Seorang namja mungil tengah berbaring diatas tempat tidurnya. Bukan, dia tidak tidur. Lihatlah matanya, matanya memerah dan sedikit bengkak. Ya, namja tersebut tengah lelah menangis. Lelah? Ya lelah. Hampir setiap hari namja itu menangis. Entah karena kedua orang tuanya atau hyungnya. Intinya, pemuda tadi tengah lelah menangis karena keluarganya. Keluarganya terlalu pilih kasih dan tidak pernah memperhatikan anak bungsunya.
Seperti saat ini sudah sejak tadi sore ia menangis dan malam ini tepat jam 11 malam ia baru saja berhenti menangis. Mengingat kejadian tadi sore membuatnya ingin meneteskan air mata lagi.
======================
Baekhyun nama namja tersebut baru saja memasuki rumahnya pada jam 6 sore. Kedua orang tuanya -Appa dan Eommanya tengah menonton tv diruang tengah rumahnya begitu juga dengan Jongdae -hyungnya.
Begitu melewati ruang tengah itu,
"Dari mana saja kau?" interupsi Appa Baekhyun dan menghentikan langkah Baekhyun.
Belum sempat dijawab Eomma Baekhyun juga memarahinya.
"Anak sepertimu taunya hanya bermain saja. Lihatlah Jongdae hyungmu dia sangat pintar, meskipun kau juga pintar tapi Jongdae bisa lebih. Contohlah hyungmu, dia anak yang baik tidak sepertimu. Meskipun otakmu sedikit pintar tapi lihatlah penampilanmu. Seperti berandalan. Aku menyesal telah melahirkanmu".
Lelehan air bening telah mendarat dikedua pipi Baekhyun. Sudah tidak tahan ia menahannya lagi mendengar ucapan Eommanya kepadanya. Belum juga Jongdae hyungnya.
"Kau bisanya hanya mempermalukan keluarga saja".
"Maafkan aku". Gumam Baekhyun lalu berjalan menuju kekamarnya.
========================
Baekhyun bangkit dari tidurnya dan berjalan kearah lemarinya. Membukanya dan mengambil sebuah amplop berwarna coklat yang didepannya terdapat nama sebuah Rumah Sakit. Perlahan Baekhyun membuka amplop itu dan membacanya kembali.
"Sebentar lagi aku tidak akan mempermalukan keluarga lagi Appa, Eomma, Hyung". Gumam Baekhyun.
Pagi tiba. seperti pagi-pagi biasanya ia sarapan dan segera berangkat kesekolah. Baru saja keluar dari pintu seorang namja sudah ada didepan rumahnya duduk diatas motor besarnya dan menatap Baekhyun.
"Chanyeollie?" gumam Baekhyun bingung. Dengan langkah kecil Baekhyun menghampiri Chanyeol -yang sudah menjadi kekasihnya sejak 1 bulan yang lalu.
"Chanyeollie kenapa ada disini?" tanya Baekhyun yang masih bingung dengan kedatangan kekasihnya ini.
"Untuk menjemputmu, tentu saja". "Ayo". Lanjut Chanyeol. Dengan segera Baekhyun menaiki motor Chanyeol.
Tak mereka ketahui, Jongdae -hyung Baekhyun tengah berdiri didepan pintu rumahnya dan mengawasi mereka.
"Cih. Anak itu punya teman juga rupanya". Gumam Jongdae.
...............................
Chanyeol dan Baekhyun telah sampai disekolahannya dan tengah duduk dibangku mereka berdua. Wajah Baekhyun nampak pucat.
"Baekkie" panggil Chanyeol.
"Nde Yeollie?"
"Apa, kau sudah bilang ke keluargamu?"
"Belum". Jawab Baekhyun lemas dan menggelengkan sedikit kepanya.
"Wae? Apa keluargamu tidak merasa aneh dengan wajahmu yang setiap hari semakin terlihat pucat chagi?" tanya Chanyeol lagi.