Hello guyss ga terasa ya udah hari Jum'at aja padahal baru aja Jum'at kemarin aku up, hati ini aku up lagi deh, hari ini double up ya guys, semoga kalian suka sama ceritaku😆
Jadi ini masih lanjutan chapter sebelumnya ya, happy reading everyone....
•••
Heeseung dorong troli, bunda yang ambil-ambil barangnya, sesekali mereka ngomong hal random sih, kayak sekarang ada aja pertanyaan random dari si Heeseung, bunda mah oke-oke aja kalo pertanyaannya masih wajar.
"Bun, kenapa anak bunda tujuh?"tanya Heeseung
"Ya karena udah takdir lahirnya tujuh gimana jadi?"jawab bunda
"Ga gitu, maksudnya sebenarnya bunda pengen punya anak berapa?"tanya Heeseung lagi
"Ya makanya ngomong yang jelas, anakku"balas bunda
"Hehehe, jadi jawabannya apa Bun?"
"Bunda sih pengennya punya anak banyak biar rumah ga sepi-sepi amat, dan ya akhirnya bunda punya anak tujuh, menurut bunda udah cukup sih, cukup bikin bunda pusing"
Heeseung cuma ketawa kecil pas denger jawabannya bunda, dia tuh syukur banget punya bunda yang gini, bunda yang perjuangin hak asuh anak semuanya ke dia di hari itu, Heeseung juga syukur adek-adeknya ga terpisah sama dia karena perjuangan bundanya.
"Bunda yakin ini semua belanjaannya udah?"tanya Heeseung
"Belom sih Seung, stoknya si Ni-ki, Uwon sama Sunoo juga belum"jawab bunda
"Heeseung ga kebayang dulu pas kami kecil gimana ya bunda belanjanya sendirian"ungkap Heeseung
"Udah biasa Seung"
Pas lagi jalan di bagian rak ciki-ciki untuk stok tiga anak bungsunya itu, bunda mendapati sosok laki-laki di ujung lorong itu, bunda merasa laki-laki itu sangat familiar, dan ya tentu saja ketika laki-laki itu menghadap ke depan, bunda bisa langsung melihat wajahnya dengan jelas, bunda memilih untuk pergi ke lorong lain, meninggalkan Heeseung yang masih bingung dengan tingkah bundanya itu.
Heeseung liat ke depan, dia cuma bisa diam, ga percaya sama apa yang di lihatnya.
"Ayah?"cicit Heeseung pelan, sedang orang yang dilihatnya hanya menatap balik
"Maaf, kenapa anda menatap saya seperti itu?"tanya laki-laki itu kepada Heeseung, tentu saja Heeseung terkejut, sejak kapan laki-laki itu sudah ada di hadapannya
"Ah itu...anu...apasih"kesal Heeseung yang tiba-tiba gagap, laki-laki itu hanya terkekeh melihat Heeseung
"Ini si bapak beneran lupa sama anaknya atau gimana sih?"batin Heeseung
"Maaf om, saya ga maksud apa-apa, tapi sejujurnya om mirip sama ayah saya"ucap Heeseung sambil tersenyum yang membuat laki-laki dihadapannya yang awalnya tersenyum hangat langsung berubah wajahnya seperti memikirkan sesuatu
"Ayah?"batin laki-laki itu, ucapan itu tidak begitu berbeda di pendengarannya, namun ia menghiraukannya dan kembali menampakkan senyuman hangatnya
"Ah begitu, ngomong-ngomong kamu sendiri?"
"Engga om, saya sama bunda saya"jawab Heeseung sopan dan tersenyum lagi
"Ouh begitu, kalo begitu saya duluan"ucapnya lalu mengusak kepalanya Heeseung dan berlalu begitu saja
Rasanya Heeseung ingin menangis sekarang, perlakuan itu terakhir kali ia dapatkan ketika umurnya masih 8 tahun, kebayangkan berapa lama udah?lama kali udah woy, sekarang aja Heeseung udah selesai kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda💗||ENHYPEN OT 7
FanfictionMenceritakan tentang keseharian seorang ibu dengan 7 anak laki-lakinya yang tingkahnya berbeda-beda. Mereka melewati hari-hari nya dengan keharmonisan, hingga sesosok ayah yang telah pergi begitu lama kembali di kehidupan mereka. Yang mana di kemudi...