05: pernyataan Arteo

29 5 0
                                    

Hari ini, hari dimana Arteo mengenal Arrayan, dulu. Maksudnya, saat pertama Arteo bertemu Arrayan, tepat pada tanggal ini dan bulannya.

Maka dari itu, Arteo ingin menyatakan rasanya hari ini, tidak penting apa yang akan terjadi setelahnya, yang penting sekarang adalah, ia menyatakan rasanya pada Arrayan, bagaimanapun konsekuensinya nanti.

Ia tengah menggenggam seikat bunga mawar ditangannya, Arteo membuat bucket sendiri untuk ia berikan pada Arrayan pada saat ia menyatakan perasaannya, Arteo tidak tahu apakah Arrayan akan menerimanya atau tidak.

Ia memasuki ruangan presiden club, ruangan ini merupakan ruangan khusus murid-murid petinggi, atau bisa dibilang seperti, ketua OSIS, kapten basket, ketua PMR, ketua ke amanan dan sebagainya.

Dapat Arteo lihat, hanya Arrayan yang duduk manis disana, anak itu sedang bermain ponsel ditangannya, Arteo mendekatinya dengan bunga yang ia genggam dibelakang.

"Hai..., "sapa Arteo saat sudah berdiri tepat dihadapan Arrayan, membuat Arrayan berhenti memainkan ponselnya dan menyimpannya disaku.

"Ada apa? Terus kenapa tangan Lo dikebelakanganin? "Tanya Arrayan membuat Arteo menggeleng.

"Gue mau ngomong sesuatu sama Lo. "

"Sesuatu apa? Ngomong aja. "Ujar Arrayan yang siap dengan apa yang ingin Arteo bicarakan.

Arteo sedikit gugup sebelum ia mengucapkan kata yang ia ingin ucapkan, "Ray, gue tahu mungkin ini salah. Tapi, entah kenapa rasa ini hadir dihati gue semenjak kita SMP, dan itu yang bikin gue sekolah SMA disini, karena gue pengen ketemu sama Lo setiap harinya. "

"Terus? Intinya, "tanya Arrayan yang meminta Arteo to the point.

"Gue suka sama Lo, "satu kalimat dan empat kata yang membuat Arrayan mematung ditempat, suka? Apakah antara laki-laki dan laki-laki lainnya boleh menyukai dan saling mencintai? Rasanya itu hal tabu, sesuatu yang menurut Arrayan aneh.

"Lo suka sama gue? Heh, "Arrayan menyunggingkan senyuman kala mendengar pernyataan Arteo.

"Cinta, itu bukan mainan Arteo. "Ujar Arrayan membuat Arteo mengangguk paham.

"Gue tahu Ray. Gue sekarang lagi gak main-main. "Jawab Arteo yang paham apa yang ada dipikiran Arrayan saat ini, ia menyerahkan seikat bunga yang ia sudah ia siapkan.

"Gue mohon Lo terima ini. "Ujar Arteo yang mengulurkan tangannya, namun Arrayan menepisnya.

"Lo gak nyadar? Cinta Lo itu salah Teo, Lo bego atu gimana, si? Kita sama-sama cowok! Lo kira gue cewek?"tanya Arrayan meremehkan, lalu ia memojokkan Arteo pada dinding.

"Ray..., Lo mau ngapain?!"tanya Arteo panik saat Arrayan semakin menghimpit dirinya ke dinding, melihat bagaimana Arteo ketakutan, Arrayan tersenyum meremehkan.

"Kayaknya, Lo emang cowok gak normal, Lo takut cuman karena kayak gini? Cuman karena gue pojokin?"tanya Arrayan, membuat Arteo mendorong tubuh Arrayan.

"Ray, gue normal! Gue gak suka sama cowok lain, kecuali Lo!"teriak Arteo didepan wajah Arrayan, tepat didepan wajahnya.

"Lo kira gue cewek dengan lo suka sama gue?"tanya Arrayan membuat Arteo menggeleng.

"Lo cowok Ray, tapi gak tahu kenapa, gue suka sama Lo. Cinta gak Mandang gender, kan?"tanya Arteo membuat Arrayan lagi-lagi dibuat heran oleh anak itu.

"Oh, atau Lo kira Lo cewek?"tanya Arrayan memperhatikan tubuh Arteo dari atas sampai bawah.

"Tubuh Lo bagus juga, "ujar Arrayan.

Setelah itu, Arrayan kembali mendekati tubuh Arteo.

"Ini yang Lo mau?"tanya Arrayan yang memaksa tangannya masuk ke dalam seragam Arteo, membuat anak itu menggeleng kuat, bukan! Bukan ini yang Arteo inginkan.

Love for ArrayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang