09: menjemput Arteo

20 4 0
                                    

Arrayan yang uring-uringan berhenti karena mendengar ucapan Bundanya.

"Jemput dia, terus suruh dia nginep disini. "Usul Safa membuat mata Arrayan berbinar.

"Tapi, badan Arrayan lemes Bunda. "Jawab Arrayan membuat Bundanya memutar bola matanya.

"Buktiin kalau kamu emang sayang sama Arteo, jemput dia. "Ujar Safa membuat Arrayan bangkit dari tidurnya, ia mengambil handuk lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Arrayan melepas plaster penurun panas yang masih menempel pada keningnya, lalu meminjam lip balm milik sang Bunda, ia hanya tidak ingin terlihat sakit didepan Arteo.

"Bunda, Ray izin jemput Arteo, ya? "Arrayan pamit lalu mengecup pipi sang Bunda sebelum dirinya mengeluarkan mobil dari bagasi dan melajukan mobilnya menjauh.

"Padahal cuaca diluar kelihatan mendung, berarti kmu emang se-sayang itu sama Arteo, Bunda bakalan bantu kamu Ray, kalau bisa Bunda menentang Ayah kamu. "

•••••

Sebenarnya Arrayan tidak tahu lokasi rumah Arteo, tapi ia menelepon Miko, karena anak itu memiliki nomor Miko.

Dan sekarang ia tengah mengernyit heran, karena yang ia dengar bahwa Arteo tinggal diapartemen, tapi sekarang yang ia lihat adalah sebuah rumah yang lumayan besar.

Arrayan memencet bel, dan yang pertama ia lihat bukanlah Arteo, melainkan Gio.

"Arteonya ada? "Tanya Arrayan saat Gio berdiri tepat dihadapannya.

"Ada, bentar gue panggilan dulu, ok? "Ujar Gio kemudian menyuruh Arrayan masuk, namun anak itu menolak.

"Teo, didepan ada Arrayan. "Ucap Gio memasuki kamar Arteo, membuat anak itu mengernyit heran, mengapa Arrayan bisa sampai tahu rumah Gio.

"Ok, nanti gue ke bawah. "Arteo semakin dibuat heran, karena bukankah anak itu sedang sakit? Apa itu hanya alasan,.dan akal-akalan Arrayan agar dirinya datang ke rumah.

Arteo beranjak dari acara rebahannya, dan berjalan menuruni tangga.

Disaat ia keluar rumah, benar saja anak itu tengah berdiri menghadap pintu utama dengan senyuman yang terukir indah dibibirnya.

"Hai, aku mau jemput kamu. "Ujar Arrayan membuat Arteo menaikan sebelah alisnya, dan sejak kapan anak itu menggunakan bahasa aku-kamu?

"Ngapain jemput gue? "Tanya Arteo dengan nada tidak bersahabat.

"Mau ngajak kamu datang ke rumah. "Ujar Arrayan membuat Arteo menghela nafas lelah.

"Gue harus bilang berapa kali? Kalau gue gak mau, gue udah bilang kalau gue itu sibuk, kan? Gue gak bisa! Lo harus pulang, bentar lagi hujan. Dan buat hal itu, gue udah bilang kalau gue udah maafin Lo, jadi jangan Lo nampakin wajah Lo itu, "Arrayan tidak menjawab dengan rentetan ucapan Arteo yang dilontarkan untuknya.

"Aku, pengen kamu nginep. "Ujar Arrayan masih dengan nada lembutnya.

"Gue gak mau! Lo ngerti bahasa manusia gak si?! "Arteo mulai dibuat emosi oleh Arrayan.

"Teo, aku gak bisa tidur, mungkin kalau kamu nginep, aku bisa tidur. "Ucap Arrayan yang masih membujuk Arteo.

"Kenapa gue? Lo bisa tidur walau tanpa gue! Gak usah manja. "Ujar Arteo membuat Arrayan menghela nafas, lalu meraih tangan Arteo.

"Teo, aku mohon...., ikut sama aku, ya? Kamu nginep semalem aja, ok? Aku mohon. "Mohon Arrayan, sebenarnya Arteo tidak tega dengan Arrayan, ia merasakan suhu tubuh Arrayan yang hangat lewat tangan tersebut, ia merasakan tangan Arrayan yang terasa panas.

Love for ArrayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang