Cerita Eric

28 6 1
                                    

Setelah puas berbincang di mini market Eric mengajak Sunwoo untuk pergi ke rumahnya. Mengetahui jika temannya itu tak punya tempat untuk beristirahat Eric menyuruhnya tinggal di tempatnya dulu untuk sementara waktu (selamanya juga boleh katanya).

Sunwoo menerima tawaran itu karena semuanya yang terlalu mendadak terjadi membuat kehidupan Sunwoo berantakan. Bersama Eric ia ingin kembali menatanya. Hasil berbicara pada Eric ternyata membuahkan keinginan dalam hati Sunwoo untuk tetap hidup.

Mungkin memang selama ini Sunwoo hidup dengan orang-orang yang salah, bukan yang cocok untuknya sampai pemuda itu lebih banyak merasa menderita. Ia ingin mencoba untuk hidup sendiri, mencari kebahagiaannya sendiri. Menunggu seseorang untuk memberikan kebahagian sepertinya akan menjengkelkan. Berharap pada manusia terkadang bisa jadi sebuah kesalahan.

Sunwoo cukup terkejut ketika dirinya masuk kedalam rumah Eric. Sebenarnya tak ada yang berubah dari sana. Cat dan bentuk rumahnya masih sama persis seperti yang pernah ia lihat dulu. Ia mengenal Eric sebagai orang yang menjaga kerapihan dan kebersihan, dulu ia tak pernah menemukan sampah dan pakaian kotor berserakan dirumahnya. Ia selalu menemukan isi rumahnya semua tertata rapi namun berbeda dengan sekarang. Lebih pada kebalikannya.

Ini sebuah perubahan yang tak pernah disangka oleh Sunwoo tapi ia tak bilang apa-apa pada Eric soal itu. Mungkin Eric juga sudah malu sehingga ketika masuk kerumah dia langsung memunguti baju kotornya dan sampah lalu menyimpannya pada tempatnya. Sedangkan Sunwoo ke dapur untuk memasak mie instan. Di dapur tak kalah berantakannya, bahkan banyak piring kotor yang belum dicuci. Sunwoo menghela napasnya, meskipun sebenarnya malas juga tapi Sunwoo ingin beres-beres didapur ini.

Setelah dapurnya sudah bersih, Sunwoo langsung memasak mie instan. Ia memasak dua bungkus dan disatukan dalam satu panci, ia juga menambahkan dua telur dan daun bawang sebagai pelengkapnya. Sunwoo tersenyum puas ketika mencium wangi dari kuah mie instan ini. Ia ingin segera mencicipinya. Kompor sudah dimatikan, ia mengumpulkan plastik kemasan dari bahan makanan yang tadi sudah ia pakai untuk dibuang. Sebelum memasukannya ketempat sampah Sunwoo terdiam ketika melihat banyaknya butiran obat di dalam tempat sampah itu.

Sunwoo mendongkak untuk melihat Eric yang sedang menyiapkan beberapa alat makan untuk mereka pakai. Semuanya ia tata dengan rapi diatas meja makan. Apa Eric sakit? Ah seingat Sunwoo, dia memang sulit tidur di malam hari, mungkin itu memang obat tidur. Akhirnya Sunwoo pun memasukan sampah yang ada ditangannya.

Lalu tanpa memperdulikannya Sunwoo membawa panci berisi mie kesukaan mereka ke meja makan. "Sudah siap!" Serunya.

Mereka makan tanpa berbicara, hanya suara khas menyeruput mie yang terdengar diantara mereka. Mata Sunwoo mengitari kesetiap penjuru ruangan, Benar-benar tak ada yang berubah disini. Rasanya seperti pulang, karena dulu Sunwoo lebih sering diam di rumah ini dari pada di Panti Asuhan. Sunwoo kembali menoleh pada Eric setelah mendengarnya batuk. Cepat-cepat Sunwoo memberikan gelasnya yang masih penuh dengan air karena milik Eric sudah habis. Dia menerimanya dan langsung meminumnya sampai habis.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sunwoo.

"Ya. Ah, aku sangat menikmatinya." Ujar Eric sembari meletakan sumpitnya. Sepertinya dia sudah selesai makan. Karena Sunwoo masih lapar ia kembali memakannya bahkan mencoba menghabiskan mie dalam panci itu.

"Kenapa?" Sunwoo kembali bertanya, mengetahui jika Eric sedari tadi memperhatikannya. Ia mengelap bibirnya yang basah.

"Aku ingin jujur padamu." Jawab Eric.

"Soal?"

"Orang tuaku. Meskipun pasti tak penting untukmu tapi-"

"Penting. Jadi apa?"

Sunwoo, Laut Dan Segala KehilangannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang