02. Pertemuan

2K 140 3
                                        

"Cinta dan percaya seolah hanya bualan semata yang bebas dipermainkan begitu saja, tanpa memikirkan dampak bagi orang yang telah kehilangannya."
*
*
Happy Reading🥂
100 votes and 50 comments for next update

Beberapa hari ini, Tavisha sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari ini, Tavisha sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat.
Ayahnya—Kusumayudha, meminta Tavisha untuk segera pulang ke rumah. Entah, ada hal penting apa yang mau dia bicarakan sampai pembahasannya tidak bisa disampaikan lewat telepon.

Netra Tavisha tak henti memandang keluar jendela, menikmati pemandangan yang terpancar dengan begitu indahnya. Hal ini, menjadi salah satu alasan Tavisha lebih memilih untuk pulang dengan naik kereta. Yudha terkadang menawarkan untuk menjemputnya, tapi Tavisha lebih nyaman seperti ini.

Jika kereta membawa perempuan itu pulang dengan ketenangan, maka kendaraan roda empat membawa ia pulang dengan ketakutan.

Tavisha menghabiskan waktu hampir dua jam di perjalanan untuk sampai ke rumahnya. Perempuan itu menghela napas pelan, matanya menatap bangunan dua tingkat itu dengan kekosongan. Ternyata, sudah cukup lama ia tidak pulang kemari.

Langkahnya menuntun Tavisha untuk memasuki rumah. Keheningan menyambut kedatangan perempuan itu, keluarganya dan beberapa pekerja rumah, sepertinya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Tavisha kemudian menuju dapur, menyimpan beberapa makanan yang ia bawa di atas pantry.

Perempuan itu menoleh, mendengar suara langkah kaki yang mendekat—seorang pekerja terlihat tengah menuruni anak tangga, dengan membawa nampan dan beberapa gelas kosong ditangannya. Wanita paruh baya itu, belum menyadari kedatangan Tavisha.

"Bi," Tavisha menyapa.

Bi Atik menyipitkan matanya, menajamkan penglihatan untuk melihat Tavisha dengan lebih jelas.

"Astaga, Non Tavisha kapan kembali?" serunya senang. "Bibi kira siapa. Gimana kabarnya, Non?"

Tavisha terkekeh pelan, menyambut wanita itu dengan pelukan singkat. "Aku baik-baik aja. Seperti yang bibi lihat."

"Yang lain lagi pada di luar ya, Bi?" Mata Tavisha menyapu sekitar. Ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan orang tuanya, dan adik-adiknya.

"Kalau ibu memang lagi ke luar, Non. Bapak sama Nares lagi di ruang kerja, ini Bibi abis dari sana," jelasnya.

Tavisha menganggukkan kepalanya mengerti. Tapi, informasi tersebut rasanya masih belum cukup bagi perempuan itu.

"Asha belum ada pulang ke rumah?" tanya Tavisha pada akhirnya.

"Belum, Non. Kata ibu, Nona Asha kemungkinan  nggak akan pulang lagi liburan kali ini."

Sebatas KewajibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang