Panitia Pengenalan Kampus

17 0 0
                                    

Libur semester genap masih berlangsung, keramaian kampus terhenti sejenak dan menyisakan lengang. Namun beberapa motor dan mobil melewati kampus keluar dan masuk. Mahasiswa-mahasiswi akhir menggelar laptop dan tikar, kopi dan makanan kecil mereka sudah hampir habis tapi paragraf skripsi di laptopnya tidak bertambah sama sekali. Deru motor jenis naked bike membelah jalan dengan cepat, si pengendara fokus dengan jalan didepannya, tapi tidak dengan orang di belakangnya yang teriakannya menyaingi suara motor dan mobil yang mereka salip. Motor yang berjalan dengan serampangan ini masuk ke portal fakultas pertanian dan melaju ke kawasan sekretarian himpunan dan ukm fakultas pertanian. Deru motor terhenti di depan sekretariat bem fakultas, tapi tidak dengan teriakan rekannya.

"Anjir Jo! Suara lu ngalahin suara orasi gubernur bem sumpah."

Orang yang disebut Jo, menghentikan teriakannya dan membuka matanya yang sejak tadi tertutup. Ekspresi bingung dan kosong seperti biasa menghiasi wajahnya, hingga otaknya mulai bereaksi dan sadar. "Ya salah lu ya, Hartanto! Naek motor dah kaya diburon debt collector. Gue kan dah bilang, tidur lu tuh jangan malem, pasang alarm yang kenceng kaya 'let's kill this love' tuh intronya mantep buat bangunin sekosan!"

"Iya iyaa... kan tadi pagi lu denger alarm gue kan? Kurang kenceng apalagi coba?"

"Iya gila, alarm lu dah kaya mars suporter bola. Kirain tadi bobotoh lewat depan kosan. Anehnya lu kok masih ngga bangun, gue dah mempersiapkan diri buat kemungkinan buruk btw."

"Diem ga? Kita telat rapat ya, auto bayar denda."

"Salah siapa?" Tantang Jojo menyerahkan helm ke Travis.

"Gue, salah gue. Belum puas juga? Sini gue yang bayarin denda lu dah." Dua sekawan yang menarik perhatian mahasiswa di sekretariat berjalan dengan tangan Travis merangkul bahu lebar Jojo. Pemandangan yang aneh bagi yang pertama kali melihatnya, tapi begitulah mereka.

Jojo tersenyum dengan mata serigalanya yang berbinar mendengar dendanya dibayarkan. "Hehehe... gitu dong, sebenernya belum puas sih soalnya lu bawa motor kaya ghost rider versi program beta, kurang susu coklat aja sogokannya. Gas janji jiwa ngga sih?"

Kekurang ajaran Jojo mendapatkan ganjaran instan berupa toyoran 'sayang' di kepalanya. "Mikir pake otak ipk 3.9 lu, yang ada tekor di gue." Tawa Jojo berderai setelahnya dengan tangan yang mengusap lembut kepala yang terkena toyoran Travis. 

Langkah mereka terhenti di pintu ruangan yang sedikit terbuka, samar-sama mereka bisa mendengar suara beberapa orang seperti sedang diskusi. Wajar saja, mereka terlambat lebih dari 30 menit waktu rapat dimulai. Aksi saling dorong terjadi di pintu sebelum pintu terbuka menampakan sosok lain. Travis yang sedang mendorong Jojo membeku dan menengadah, Jojo memasang wajah melongonya kembali. Nampaklah oleh mereka sosok lelaki tinggi dengan rambut panjangnya.

"Kaget gue, Wawan! Kirain lu Bang Jun." Bisik Jojo menetralkan kembali jantungnya yang bertalu. Travis diam saja, tapi tak dipungkiri bahwa dia juga sempat terkejut.

"Hehehe... kalian telat yaa? Gue mau ke kamar mandi nih, masuk aja gih ke ruangan. Ini jalan belakang kok, jadi yang liat paling moderator, sekretaris, sama ketua pelaksana aja yang di depan." Jawab Wawan yang sudah tak tahan ke kamar mandi, tapi langkahnya dihentikan oleh cengkraman Travis.

"Bang Jun bukan yang duduk depan kan?"

"Bukan, yang jadi moderator tuh Bang Jae. Ketua yang dipilih Bang Yudis, sekretarisnya bang Yohan. Lu pada mending masuk deh daripada wawancarain gue yang dah kebelet ke kamar mandi, sumpah."

Setelah Wawan pergi, dua sahabat masih mematung di depan pintu. Mereka tidak takut dengan orang yang duduk di depan, justru orang-orang paling lembut dan sabar adalah orang yang di depan. Tapi tidak dengan kemungkinan terburuk bertemu abang-abangnya yang lain. Karena Jojo yang tak kunjung masuk, akhirnya Travis yang memberanikan diri masuk lebih dulu diikuti Jojo yang memegang erat jaketnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Endless SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang