Merasa urusannya dengan (name) sudah diluruskan, Rion menyuruh anak anaknya membawa kembali (name) dan mengantarkannya ke UwU cafè lagi.
Tiba di UwU Cafè, (name) diturunkan dari mobil dengan keadaan normal, namun ekspresi nya tak dapat berbohong. Sedikit terasa tertekan.
Tapi sebelum meninggalkan (name), Rion kembali menyembulkan kepala nya dari dalam mobil.
"seminggu beneran cukup kan? ini demi kebaikan kota." ucap Rion yang kemudian langsung pergi meninggalkan (name).
Masih saja (name) terdiam, melamun.
'tau semua tentangku? ucap rion itu? apa apaan.'
'kenapa harus aku yang jadi target? apa salahnya membunuh orang keras kepala? toh mereka pantas menerimanya.'
'sok tau, brengsek'
- batin (name).
Begitu lama terlarut dalam pemikiran sendiri, tiba tiba terasa seperti ada seseorang dengan tangan yang besar yang menyentuh pundaknya. (name) pun langsung tersadar dan dengan reflek menarik tangan orang itu dan menyikut pipi nya.
bugh!
"aw! (name)? kambuh?" , ternyata orang itu adalah Agil yang baru saja tiba untuk menjemput (name).
Kini Agil langsung mengelus pipi nya yang tadinya dikecup sama sikut (name).(name) menghela nafas lega, "kukira orang jahat, hehe..." ia tersenyum kaku sejenak, kemudian mengangkat tangannya juga untuk mengelus pipi Agil yang terlihat mulai lebam.
"ugh... bagus sih refleknya, tapi sakitnya yaallah.."
"hehee, maaf. Ayo sekarang pulang, nanti aku yang nyetir deh."
Agil mengangguk dan menarik (name) pergi menuju mobilnya. Sesuai dengan ucapan (name), ia yang menyetir, menuju ke apartemen (name) lantaran sudah mulai malam. Mereka para Kapten tak memerlukan izin untuk langsung pulang.
Saat di perjalanan, Agil terus terusan mencoba berbicara dengan (name), sayangnya hanya direspon seadanya saja oleh perempuan itu. Tak jarang juga ia melamun, dan tak fokus menyetir.
Tiba di apartemen, (name) langsung keluar mobil dan mengajak Agil memasuki kamarnya. (๑ơ ₃ ơ)
Sudah memasuki ruangan, (name) langsung melempar dirinya ke sofa, seperti sehabis melewati hari yang panjang.
Agil baru saja masuk ruangan itu dan langsung saja ia bingung dengan kelakuan (name), memang sedari di UwU Cafè, dia sudah menyadari sifat aneh perempuan itu.
Agil pun ikut duduk di sofa dan menepuk punggung (name). "tumben bener hari ini beda? ada apa bro?" tanya Agil sembari mengelus punggung (name).
Tak mendapat jawaban. Yang terdengar hanyalah dengkuran manis dari perempuan itu. Ia sudaj tertidur.
Mengetahuinya telah tidur, membuat Agil menggelengkan kepala nya dengan gemas.
"kaya abis ngelakuin hal besar aja." gumam lelaki itu, tanpa tahu menahu tentang apa yang tlah terjadi pada (name) tadi.
Ia tersenyum, sambil masih mengelus punggung (name). Memperhatikan tubuh (name) dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sampai ia tersadar bahwa di telapak tangan (name) terdapat goresan seperti tengkorak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ー 𝐍𝐚𝐯𝐞𝐫𝐢𝐥𝐜𝐡「東京 VERSE」
Fanfiction「万」𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪. ‼️WARNING‼️ - cerita ini adalah haremverse untuk female readers, di book ini akan...