BOCAH KEMATIAN

688 60 21
                                    

Kicauan burung menyambut pagi yang baru. Zhan membuka jendela lebar-lebar dan menghirup udara dalam-dalam sembari berdoa dalam hati. Semoga hari ini adalah hari keberuntungannya.

Melanjutkan aktivitas pagi, Zhan menjemur selimut dan handuk di dekat jendela kamar kosan sempitnya yang hanya terdiri dari satu ruangan dan kamar mandi yang dihalangi tirai.

Zhan cukup bersyukur mendapatkan kosan murah, dibandingkan dia harus tidur di jalanan setelah rumah yang selama ini dia tinggali beserta seluruh aset milik neneknya dikuasai oleh pamannya.

Dia msih merasa beruntung, setidaknya dia masih memiliki tabungan untuk bertahan selama belum mendapatkan pekerjaan sampai akhir bulan ini. Kuliah? Dia sudah tak lagi memikirkan hal itu. Tetap melanjutkan hidup menjadi prioritas utamanya saat ini.

Zhan terlihat tengah bersiap, hari ini dia akan pergi mengunjungi kediaman kerabat dari Profesor Yizhao, kakak Jilli yang merekomendasikan dirinya untuk bekerja menjadi pengasuh balita. Zhan sempat ragu karena dia takut tak mampu, tetapi setelah dijelaskan dan diiming-imingi gaji besar plus gratis tempat tinggal dan makan, akhirnya Zhan memberanikan diri untuk mencoba.

Setelah bertukar nomor, akhirnya kerabat Profesor Yizhao itu menghubungi Zhan, dan mengirimkan alamat apartemen miliknya.

Dan di sinilah Zhan berada kini, di salah satu apartemen mewah yang berada di tengah kota. Memasuki lobi utama dan memberitahukan maksud dan tujuannya kepada resepsionis akhirnya Zhan diberitahukan untuk menaiki lift menuju lantai 23.

Pintu lift terbuka menampilkan koridor panjang yang tampak sepi, dan pintu di ujung lorong adalah tujuannya. Zhan mengetuk pintu beberapa kali dan akhirnya pintu terbuka menampilkan wajah yang tak asing.

"Selamat pagi, aku Zhan. Profesor Yizhao yang memintaku untuk datang dan menemui, Tuan."

"Haloo Zhan, aku Haikuan, panggil aku Kuan Gege saja. Ayo! Masuk dulu."

Sebenarnya Zhan sempat terkejut saat tuan rumah itu membuka pintu, siapa yang tak kenal Profesor Haikuan, profesor tampan idola wanita yang sampai saat ini belum memiliki kekasih di usianya yang sudah cukup matang. Dan yang lebih membuatnya kaget saat ini, ternyata dia telah memiliki seorang anak, entah siapa ibu dari anak tersebut. Pantas Profesor Yizhao tidak memberitahukan siapa yang akan mempekerjakannya. Ini sepertinya mereka rahasiakan.

"Silkan duduk di mana pun yang kau suka. Maaf jika agak berantakan."

Agak?

Zhan saat ini berjalan hati-hati kakinya berjinjit menghindari mainan yang berhamburan di lantai agar tidak terinjak.

"Ah, kau bisa duduk di sana, di sofa itu." Sembari menunjuk dan langsung meninggalkan Zhan.

Zhan memperhatikan ruangan bernuansa biru muda itu, hampir seluruh barang tidak berada di tempatnya.

"Apa ada gempa bumi kah sebelum ini?"

Suara teriakan mendadak terdengar membuyarkan lamunan Zhan, saat Kuan melintasi ruang tengah.

"Apa yang kau lakukan! Ribut terus!" Diikuti suara tangisan bocah.

Di hadapan Zhan kini seorang balita berusia sekitar satu tahun yang beberapa saat yang lalu tengah menangis itu tiba-tiba mendadak diam, memperhatikannya dengan saksama.

Dia duduk di karpet bulu berjarak hanya 2 meter darinya. Air mata masih tampak mengalir di kedua pipi gembul kemerahan, tampak begitu menggemaskan. Zhan sudah tak sabar ingin mencubit pipinya. Tetapi dia urungkan.

Entah hanya perasaanya saja atau memang benar, Zhan merasa balita itu saat ini seperti sedang men-scan dirinya dari atas sampai bawah berkali-kali. Tak lupa salah satu alisnya terangkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE BABY & CUTE NANNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang