ahh ahh ahh ouchh enak banget om. Enak banget. Mau keluarrr" Saking nikmatnya dada ku menjulang ke atas meningkmati pelepasan yang akan keluar.

" Arghhh ahhh keluar sayangg. " Mendengar itu kocokan jarinyaa semakin kuat. Tak lama kemudian ia melepas jarinya dan keluar cairan squirting mencirpat mengenai badannya.

PLAK

" Ahh om. " Tamparan kuat mengenai memek ku. Hingga beberapa cairan putih keluar membuat memek ku berkedut.

" Nakal banget sampai kencing di muka om. Tante kamu nggak pernah nakal kayak gini. " Ujar lalu mengangkat pinggang ku tinggi agar sejajar dengannya kemudian ku rasakan lidahnya menyapu membersihkan cairan kental yang membuat ku mendesah lagi.

Om Bram menurunkan pinggang ku kembali, napas ku terengah-engah menatapnya yang sama juga sedang menatapku. Permaian yang belum seberapa ini sudah membuat ku hampir mati kehabisan napas apalagi sebentar lagi akan memasuki bagian intinya.

" Omm. " Pekik ku terpenjat kaget saat kedua kaki ku di paksa mengangkang lebar di depannya.

Beberapa kali ia memajukan penisnya dan memukul  beberapa kali ke arah memek ku membuat aku semakin basah.

SarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang