Halo semuanya, ada yang kangen?
Kangen atau enggak, aku tetep kangen kalian hehe
Maaf gak ada kabar, lagi sibuk. Sibuk melupakan dia haha
Selamat datang deh buat yang baru nemu ini cerita dan selamat membaca, buat yang baca tentunya.
Om svaha, semoga suka.
"semua punya masa, entah masa sebentar atau selamanya"
Katakan semangat untuk mereka yang tengah bersedih dan banyak masalah, semoga kalian masih dalam keadaan baik meski hati dalam kondisi tak baik, tenang saja, hidup tenang dan bahagia ada waktu nya.
Hari ini Selasa yang mungkin akan melelahkan untuk X1&2, yang dimana jadwal mata pelajaran penjas menanti mereka. Tepat nya pagi ini, seluruh siswa kelas X1&2 di kumpulkan pada sebuah lapangan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang sebagian peminatnya adalah kaum adam.
"woi pak rian udah dateng, kumpul sini!" teriak salah satu siswa X2, memberikan informasi kepada seluruhnya jika guru olahraga telah tiba untuk mengajar.
Segeralah seluruh siswa beranjak dari tempat duduk masing-masing dan berkerumun mendekati seorang lelaki, yakni pak rian guru olahraga mereka. Berbaris sesuai kelas, sesuai instruksi semuanya dilakukan secara tertib hingga sesi doa bersama sebelum memulai kegiatan.
"berdoa selesai," doa bersama diakhiri pak rian, dan selaku guru beliau memberikan sambutan kecil untuk siswa-siswi nya.
"selamat pagi anak-anak!" sapa pak rian yang dengan spontan seluruhnya menjawab.
"selamat pagi!"
"baik, pada pertemuan kali ini bapak akan melanjutkan materi yang sempat tertunda minggu lalu, yakni tolak peluru. Namun sebelum melaksanakan kegiatan nya bapak meminta untuk kalian semua berkeliling lapangan sebanyak 3 kali untuk pemanasan."
"silahkan dari barisan paling kanan," pinta pak rian yang langsung di laksanakan, barisan kanan adalah barisan kelas X1, kelas maura tepatnya dan barisan dirinya dan teman-temannya lah yang pertama lari.
Diikuti yang lain seluruhnya kini berlari, jalan santai untuk pemanasan sesuai arahan, Maura yang notabenenya menyukai cabang atletik tepatnya lari, dia sangat bersemangat jika diberikan arahan untuk keliling lapangan sebagai bentuk pemanasan, meski pada akhirnya akan kelelahan namun maya menyukai nya, karena kebetulan juga sewaktu duduk dibangku dasar Maura pernah dua kali di ajak lomba lari oleh gurunya mewakili sekolah.
_____
Maura dan teman yang lain duduk diam menonton X2 yang sedang praktek tolak peluru, X1 sudah dahulu sekarang giliran X2. Para siswa satu persatu berdiri mengambil posisi untuk melakukan praktek.
Maura menatap lurus pada mereka yang duduk di tengah lapangan sana, fokusnya yang awal kepada siswa yang melakukan praktek malah dibuat tak fokus dengan kehadiran seseorang disana. Seorang lelaki yang tengah duduk bersama teman-temannya, lelaki yang akhir-akhir maura gemari untuk mencari, menatap nya.
Nathan Algarve, lelaki dengan ciri mata teduhnya, entah kenapa maya mulai penasaran akan sosok Nathan. Fase maura saat ini ialah, sembuh dari kejadian kemarin, sebuah kejadian yang maura takut untuk ulang kembali.
______
Usai pembelajaran olahraga seluruh siswa kelas X1&2 dipersilahkan untuk menuju ke sekolah kembali melanjutkan mata pelajaran selanjutnya.
Maura dan teman-temannya berjalan beriringan menuju sekolah, membawa semua barang bawaan yang tak sempat di letakkan di kelas, dikarenakan jarak lapangan olahraga dengan sekolah cukup jauh, jadi untuk menghemat waktu pak rian meminta kepada siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran olahraga setelah dari rumah langsung datang ke lapangan langsung, tidak ikut berbaris dengan siswa lainnya.
"fisika lagi setelah beberapa hari, welcome stres," celetuk maura.
Elana dan Safira menoleh lesu, rasa lelah dari olahraga belum terbayarkan malah diberikan asupan fisika setelah ini, sudah lah gila lama-lama jika seperti ini.
Ketiga perempuan itu berjalan keluar dari parkiran untuk menuju kelas mereka dilantai atas, bayangkan saja setelah berjam-jam bergelut dengan lelah di lapangan sekarang ditambah harus naik jauh untuk menuju kelas, ditambah juga fisika yang akan menguras otak dan batin.
Maura berjalan tepat disamping safira, keduanya melewati kelas X3 yang kebetulan mereka sedang belajar dan X4...
Mata maura tak sengaja menatap seorang lelaki yang tengah duduk diatas meja menghadap seorang perempuan?
"beneran pacaran ternyata," batin maura, kemudian matanya dia alihkan berusaha mengalihkan pandangan pada dua insan yang asyik bermesraan itu.
Ternyata satu hal yang tak bisa maura kendalikan adalah rasa, sebuah rasa yang sudah seharusnya tiada namun entah kenapa akhir-akhir ini ada. Lelaki yang maura lihat barusan adalah seseorang yang pernah menjadi bagian kecil dari perjalanan putih abu nya, yang pernah maura kagumi amat pada masa nya, yang pernah maura harapkan dengan sangat dahulu.
Sebuah rasa yang hadir sesaat membawa sebuah rasa senang, tawa dan suka, pada akhirnya semuanya akan hilang ketika fakta sesungguhnya ada dan membuat sadar akan harapan yang seharusnya di batasi.
Senang lah ketika pernah merasakan suka, tertawa lah ketika harapan tak sesuai realita, ikhlas lah ketika sebuah ekspetasi di patahkan. Larut dengan luka tidak ada ujungnya, sebaik apapun luka, pasti ada obat nantinya.
Yang perlu diperbaiki bukan keadaan namun rasa lebih yang terus ada, ada baiknya rasa dihadirkan untuk sekedar hadir, hadir sebagai alasan senang menjalani hari mu.
_____
Bagaimana bab ini? Ada yang ingin disampaikan?
Dipersilahkan selalu, untuk bab ini lebih kepada yang membuat luka pada bagian awalnya haha
Terimakasih yang menunggu dan membaca hingga bagian ini, boleh vote nya? Terimakasih.
Bertemu lagi di bab 3 see you👋
tak apa dunia tak membuat bahagia, kamu bisa bahagia dengan cara mu, membuat suka dari percaya diri mu, ini bumi, penuh norma, kamu harus paham peraturan nya
Jadi untuk mengenang suka aku menulis ini untuk yang pernah menjadi bagian didalamnya:)