Malam ini Syla benar-benar mabuk berat, dia berjalan sempoyongan keluar dari club. Tapi dia masih memiliki kesadaran, walau hanya sedikit.Gadis itu berjalan pelan, dia berkali-kali hendak terjatuh karena kehilangan keseimbangannya. Syla mendekati motor miliknya, lalu dengan tubuh yang lemas, dia pun menaiki kuda besi itu.
"Bangke! Lemes banget anjing! Tapi kalo nggak pulang ngapain juga disini, ngantuk gue," oceh Syla.
Dia memakai helmnya, setelah selesai mengaitkan tali pengaman helm, dia pun menyalakan mesin motor dan melaju pergi meninggalkan area club.
Syla mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tak perduli meskipun tengah mabuk berat sekarang ini.
"Mata gue sepet banget anjir! Mana burem lagi." Syla terus saja mengucek matanya, berharap penglihatannya yang kabur itu segera menghilang.
Syla terus mengucek dan mengerjapkan matanya bekali-kali. Hingga tanpa dia sadari, dia melepaskan kedua tangannya dari stang motor.
Seketika motornya oleng, dan itu bertepatan adanya sebuah mobil sedan yang melintas.
Brakkk!
Kecelakaan pun tak terhindarkan, Syla mental beberapa meter akibat tertabrak mobil, sedangkan motornya sudah ringsek. Helm gadis itu pun sampai lepas, hingga mengakibatkan kepalanya terbentur trotoar.
"Sshhhh!" ringis Syla. Kepala gadis itu terasa berputar-putar, seluruh tubuhnya terasa remuk, dan tak lama setelah itu dia pun kehilangan kesadarannya.
Orang-orang yang masih terjaga dijam malam itu langsung menghampiri tkp.
"Astaghfirullahal'adzim!" pekik salah satu pria paruh baya yang melihat keadaan Syla.
"Pak, Pak! Ayo kita bawa kerumah sakit, kepalanya bocor. Bawa pakai mobil saya aja Pak, ayo," ucap seorang pemuda. Kita panggil saja Arkana, seorang siswa SMA yang kebetulan melewati jalan itu.
"Ayo Nak." Bapak-bapak itu langsung mengangkat tubuh Syla, dan membawanya kearah mobil milik pemuda tersebut, dan mereka pun masuk dengan hati-hati.
Mobil pun melaju meninggalkan tkp, sebelum mereka membawa Syla pergi, mereka sempat menelfon polisi untuk mengurus di kejadian disana.
10 menit kemudian, mobil itu pun sampai dihalaman rumah sakit. Kedua laki-laki beda usia itu mengeluarkan Syla dari dalam mobil.
"Dokter! Suster!" panggil Arkana seraya membopong Syla.
"Suster tolong bawa brankar kesini, cepat!" titah pemuda itu pada salah satu perawat yang tengah mendekat.
Perawat itu pun patuh, dia membawa sebuah brankar dengan buru-buru. Lalu ditaruhlah Syla di brankar tersebut, dan gadis itu dibawa ke dalam IGD. Arkana dan bapak-bapak itu membuntuti si perawat.
"Nak, sepertinya ini handphone gadis itu. Coba kamu buka, dan hubungi keluarga atau temannya," ucap bapak-bapak itu seraya menyerahkan hanphone tersebut.
Arkana yang tengah duduk dan melamun langsung saja menoleh kearah bapak-bapak yang ada disampingnya. "Oh iya Pak, terimakasih kasih sudah mau menolong gadis itu," ucapnya dengan senyum ramah.
Bapak itu mengangguk. "Sama-sama Nak, itu sudah menjadi kewajiban sesama manusia."
"Kalau begitu Bapak pamit ya, sudah malam. Jangan lupa hubungi keluarga dia, kasihan."
"Iya Pak, hati-hati dijalan ya Pak, atau mau aku antar aja?"
"Nggak perlu Nak, kamu jaga dia saja."
"Ya udah Pak, kalo gitu."
"Ya sudah, Bapak pamit. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Setelah kepergian bapak-bapak itu, Arkana pun langsung membuka handphone milik Syla, dan untung saja tidak terkunci.
"Gue harus hubungi siapa?" tanyanya pada diri sendiri.
"Ah, hubungi Tante Aya aja deh," putus Arkana.
Pemuda itu langsung menelfon nomor ibu gadis itu, dan tak lama setelah berdering, telfon pun diangkat.
'Hallo La? Kamu dimana?' tanya Ayana disebrang.
"Hallo Tante udah ganggu waktu tidur tante, ini aku Arkana Tan. Aku mau ngasih tau sama Tante, kalau Syla lagi ada di rumah sakit. Tadi dia kecelakaan Tan, sekarang lagi ada di IGD," ujar Arkana tanpa memberi celah untuk Ayana menimpali ucapannya itu.
Deg
Bagai disambar petir disiang bolong, Ayana sangat terkejut. Wanita itu luruh, dan memegang handphonenya dengan tangan yang bergetar.
'Ar, k...kamu nggak bercanda kan?'
Arkana menghela nafasnya pelan. "Nggak Tan, Tante kesini besok aja, biar aku yang jagain Syla malam ini," ucap pemuda itu.
'Tapi Ar...' belum sempat Ayana menyelesaikan ucapannya, Arkana sudah menimpali.
"Udah Tan nggak papa, Kasihan Kaila kalo ditinggal malam-malam seperti ini. Percayakan Syla sama aku Tan."
Terdengar suara helaan nafas dari wanita itu. 'Ya sudah, Tante titip Lala ya Ar. Besok pagi Tante kesana.'
"Iya Tan, tenang aja. Aku tutup ya Tan, Tante tidurlah," ucap pemuda itu.
'Iya Ar, tolong jaga Lala ya.'
"Siap Tan."
Tutt
Sambungan telfon itu pun terputus, dan tak lama setelah itu, dokter yang menangani Syla keluar dari ruangan.
"Mas!" panggil dokter itu pada Arkana.
Arkana langsung mendongak, lalu berdiri dari duduknya. "Iya Dok," sahut pemuda itu.
"Gimana keadaan temen saya Dok? Dia baik-baik aja kan?" cecar Arkana.
Dokter itu tersenyum tipis. "Syukurlah dia luka-lukanya tidak terlalu parah, dan untung saja segera dibawa kesini, kalau tidak dia pasti kehilangan banyak darah," ujarnya.
"Kami juga sempat melakukan operasi kecil-kecilan untuk menjahit luka di kepala gadis itu, dan sekarang sudah akan dipindahkan ke ruang rawat. Mas bisa mengurus administrasinya terlebih dahulu," lanjut sang dokter.
Arkana mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah Dok."
"Kalau begitu saya permisi, nanti Mas bisa langsung ke ruang rawat saja. Mari Mas," pamit Dokter tersebut.
Arkana hanya mengangguk sebagai balasan, lalu dia pun pergi ke meja resepsionis untuk mengurus administrasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hijrah ARSYLA
Random(Novel ini diangkat dari kisah nyata seseorang, tapi tidak semua ku tuliskan. Ini juga merupakan cerita halu seseorang itu.) Kisah seorang gadis dengan luka yang menemani setiap langkahnya. Retaknya hubungan kedua orang tua, sangat mempengaruhi hidu...