1️⃣

161 39 13
                                    

Sebuah pesta diselenggarakan di sebuah hotel ternama. Banyak nya orang yang menghadiri pesta tersebut membuat marva menatap lalu lalang manusia dengan jengah.

Marva sebenarnya tak ingin hadir namun mengingat pesta ini diselenggarakan oleh temannya mau tak mau marva harus datang menghadiri.

Marva menatap sekitar tanpa minat, helaan nafas terus keluar dari celah bibir nya. Tadi, setelah menyapa temannya dan mengucapkan selamat atas pertunangan nya ia langsung duduk dikursi yang disediakan.

Banyak orang yang mengajak nya mengobrol, hanya saja marva membalas nya dengan acuh. Hingga beberapa orang merasa canggung dan meninggalkan marva seorang diri.

Beberapa omega juga kerap kali mendekati nya namun lagi-lagi marva bersikap acuh.

Marva itu tampan perawakan nya yang tinggi dengan tubuh kekar yang terbalut dalam kemeja berwana navy tentu membuat beberapa omega yang hadir disana tertarik.

Banyak yang salah mengira mengganggap marva seorang alpha nyatanya marva hanyalah Beta biasa, tak memiliki kemampuan khusus selain ketampanan dan kesuksesan nya.

Mau seberapa banyak feromon yang terpapar untuk menggoda pada akhirnya itu tak mempengaruhi nya.

Dirinya tak bisa mencium feromon seperti alpha maupun omega. Jadi tak ada gunanya mengeluarkan feromon di sekitarnya.

Marva mengeluarkan bungkus rokok dari dalam saku kemeja nya. Menariknya satu lalu diselipkan di celah bibir nya.

Marva kembali merongoh saku kemejanya mencari korek api untuk membakar ujung rokok nya. Tapi, sialnya ia tak menemukan nya mencoba mencari di saku celananya tapi tak jua mendapatkan apa yang ia cari.

Marva berdecih pelan, berniat mengambil rokok yang terselip dibibir nya kembali namun sebuah tangan dengan korek api yang menyala didepan wajah nya menghentikan nya.

Marva mendekatkan bibirnya yang masih terselip rokok miliknya, membakar ujung nya hingga mengeluarkan sedikit asap disana.

Tangan itu menjauh saat tau marva sudah tak membutuhkan nya. Marva mendongakkan kepalanya berniat mengucapkan terimakasih.

Namun saat mata keduanya bertemu marva terpaku. Sosok pria mungil yang berdiri didepan nya membuat marva terpesona.

Marva mengerjapkan matanya beberapa kali berharap yang ia lihat hanyalah ilusi. Akan tetapi tepukan dipundaknya menyadarkan nya.

"Om, you're okay, right?" Tanya nya dengan suara halusnya.

Marva terkesiap, suara pria mungil tersebut sangat manis dan sexy. Membuat darahnya mendidih dan memompa detak jantungnya semakin kencang.

"Hei, om!"

Marva tersentak, reflek tangannya menjauhkan rokok yang entah sejak kapan sudah berada ditangan nya.

"Eh.. em, ya?" Ucap marva tergagap.

"Aku tanya, om baik-baik aja kan?"

Marva menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis kearah pemuda tersebut.

"Maaf, tadi aku gak fokus pas liat wajah kamu" ucap marva masih dengan senyuman dibibir nya.

Pemuda tersebut mengernyitkan dahinya merasa bingung akan ucapan pria didepan nya.

"Emang, ada apa dengan wajah ku?" Tanyanya, seraya meraba wajahnya nya.

Marva terkekeh sejenak.

"Kamu cantik"

Pemuda mungil yang mendengarkan lontaran dari pria dewasa didepan nya lantas memerah malu, mengulum bibirnya guna Menahan senyuman yang mungkin akan keluar dari bibir nya.

My beautiful omegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang