Laki-laki itu bernama lengkap Muhammad Fatahilah. Sepertinya orang tuanya sangat terinspirasi dengan sejarah Kota Jakarta, yang erat kaitannya dengan sosok bernama Fatahillah. Atau mungkin, berharap agar si bocah nantinya dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara seperti Fatahillah. Laki-laki itu kini tumbuh menjadi seseorang berwajah tampan. Bukan tampan biasa. Mungkin tampan karena kekurangan yang ia miliki. Kondisi mata yang tak lagi bisa melihat jarak jauh dengan baik, membuatnya sangat bergantung pada sebuah kacamata. Ah, ternyata hal itulah yang membuatnya terlihat tampan.
Ini adalah hari pertama Fatahilah pindah lokasi kerja ke minimarket di dekat kawasan perkantoran industri. Sebelumnya, ia ditugaskan di minimarket pinggiran kota. Minimarket tempatnya bekerja adalah minimarket berjaringan yang dikenal luas di masyarakat. Semua orang mengenal reputasi jaringan minimarket ini. Orang memilih berbelanja disitu karena kualitas barang dan kenyamanan toko. Selain itu, minimarket juga tersebar dimana-mana. Jika bepergian, minimarket inilah yang menjadi tujuan utama untuk membeli kebutuhan atau sekedar beristirahat.
"Nyaman la semmak stiyah (Enak udah dekat sekarang)," ujar Danang, salah satu pramuniaga lawas di minimarket itu.
Ada tiga pramuniaga yang bertugas disitu, dan menjadi empat setelah kedatangan Fatahilah. Ada Danang, Tantri, dan Valdo. Valdo khusus untuk layanan pesan antar, jadi dia jarang berada di toko.
Fatahilah hanya tersenyum. Pada hari pertama ini, ia tak terlalu banyak ngobrol. Belum menemukan teman yang tepat. Hingga beberapa saat kemudian, seorang perempuan masuk dengan tergesa-gesa ke dalam minimarket. Ia lantas menuju ke rak belakang, tepat di bagian pembalut.
"Sudah Mbak?" tanya Tantri saat perempuan itu meletakkan pembalut yang dipilihnya di meja kasir.
"Iya, hehe,"
Oh, perempuan ini lumayan ramah, pikir Fatahilah. Atau mungkin karena ia lumayan sering berbelanja disini, lalu sudah akrab dengan pramuniaganya? Belum tentu juga. Tanpa sadar, Fatahilah memerhatikan perempuan dengan blus putih dan celana hitam itu. Dan tanpa Fatahilah sadari, Danang juga memerhatikannya.
"Kenal?" tanya Danang.
"Siapa?" Fatahilah balik bertanya.
Melihat hal itu, Tantri langsung berkesimpulan bahwa Fatahilah menyukai perempuan tadi.
"Suka kali, hehe," seloroh Tantri.
Wah! Ucapan Tantri yang bersamaan dengan berlalunya perempuan itu, sontak membuat Fatahilah terkejut. Bukan. Bukan suka. Namun Fatahilah juga tidak mengerti, apa namanya perasaan yang barusan ia rasakan. Sudahlah, mungkin karena suasana masih belum cair. Meskipun berada di kota yang sama, namun tetap saja toko dan orang-orangnya berbeda.
-o0o-
"Cakep? Seberapa cakepnya sih?" akhirnya Miranda penasaran juga dengan cerita Artemis.
"Cakepnya beda, Mir. Besok deh, atau nanti, kita belanja apa gitu di minimarket itu," kata Artemis.
Belanja kilat untuk mendapatkan sebungkus pembalut tadi, memberikan pengalaman baru bagi Artemis. Sejak bekerja di kantor sebuah perusahaan kargo lima bulan yang lalu, minimarket itu telah menjadi langganan Artemis untuk membeli kebutuhan harian. Mulai dari makanan, alat tulis, hingga makanan kucing untuk kucing-kucing yang berkeliaran di halaman kantor. Artemis juga mengenali setiap pramuniaga yang bertugas di minimarket. Salah satu pramuniaga yang lama di minimarket itu adalah Valdo. Mungkin karena ia bertugas untuk pesan antar.
Namun tadi, seraut wajah baru berhasil mengalihkan pikiran Artemis. Sepertinya orang itu sudah senior, pikir Artemis. Tampak dari pembawaannya yang tenang, dan penampilannya yang paling rapi dari semua pramuniaga. Dan wajahnya, ah, punya jenis ketampanan yang berbeda. Bukan tampan seperti pada wajah-wajah jajaran manajer di kantornya. Bukan juga seperti mas-mas bankir yang kerap ia temui saat mengurus pembayaran konsumen yang bermasalah.
YOU ARE READING
Terbalik
RomanceArtemis jatuh cinta kepada seorang pramuniaga minimarket berjaringan di kotanya. Laki-laki setengah kurus, rambut cepak, dengan kacamata kotak kekinian bernama Fatahilah itu, telah berhasil membuat Artemis penasaran. Artemis mencoba melawan adat ya...