Chapter 3: Wind Wolf Town

3 0 0
                                    

Kota tempat mereka berada disebut Kota Serigala Angin. Baik suku monster maupun suku roh keduanya memiliki keberadaan yang sangat kuat, setidaknya itu yang Tang San dengar dari perkataan induk babi. Dan manusia adalah budak yang paling rendah di dunia ini.

Anak-anak ini dibesarkan secara serempak, kemudian menerima pendidikan perbudakan, setelah itu menjadi budak para bangsawan. Sederhananya, meskipun para budak ini adalah properti Master Serigala Angin di Kota Wind Wolf, mereka tetaplah yang paling tidak berharga.

Terdapat banyak manusia di benua ini. Dari perkataan Induk Babi, kelebihan yang dimiliki manusia hanyalah kesuburan mereka. Kesuburan kedua ras peri relatif buruk, yang menjadikan itu landasan kelangsungan hidup manusia.

Kekurangan manusia di dunia ini adalah mereka terlalu lemah. Di mata monster dan roh, manusia bahkan tidak bisa melakukan kerja keras. Namun manusia lebih pintar dibandingkan ras budak lainnya, dan dapat melakukan beberapa tugas yang lebih rumit. Alasan lainnya adalah bagi beberapa monster dan roh, manusia memiliki kulit dan daging yang lebih halus, yang merupakan sumber makanan yang lebih baik.

Budak, makanan...

Apakah tidak ada yang lebih memprihatikan dan memilukan dari pada ini?

Tang San hanya bisa menghibur dirinya sendiri dalam diam, bagaimanapun ini sangat menyengsarakan, dia harap ada perubahan baik bagi umat manusia di masa depan. Namun yang lebih Tang San khawatirkan sekarang adalah di mana istrinya akan bereinkarnasi, dan apakah dia akan sama sengsaranya dengan dirinya!

'Aku harus mengakui bahwa susu induk babi jauh lebih bergizi daripada ibu kandungku sendiri. Setidaknya cukup untuk membuat kenyang.'

Ketika usia Tang San sekitar enam bulan, Tang San merasa akhirnya berada dalam kondisi fisik yang mirip dengan anak manusia normal. Dan kondisi fisik seperti ini juga membuatnya terlihat sedikit lebih gemuk dibandingkan anak kurus lain di sekitarnya.

Di usia setengah tahun dia bertambah gemuk. Hal ini pun membuat induk babi lebih menyukai Tang San, nampaknya di dunia ini kuat itu indah.

Namun pada usia enam bulan, para anak manusia sudah tidak di beri susu. Sebaliknya, mereka memakan sesuatu yang lembek dan licin. Saat itu, panci kecil dilemparkan tepat di samping mereka, mau tidak mau mereka harus makan dengan tangan mereka sendiri.

Seberapa kenyang mereka makan tergantung pada seberapa banyak yang bisa mereka ambil. Kebanyakan anak bahkan tidak bisa duduk. Jadi induk babi seringkali harus menggunakan sendok untuk memberi makan mereka dengan sabar.

Saat ini, Tang San menjadi semakin populer di kalangan induk babi, kerena dia sudah bisa mengambil dan makan dari panci dengan tangan kecilnya. Jadi, wajar jika dia bertambah gemuk dan makan lebih banyak, bahkan sesekali Tang San akan mendapat bonus susu dari induk babi.

'Aku tidak tahu apa yang aku makan, tapi rasanya tidak terlalu buruk.'

Setelah Tang San merasa kenyang dia berbaring di sarang rumput, tiba-tiba ingin tertawa. Karena dia teringat bahwa di kehidupan sebelumnya, dia punya teman yang sering berkata,

"dan ada juga burung phoenix emas di sarang rumput!"

'Sekarang aku dibesarkan di sarang rumput. Aku penasaran mereka akan bereaksi seperti apa jika mengetahuinya.'

Tang San menutup mata, menarik sehelai jerami menutupi tubuhnya agar tetap hangat. Lalu diam-diam membimbing darah keseluruh tubuh dengan pikirannya. Ini bukan pertama kalinya Tang San bereinkarnasi.

Dunia tempat dia dilahirkan terakhir kali disebut Benua Douluo. Dibandingkan saat itu, kali ini jelas jauh lebih menyedihkan. Namun pada akhirnya ada kesempatan untuk bertahan hidup sekarang. Oleh karena itu, dia harus bekerja keras untuk menjadi lebih kuat terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Douluo Dalu V Rebirth of Tang SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang