Eric dan Keinginannya

41 2 0
                                    

Disarankan menyiapkan gorengan karena mungkin chapter ini akan terasa sedikit sedih.

***

Perut mereka yang sudah kenyang membuat keduanya mengantuk. Setelah membasuh diri dengan mandi kedua teman itu berbaring di tempat tidur Eric yang tidak begitu besar namun masih cukup digunakan untuk dua orang.

Sebenarnya ada dua kamar kosong lagi dirumah ini namun Sunwoo ingin tidur bersama Eric dikamarnya. Ia hanya ingin kembali mengenang kenanangan yang pernah mereka ciptakan dulu. Sunwoo ingin melakukannya kembali, menghabiskan waktu bersama orang yang ia sukai.

Jika ruangan lain dirumah ini terasa hampa karena hanya ada barang-barang rumahan biasa berbeda dengan kamar Eric yang sangat padat. Seolah pemuda itu menyimpan dunianya disana. Dinding berwarna putih itu dia tempeli beberapa poster penyanyi kesukaanya, foto-foto yang Sunwoo yakini hasil kameranya sendiri, beberapa puisi atau bahkan quotes yang ia sukai juga tertempel disana.

Buku-buku bacaannya berjajar rapi di rak khusus buku koleksinya, meja belajarnya begitu berantakan oleh kertas-kertas yang tak Sunwoo tahu isinya, laptopnya tertutup rapat dan ada buku yang terbuka disana seolah Eric sempat membacanya. Lampu belajarnya pun masih menyala.

"Kau kuliah?" Tanya Eric.

"Iya, sambil kerja part time juga. Setelah bisnis Ayah tiriku yang bankrut aku harus kerja. Disana aku sibuk sekali." Jawab Sunwoo.

Kemudian mereka kembali terdiam, sama-sama memandangi langit-langit kamar Eric, lampunya perlahan meredup sepertinya mereka harus segera menggantinya sebelum benar-benar mati. Namun diantara kedua pemuda itu tak ada yang bergerak.

"Sunwoo, jika kau bisa memilih. Kau ingin mati dengan cara apa?" Eric kembali bertanya dan untuk yang satu ini tak tahu mengapa tapi cukup membuat Sunwoo bangun, menatap sinis temannya itu yang masih berbaring disampingnya.

"Bisakah kau berhenti mengatakan kata 'mati' itu? Maksudmu apa? Apa kau ingin menyindirku yang tadi sempat ingin mati dengan ditabrak mobil? Apa itu lelucon bagimu?" Cerca Sunwoo.

Eric menatap temannya itu, "Bukan begitu." Ujarnya sembari bergerak memunggungi Sunwoo.

"Kalau aku, aku ingin mati di laut. Kau tahu aku suka makanan seafood. Aku suka keindahan didalamnya, bagaimana beragam ikan berenang kesana-kemari dengan corak yang mereka miliki sendiri. Berada didalam air selalu membuatku tenang. Jika aku tenggelam disana mungkin nanti aku bisa bertemu dengan paus, lalu aku diajak jalan-jalan mengelilingi luasnya laut. Aku ingin melihat hal-hal yang aku sukai sebelum aku benar-benar tidak hidup lagi."

"Tapi katanya mati dengan cara tenggelam itu lebih menyakitkan." Balas Sunwoo pelan.

"Semua sama menyakitkannya."

Sunwoo kembali berbaring, matanya kembali tertuju pada lampu redup itu.

"Aku boleh mati dimana saja, asalkan tidak sendiri. Kupikir rasanya akan lebih menyakitkan."

Sesaat mereka kembali terdiam sebelum Eric mulai bersuara lagi, seolah tadi dia sedang memikirkan ucapan Sunwoo. "Kau benar juga."

"Kau tahu film Broker? IU juga ikut main disana." Tambah Eric.

"Tidak."

"Menontonnya membuatku teringat padamu. Meskipun sebenarnya itu tentang anak yang akan dijual tapi ada dialog yang ingin aku katakan juga padamu."

Sunwoo, Laut Dan Segala KehilangannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang