lembaran ke-06

309 25 10
                                    


"yunh—

"lima menit lagi, tahan." potongnya sembari membalik halaman buku yang tengah ia baca.

"say—

"okay, tambah sepuluh menit lagi." potongnya lagi, akhirnya mingi diam, makin di bujuk justru makin berat hukuman yang dia terima.

ingin tahu apa yang terjadi? setelah mingi datang kerumah maka yunho dengan kesadaran penuh mencium kepala mingi menggunakan sandalnya sebanyak tiga kali.

setelah puas melontarkan kata-kata cinta yunho menghukum mingi, laki-laki berwajah sangar tersebut dia hukum berdiri dengan satu kaki menghadap tembok dengan tangan yang diikat kebelakang oleh yunho menggunakan dasi.

mingi hanya bisa menghela nafas pelan. bukan salahnya memang tapi mingi tidak akan tega melihat ahjumma kim dihukum. hukuman tetap berjalan entah siapa yang menjalani, intinya yunho tetap akan menghukum sumber tangisan wooyoung.

"okay, cukup, sudah lima belas menit." yunho berjalan kearah mingi lalu dengan lembut melepaskan ikatan dari tangan mingi.

dengan lamat dia menatap kedua tangan mingi yang tengah dia genggam lalu memeriksa kedua tangan kekasihnya yang tadi terikat dasi, apakah meninggalkan luka atau tidak bekas ikatan tersebut, dan syukurlah tangan mingi baik-baik saja.

"sayang, come on. tanganku tidak akan terluka hanya karena dasi." ucap mingi sembari memutar matanya.

yunho hanya diam, dia masih fokus memeriksa tangan mingi.

selesai memeriksa kedua tangan besar kekasihnya, dengan lembut ia kecup pergelangan tangan tersebut kanan dan kiri, setelah itu dia juga mengecup pipi kekasihnya kanan dan kiri.

"terima kasih karena bersedia dihukum, dan aku juga meminta maaf karena sudah menghukummu." mingi tersenyum, setelah itu dengan lembut dia mengecup dahi yunho. dia peluk kekasih manisnya dengan erat. rindu sekali dia dengan simanis ini.

"apa hukumanmu? aku akan menanggungnya juga." yunho menggelengkan kepalanya.

"hanya hukuman ringan, mingi. aku masih sanggup." mingi membelai pelan pipi yunho, dia tahu hukumannya apa.

"yasudah, aku juga tidak akan makan sampai besok pagi." ucap mingi santai.

yunho yang mendengarnya langsung melotot tidak setuju.

"tidak, tidak boleh. kamu harus makan." tolak yunho.

"kamu tidak, aku juga tidak. adil, bukan?" yunho menghela nafas.

"Tuan Song Mingi." tekan yunho sembari memicingkan matanya.

"yes, sweetie?" yunho memejamkan matanya lelah. hah, kekasihnya ini.

ah, sudahlah. batinnya pasrah.

"fine! aku akan makan bersamamu."

setelah perdebatan ringan tersebut akhirnya mereka berjalan ke dapur bersama sembari bergandengan tangan. yunho masih merasa kesal akan tetapi dia tidak menolak ketika mingi menggenggam tangannya.

tangan mingi itu besar dan hangat, yunho selalu menyukai sensasi saat tangan besar kekasihnya menggenggam dan melingkupi tangannya, nyaman sekali rasanya.

"ingin makan apa, sayang?" tanya mingi sembari membelai tangan yunho yang dia genggam menggunakan ibu jarinya, terkadang ia bawa tangan lembut itu kedepan bibirnya lalu ia kecup berkali-kali.

apakah kalian tahu? tangan yunho itu lembut, halus sekali seperti tangan bayi. berbeda 360° dengan mingi yang memang suka olahraga, tangannya sangat kasar.

ditambah kulit yunho yang putih, mingi terkadang merasa jika ia mengencani putri salju. apalagi kekasih manisnya ini sangat menyukai salju dan air.

"apa saja, aku selalu menyukai apapun yang dibuat oleh mingi." mingi terkekeh mendengarnya, karena sedang salah tingkah maka dari itu mingi memeluk yunho lalu mencium pipi yunho berulang kali.

SmittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang