Caine menoleh kearah tangga dan melihat bahwa Exu sedang turun dari tangga sembari membawa camilannya. Ia melambaikan tangannya dan menyuruh Exu untuk duduk disampingnya.
Setelah itu, ruang tamu pun kembali ramai membicarakan masalah yg tengah mereka diskusikan sedari tadi.
Makoto hanya diam menatap keluarganya yang sedang serius membahas perihal Caine yang tertidur lama dan tak bisa dibangunkan. Tiba-tiba saja, ia teringat.
"Oh iya, pas gue sama Exu ke kota buat kuliah, ada anak cewe mirip Mia. Bedanya rambut dia hitam legam dan kayanya dia manusia." ucap Makoto.
Caine menoleh ke Makoto lalu mendekatinya seakan ingin mendengarkan hal itu lebih detail lagi.
"Dia juga masih SMA. Caranya dia ngobrol ke temennya, cara dia berjalan juga persis kaya Mia." sambung Exu.
"Masa Mia udah reinkarnasi? Ini terbilang cepet untuk seukuran mereka yang terlahir kembali." balas Agil sambil menopang dagunya.
"Terus, lo ga deketin dia?" tanya Caine pada Makoto.
"Enggak, gue takut tiba tiba diteriakin cabul gara-gara deketin dia."
Caine tertawa kecil mendengar jawaban dari Makoto. Setelah itu mereka pun berbicara dengan topik ringan, sesekali diselingi canda tawa dari semuanya.
♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪
Caine menghampiri Rion yang tertidur lelap. Sudah masuk hari ketiga sejak Rion tertidur, meskipun kata Pak Sui Rion tak terluka parah dan kondisinya sudah stabil tetapi pria itu tak kunjung bangun.
Tiba tiba Caine mendapat ide. Ia memiringkan leher Rion mencari tato mawar yang sama seperti miliknya. Saat ia menemukannya, Caine langsung pergi mencari belati disekitar kamar Rion.
Saat menemukannya, Caine menyayat tangannya lalu meneteskan beberapa darahnya pada tato milik Rion. Sekilas mawar itu mengeluarkan warnanya namun tak lama kemudian redup kembali.
Caine pun meletakkan belati milik Rion di meja kecilnya lalu duduk didekat Rion. Ia memandangi wajah yang indah itu tersinari bulan.
"Lo harus bangun biar gue bisa kasih kabar yang cukup bahagia buat lo denger." bisik Caine di telinga Rion.
Setelah menunggu Rion beberapa jam, Caine pun tertidur dengan posisi duduk disamping Rion.
Tak lama setelah Caine tertidur, Rion membuka matanya. Ia menoleh ke samping kasurnya karena tangannya terasa berat.
"Loh?" Rion menatap terkejut pada Caine.
"Papi dah bangun?!" Echi berteriak begitu melihat Rion yg duduk dikasurnya menatap Caine.
"Diem!" ucap Rion sambil menunjuk Caine.
Echi pun menutup mulutnya lalu berjalan kearah Rion dan Caine. Baru kali ini Echi melihat Caine yang tertidur pulas karena sejak Rion tertidur, dia sama sekali tak menyentuh kasurnya.
"Bawain gue darah." ucap Rion.
Echi mengangguk lalu turun kebawah untuk mengambil stok persediaan mereka. Rion pun turun dari kasurnya dan memindahkan Caine untuk tidur dikasurnya.
Echi pun kembali membawa 2 kantung dan diberikannya pada Rion. Ia meletakkan satu kantung di atas meja begitu Rion meminum kantung darah yg lain.
"Udah berapa lama gue tidur?" tanya Rion
Echi berpikir sejenak.
"Kalo disini kita anggap masih 2 hari. Tapi kalo di dunia manusia, kita anggap papi udah tidur 1 minggu." Rion terkejut.
"Yang bener Chi?!" ucap kaget dari Rion.
"Gue mana pernah bohong. Orang si Mako sama Exu aja udah ga balik 2 harian ini gegara lagi kuliah di kota. Mereka bilang udah 1 minggu ga balik kesini dan bakal balik besok." jelas Echi sambil mengangkat bahunya.
"Bentar? Kuliah?" Rion menatap Echi dengan tatapan bingungnya.
"Iya. Mereka lanjut kuliah soalnya si Mako sama Exu nemuin ada reinkarnasi si bungsu disana." balas Echi.
"Mia Eleanor?" Echi mengangguk.
"Ini belum 100 tahun kan? Kok dia udah reinkarnasi?" tanya Rion pada dirinya sendiri.
"Kayanya ada campur tangan dari seseorang deh pih." jawab Echi.
"Coba kasih tau yang lain, suruh cari tau masalah Mia Eleanor yg udah reinkarnasi itu."
Echi pun keluar dari kamar Rion dan memberitahu kakak beserta adik adiknya untuk melaksanakan perintah Rion.
Rion menatap Caine yang tertidur nyenyak. Ia langsung duduk di tempat Caine tertidur tadi dan memegang tangannya.
"Tidur yg nyenyak, Caine." Rion mengecup punggung tangan Caine lalu beranjak dari kamarnya.
♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪~♪♪♪
Rion duduk di sofa ruang tamu dan menatap anak-anaknya yang berkelahi sana sini dan bercanda.
Ia menghela nafasnya lelah melihat anak-anaknya yang aktif sedari tadi. Hanya Key dan Funin yang terlihat diam.
"Kalian duduk dulu!! Ga lihat papi daritadi udah nahan kesabaran gitu?!" ucap Funin cukup keras agar didengar saudaranya itu.
Mereka melihat ke Rion lalu mengeluarkan senyum yg canggung dan duduk seperti yg dikatakan Funin.
"Mako sama Exu besok pulangnya pih. Dia masih mau ngawasin si bungsu." sela Key saat Rion ingin mengucapkan kata-kata.
"Kalian semua kalo mau ke Kota, silahkan. Ikut sama Mako sama Exu aja biar gak gampang tersesat." ucap Rion.
"Gue pernah ke Kota sih sama Jaki jadi gue ga bakal tersesat." ucap Krow dengan bangganya.
"Yang bener itu gue. Lu ga bisa baca peta jir, ngaku ngaku." potong Jaki.
"Enak aja kalo ngomong. Berkat siapa lo bisa ke toko buku hah?!" balas Krow dengan sinis.
"Ya berkat gue lah." balas Jaki dengan bangganya.
"Berisik kalian berdua." potong Made.
"Eh, anak kecil berani ya sama kakak.." balas Krow dan Jaki bersamaan.
"Udah."
Caine memotong perkataan ketiga anak-anak itu. Setelah semuanya diam, Caine pun membuka percakapan itu kembali.
"Gue berniat nyusulin Mako sama Exu ke Kota setelah Rion bangun. Karena Rion udah bangun, gue rencananya mau berangkat besok. Ada yg mau ikut?" Echi, Funin, serta Agil mengangkat tangannya.
"Yang lain jagain Rion aja disini. Gue bakal berangkat besok." Riji menoleh ke Caine.
"Sebenernya gue mau ikut, penasaran. Tapi, sel lu ikut gak?" tanya Riji.
" Gak, gue disini aja."
"Gak jadi ikut?" Riji membalasnya dengan anggukan.
Setelah itu, mereka semua kembali ke kamarnya begitu juga dengan Caine. Ia tidur dikasurnya setelah sekian lama.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithymia
VampireSomeone who loses a way to express his emotions. ft. MakoMia