1K 150 12
                                    

Satu minggu telah berlalu semenjak kejadian di saat pelatihan perampokan.

Unit kepolisian tempat (name) bekerja telah membuat laporan detail tentang perampok gadungan dan memutuskan untuk memenjarakan mereka.

Sebelumnya, Agil juga telah membuat laporan tentang 'geng kriminal baru utusan maestro' yang telah diceritakan oleh (name) seminggu yang lalu.

Dan hari ini, para atasan menyatakan bahwa tak ada agenda yang perlu dilakukan hari ini, yang mengartikan bahwa hari ini mereka bisa bersantai.
bagi (name), bekerja disaat tak ada pekerjaan yang perlu dilakukan adalah salah satu kebahagiaan. Dan hari ini, (name) hanya sedang ingin benar benar bersantai.

Ia mengambil kunci mobil polisi nya dan menuju ke parkiran di basement. Di parkiran, dia bertemu dengan bawahannya yang dulu sempat tertembak oleh perampok gadungan.

"halo kak (name)!" ucap perempuan itu, disertai senyuman. Dia bawahan (name) yang baru saja menjadi polisi selama 3 minggu, biasa di panggil Sena.

"ah.. halo juga Sena, udah lama deh ga liat kamu. Apa kabar?? gimana luka tembak mu? sudah membaik?"

'aku udah membaik kokk, gimana dengan kak (namee)?? pa kabarr?'

"baik kok senaa.. oh iya kamu ngapain nii disini? kenapa engga di lobby ajaa?"

"anuu... lagi mau nyari kak Agil hehe."

Sebuah fakta bahwa Sena menyukai Agil semenjak pertama kali Sena mengikuti kepolisian, jatuhnya kaya cinta pandangan pertama.

Dan (name) sudah mengetahui fakta itu. Ia selalu men-support Sena untuk mendekati Agil, walau sudah berapa kali Agil menolak.

Jika bisa diberi tahu, Agil tak bisa menjadi se-ramah (name), bahkan tak bisa akrab dengan perempuan manapun. Terkecuali (name) saja.

Mengapa harus (name) saja? Agil dan (name) sebenarnya sudah saling kenal semenjak mereka masih kuliah. Kendati sudah saling kenal cukup lama, Agil tak pernah tau tentang latar belakang (name) karna ia menolak memberi tahunya.

"oalah.., tapi seingetku Agil lagi di ruang interogasi tuh. Bareng atasan lainnya."

"hm.. gitu yaa, makasih ya kak info nya!" kata Sena, sembari memberikan love dengan jari jarinya ke (name), dan diberi senyum oleh (name).

(name) kini berjalan ke arah mobil nya dan menaikinya, lalu memasang mesin dan keluar dari parkiran.

di perjalanan, (name) masih tak bisa menentukan tujuan nya bersantai. Namun tiba tiba ia terpikir akan suatu hal, ia ingin ke pantai tol kiri lagi.

segera ia bergegas ke pantai itu. Ditengah perjalanannya, ia melewati beberapa rombongan mobil sport hitam.

Merasakan akan hal yang kurang mengenakkan, (name) langsung menaikkan gigi ke gigi 4 dan melajukan mobil.

Tak disangka bahwa mobil mobil sport yang ia lewati tadi dapat menyusul kecepatan mobilnya, dan terlihat seperti ingin mengejar mobilnya.

Dengan santai-nya, (name) mengambil rokok lalu menyesapnya, kemudian memasang lagu favorit nya di mobil.

Kembali ia fokus menyetir, dan menatap kaca spion yang memperlihatkan mobil mobil sport yang masih mengejarnya. Langsung saja ia menaikkan ke gigi 5 dan mulai bergegas ke arah jalan Paletto.

ー 𝐍𝐚𝐯𝐞𝐫𝐢𝐥𝐜𝐡「東京 VERSE」 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang