4. Sakit

365 44 7
                                    

Sesampainya mereka di UKS, Ahyeon masih saja menangis histeris tanpa memperdulikan sekitarnya. Memang yang ia rasakan adalah rasa takut yang amat sangat mendalam.

Rami lalu mendudukkan tubuh Ahyeon di brankar tepat dengan menyandarkan badannya yang brankar itu sudah dinaikkan sandarannya.

"Ahyeon... Ahyeon ini gue, Rami. Tenang, ya?" Ucap Rami seraya menenangkan Ahyeon dengan mengelus tangannya.

"Ram... Hiks!! Gue minta maaf ngerepotin lo... Hiks..." Isak Ahyeon sambil menatap Rami.

Rami yang mendengar penuturan Ahyeon hanya geleng-geleng.

"Kaga! Lo ga repotin gue! Lo tenang ya? Dokter Yerin bakal obatin lo!" Pinta Rami yang menggengam tangan Ahyeon agar tenang.

Dokter sekolah yang bernama Yerin yang dimaksud Rami itu lalu mendekat ke arah Ahyeon tepat di hadapan Rami sambil membawa kotak P3K dengan maksud untuk mengobati luka yang ada di kepala Ahyeon.

Memang fasilitas sekolah Ahyeon dan Rami juga dilengkapi dengan tenaga medis yang memadahi.

Kini di ruang UKS memang ada Ahyeon, Rami, Jimin, dan Yerin Sang Dokter. Sisanya sedang berada di luar bermaksud guna agar tak membuat kegaduhan di ruang UKS.

Setelah diperiksa oleh Yerin ternyata luka itu terdapat di bagian jidat Ahyeon hampir ke arah pelipis kanannya.

"Ahyeon? Tenang ya? Saya obatin luka kamu." Ucap Yerin seraya menyeka rambut Ahyeon dan ia sangkutkan ke daun telinga gadis yang sedang menangis itu.

Rami yang berusaha menenangkan Ahyeon kini mengelus-elus rambut Ahyeon dengan lembut dan tak lupa juga memberikan beberapa kalimat semangat secara berbisik.

"Lo tenang ya? Gue di sini sama lo! Gue sahabat lo! Lo ga akan kenapa-napa!" Bisiknya seraya tersenyum ke arah Ahyeon.

Berat memang rasanya bagi Rami mengatakan 'status' mereka. Namun suasana saat ini sangatlah genting!

Ahyeon yang memang masih menangis menguatkan cengkraman tangannya yang memang daritadi ai juga menggenggam tangan Rami. Sungguh Rami merasakan tangan Ahyeon sedikit bergetar.

Rami tau bahwa Ahyeon sedang tremor.

"Ram..." Kini Ahyeon mengarahkan pandangannya ke Rami dengan suara yang begitu bergemetar.

Sontak Rami merespon demikian dengan mengangkat kedua alisnya.

"Chiqi..."

Dengan suara lirih serta matanya yang sembab, Ahyeon menyempatkan mencari seseorang yang kemungkinan dapat menenangkannya sekarang.

Chiquita.

Rami paham akan hal itu dan tersenyum tipis.

"Iya gue panggil ya?"

Rami yang tepat bersebelahan dengan Jimin yang tengah berdiri di samping brankar kini mengalihkan pandangannya ke Jimin.

"Telpon Chiqi suruh ke sini."

Perintah Rami dituruti oleh Jimin dengan anggukan kepala. Jimin lalu keluar ruang UKS untuk menelpon Chiquita.

"Ram... Chiqi, Ram...." Lirih Ahyeon dengan isakannya yang belum tenang. Tentu membuat Rami panik namun ia juga harus tenang.

Yerin juga sudah selesai mengobati luka Ahyeon. Dan juga Yerin membantu Rami untuk menenangkan Ahyeon dengan mengelus tangannya lembut.

"Kamu tenang ya? Inget hal baik, okay?" Tutur Yerin namun Ahyeon masih saja menangis terisak.

"Rami? Ini kenapa bisa kayak gini ya?" Kini Yerin bertanya ke Rami.

"Hmm.. Saya gatau, dok. Tadi tuh..." Ucap Rami seraya menjelaskan apa yang terjadi dari sudut pandangnya.

Rami : AugustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang