Jangan lupa kritik dan sarannya ya guyss, terima kasih!!
selamat membaca 💖
••
•
•
•
Di sini lah keributan sedang terjadi, di lorong sebuah gedung di kampus yang berada di salah satu kota yang berada di Jawa tengah. Dengan sesosok manusia mungil yang sedang terburu-buru hingga menyebabkan keributan karena menyenggol orang-orang yang di lewatinya. Masih terus berlari menuju lantai 4 dimana lantai paling atas di gedung itu, dia menyempatkan diri untuk memintaaaf kepada orang-orang yang tidak sengaja tersenggol olehnya.
“ngapunten e ya, aku buru-buru i” ucapnya dengan terus berlari menaiki tangga demi tangga yang ada, jangan lupakan nafasnya yang terengah-engah.
“walah kok ya minimal di kek i lift to ben kari ting langsung tekan ra gawe kesel aku isuk-isuk” dumelnya di setiap langkah larinya.
Dengan cepat dia membuka pintu kelas nya sembari mengatur nafasnya yang terengah-engah. Menatap seorang dosen yang sedang mengajar di depan sana dan sedang menatap nya juga. Diberikannya cengiran untuk memberikan respon atas tatapan dosen tersebut dan tak mengusap tangannya yang tak gatal.
“eh Bu Siti udah di kelas aja hehe” ucapnya sembari terus berdiri di dekat pintu masuk.
“ini udah jam berapa to putri? Kamu loh put telat lagi, sesuai perjanjian kontrak kuliah kita kamu tidak boleh mengikuti matkul hari ini” jawab Bu Siti dengan suara yang keras dan mata yang menatapnya tajam.
“jangan gitu lah Bu, boleh ikut ya saya please” mohon putri dengan tangan disatukan depan dada.
“sudah ga bisa sana keluar dari kelar”
“alah ibu mah”
Dengan langkah gontai, putri pun berjalan keluar kelas. Setalah menutup pintu kelas itu dengan rapat, dia melangkah kan kalinya untuk turun lagi ke bawah. Sungguh kakinya sudah ingin patah rasanya, harus naik tangga sampai lantai 4 dan sekarang harus turun lagi ke lantai satu duh nasib-nasib.
“nek ngerti ngene mending wau ra usah menyang”menyang = berangkat
Langkah gontainya itu berakhir membawanya ke sebuah warung yang berada dekat kampusnya, mendudukkan diri di salah satu kursi di sana dan mulai memesan makan, dia belum makan ngomong-ngomong.
“Bu inah, sekul pecel e setunggal nggih” teriak putri keras kepada Bu inah sang pemilik warung, mereka sudah kenal lama bahkan seperti seorang ibu dan anak saja. Kalo ada apa-apa pasti si putri larinya ke Bu Inah, entah nanti ngambil es kah jajan kah bahkan minta makan, emang ga tau diri si putri ini.sekul pecel = nasi pecel
“walah iya ndok, sek bentar tak isah-isah diluk” teriakan Bu Inah terdengar dari arah belakang menjawab ucapan putri.isah-isah = cuci piring
Mendengar jawaban itu membuat putri langsung saja mengambil ponselnya, mengecek apakah ada pesan masuk yang penting di sana, dan ternyata tidak ada. Hanya ada pesan dari tukang galon, tukang fotocopy, tukang anter makanan, tukang benerin elektronik di kos pun ada. Tangannya mulai sibuk mengscroll fyp Instagram nya yang banyak sekali posting foto atau video idola Korea favorit nya.
“walah mas kok angger dino nyelot ganteng i, mending nikah wae sih Karo aku”
Foto update an terbaru dari salah satu idolanya tersebut membuat tingkat kehalusan nya meningkat. Hingga haluan itu terbayarkan oleh panggilan yang ada di ponselnya.
“Hallo opo to?” ucap putri tanpa basa-basi dengan seseorang di seberang telfon sana.
“put, nengdi koe? Tak golek i neng kelas mu ra onok” tanya seseorang di seberang sana.
“Ra mlebu kelas aku yang mulia ratu nita, rene o nang warung e nu inah”mlebu = masuk
“BOLOS TA KOE?”
“Ra usah bengok-bengok jak e, budeg kuping ku mengko”bengok-bengok = teriak-teriak
“la yo maap koe sih gawe kaget”
“wes to ndang rene mengko tak ceritani”“otewe ndoro”
Panggilan itu pun di matikan secara sepihak oleh Nita yang sedang bersiap-siap menuju ke warung Bu inah sekarang.
“wong aneh” dumel putri sembari menatap ponselnya itu.
Sekitar 5 menit berlalu Nita datang dan langsung mendudukkan dirinya di samping putri yang sedang makan nasi pecel buatan Bu inah tersebut. Dengan wajah tanpa dosanya itu langsung menyambar dan meminum minuman milik Putri dengan rakus. Putri hanya diam dan menatap Nita tajam, kok ya ada manusia kaya gini.
“walah kampret ombenan ku cok” ucap Putri sembari merampas minumannya kembali.
“sitik kok”
“sitik ko ndi neh entek i”
“wes ta engko tak ijoli, Pye koe bolos? Kok ra neng kelas mau”
“ora bolos, keri aku mau goro-goro tangi kawanen”
“mesti a goro-goro ndelok bias mu live kan ndek bengi?”
“hehe Iyo biasa lah”
“dasar e kampret”
Obrolan mereka terus berlanjut hingga siang hari tiba, membuat mereka beranjak dari sana dan memutuskan ke kampus untuk mengerjakan tugas.•
•
•
•
•
•
Hai terima kasih yaa sudah membaca nyaa, jangan lupa tinggalkan kritik dan saran di komen yaa. kritik dan saran kalian sangat berguna untuk tulisanku kedepannya. Jangan lupa untuk vote juga kalo suka, terima kasih!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA
Romancehai semuanya selamat datang di cerita pertama ku, aku menerima semua kritik dan saran dari kalian setelah membaca. . . . . . . . "wahh jiancok tenan i" "bicara apa sih kamu ini?" "koe kirek" perdebatan singkat itu akan menjadi cerita panjang mereka