LUKA YANG TERUS BERTAMBAH

40 12 8
                                    

~Aku tau, hidup tidaklah mudah. Banyak luka yang harus kita lewati, tapi jangan pernah berfikir untuk menyerah. Kita harus bertahan dan menghadapi semua itu, dengan kesabaran dan senyuman.~

♡ARSYLA BILQIS RUMMAYA♡

JANGAN LUPA TERSENYUM UNTUK HARI INI;)

Sinar mentari memasuki kamar seorang gadis, melalui celah jendela kamar itu dan membuat sang pemilik kamar terusik, gadis tersebut mengerjapkan matanya pelan.

Gadis itu bernama Arsyla Bilqis Rummaya, atau yang biasa disapa Syla itu, mendudukkan diri, lalu meregangkan otot-ototnya, dan menguap seraya menutup mulut. "Hoamm!"

Syla mengucek matanya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syla mengucek matanya pelan. "Uddah Jam berapa nih?" tanyanya sambil melihat kearah dinding, dimana jam itu berada.

Sayup-sayup dia mendengar suara yang sudah tak asing lagi baginya, suara siapa lagi kalau bukan Papa dan Mamanya. Suara keributan itu benar-benar mengganggu indra pendengarannya, Arsyla menutup telinga dengan bantal guling dan menutup seluruh tubuhnya dibawah selimut.

"Diamlah Aya! Pagi-pagi sudah banyak bicara!" bentak Kaellix pada sang istri. Urat leher laki-laki itu sampai terlihat dengan jelas, saat membentak istrinya itu.

Aya berdecih dan membuang muka. "Ngelak aja terus, lama-lama juga bakal kebongkar," ketus wanita itu.

Ayana Sellia dan pasangannya yaitu Kaellix Maheswari, orang tua dari 3 orang anak dan salah satunya adalah Arsyla.

Syla mencebikkan bibirnya kesal. "Baru jam enam kurang, dan mereka udah adu bacot." Gadis itu bangkit dan membuang selimut juga bantal yang ia gunakan tadi, lalu berjalan menuju toilet. Dia harus segera mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri, kini gadis itu sudah siap dengan seragamnya. Dia hanya perlu memakai sepatu saja, sedangkan buku dan yang lain sudah ia siapkan malam tadi.

Dengan langkah malas, gadis itu keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan.

Disana sudah ada Kaellix dan Ayana yang saling diam, hanya ada tatapan tajam dan dingin yang dikeluarkan oleh kedua orang dewasa itu.

"Udah tatap-tatapannya, ntar tuh mata keluar dari tempatnya," cibir Syla sambil mendudukkan diri disamping Mamanya.

Kaellix dan Ayana pun memalingkan wajahnya, Syla tersenyum miris melihat itu. "Aku berangkat," pamit gadis itu seraya berdiri dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

"Sarapan dulu La," ucap Ayana saat melihat putrinya melenggang pergi.

"Nggak nafsu, kalian aja yang makan," sahut Syla tanpa menghentikkan langkahnya.

Ayana menghela nafasnya pelan, lalu menatap suaminya dengan tajam. "Ini semua gara-gara kamu mas! Kalau saja kamu nggak melakukan hal gila itu, mungkin Lala nggak akan jadi gadis pembangkang seperti sekarang. Dia berubah setelah tau kalau kamu suka main gila sama perempuan lain diluaran sana, kamu itu seharusnya mikir Mas. Seorang ayah itu adalah cinta pertama anak perempuannya, sedangkan kamu? Kamu justru jadi luka pertama buat dia."

Perjalanan Hijrah ARSYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang