08

967 74 2
                                    

...

"besok aku akan pergi ke iksan"

"untuk apa jihoon?"

"Ada pekerjaan yang harus aku tangani disana, jadi mau tak mau aku harus pergi"

"berapa lama kamu disana?" Tanya kakaknya

"Mungkin 2 minggu, atau bahkan bisa lebih"

Rose menatap sang adik khawatir, ia takut terjadi apa apa dengannya jika dibiarkan pergi sendirian lagi.

"Tidak perlu khawatir, aku akan menjaga diriku dengan baik" ucap jihoon saat melihat sang kakak yang terlihat sangat khawatirkan nya.

"baiklah, tapi kamu harus terus mengabari kakak!"

"iya, "

Setelah itu jihoon pergi ke kamarnya untuk merapikan dan memasukkan barang yang akan di bawa, dan rose juga turut membantunha.

"bunda, aku mau ice-cream"

Kedua orang yang tengah berbenah jrh menoleh bersamaan kearah seorang anak kecil yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"sebentar ya sayang, bunda lagi bantu beresin barang nya om jihoon dulu"

"om jiun mau kemana? kenapa bawa itu.." tanya nya sembari menunjuk koper yang berada di samping ranjang.

"mau kerja dong"

"kerja dimanaa? terus kerjanya lama gaa? Nanti gak bisa main sama rara lagi dong.."

Jihoon menghampiri keponakannha, lalu membawanya kedalam gendongan nya.

"jangan cemberut dong, nanti cantiknya hilang.. Rami mau apa? nanti om beliin deh"

"aku maunya om jangan pergi.."

"loh om kan kerja biar dapet uang yang banyak, supaya nanti bisa beliin rami mainan. Kalo om gak kerja nanti gabisa ngajak rami ke taman bermain lagi dong"

Rami menundukkan kepalanya sembari memainkan dasi jihoon, sebenarnya ia tidak mau jika om nya itu pergi karena nanti tidak ada teman bermain..

Jihoon juga sebenarnya tidak mau pergi, tapi karena pekerjaan ini membutuhkan kehadirannya, jadi harus pergi. Jika boleh memilih, jihoon akan tetap berada di rumah dan bermain bersama keponakan nya dari pada harus pergi kesana.

"yaudah deh.. om boleh pergi, tapi nanti pulangnya beliin aku boneka yang besar, ya?"

"Oke, princess.."































Hyunsuk berlarian menuju unit apartemen nya yang berada di lantai 20 karena tadi mashiho menelpon jika jeongwoo menangis.

Sesampainya di unitnya hyunsuk langsung menekan pin, dan masuk kedalam. Ia berlari menuju ruang tamu, dan melihat jeongwoo yang tengah menangis di dalam dekapan mashiho.

"ada apa shio?" Tanya nya khawatir.

"berantem sama ruto, terus ruto gak sengaja mukul kepala jeongwoo pake mobil mobilan"

Hyunsuk mendekat pada mashiho, dan langsung mengambil jeongwoo dalam gendongannya. Ia mengusap pelan kepala anaknya yang terlihat sedikit benjol, dan membiru.

"lalu dimana junghwan dan haruto?"

"Asahi mengajak mereka pergi ke taman, tadi jeje juga diajak tapi dia tidak mau"

"sakit mama.." keluh jeongwoo.

"maafin ruto ya, nanti mommy cio cubit tangannya"

H

yunsuk mendudukan jeongwoo di sofa, lalu ia pergi ke dapur untuk membuatkan jeongwoo susu dan minuman serta camilan untuk mashiho juga.

Setelah selesai, hyunsuk kembali lagi menuju ruang tamanu dengan membawa nampan ditangannya, lalu menaruhnya di atas meja.

"minum dulu, shiho"

"terima kasih"

Hyunsuk duduk di samping mashiho, lalu membawa jeongwoo ke dalam pangkuannya.

"lusa aku bakal pulang ke iksan, tadi mami telpon dan bilang kalo dia pengen ketemu sama cucunya" kata hyunsuk

"oh ya? bagus dong"

"tapi kalo aku pergi, nanti cafe ga ada yang mantau"

"kalo itu kamu tenang aja, kan ada aku disini. Jadi kamu pergi aja.."

Hyunsuk menatap mashiho, ia merasa tidak enak jika meminta bantuannya terus menerus.

"tapi shiho.. aku takut ngerepotin kamu"

"ih kaya sama siapa aja deh, gpp beneran! Aku malah seneng karena bisa bantu kamu."

"makasih banyak yaa, nanti aku beliin kamu sesuatu dehh"

"boleh request ga si? aku maunya mercedes benz c200, haha"

"kalo itu ngelunjak namanya"

Papa - hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang