👑 23 : Pulang 👑

126 27 3
                                    

100% fiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


100% fiction


-

-

-

-




"Kyren! Bangun! Ini bukan tempat mu!"

Tepat saat itu juga Kyren benar benar membuka matanya dengan dada yang naik turun tak beraturan. Matanya melolos kosong menatap langit langit ruangan di atasnya.

Matanya menangkap kakak sulungnya yang tertangkap oleh netranya pertama kali yang duduk di samping ranjangnya. Kyren langsung bangun dari posisinya dan memeluk kakak sulungnya erat erat. Menangis ketakutan mengingat mimpi yang baru saja Ia alami terasa sangat nyata.

Jullian membalas dengan dekapan yang Ia eratkan. Ia bisa rasakan gemetar tubuh adiknya yang tampak ketakutan.

Beberapa menit lalu, Kyren terus mengigau sembari menangis memanggil nama semua keluarganya, termasuk sang Ayahanda dan juga Ibunda. Suhu tubuhnya yang tadinya sudah normal kembali memanas dalam beberapa detik. Tubuhnya bergerak gelisah dengan keringat yang terus bercucuran membasahi kepala nya.

Mereka berusaha membangunkan sang adik, Kyren juga tak kunjung bangun. Malah semakin gelisah di alam bawah sadarnya.

Berakhir Kay yang mencoba menarik Kyren dari alam bawah sadarnya secara paksa dengan kekuatan nya.

"Hey.. Kyren, kamu kenapa? Apa yang kamu rasakan hmm?" Perlahan dengan suara lembutnya, Jullian bertanya.

Kyren masih tak ingin menjawab. Ia masih terus mendekap erat Kakak sulungnya. Namun, setelah mendengar suara berat kakak sulungnya, Ia jadi teringat tiga kakaknya yang lain. Yang Ia temui tak berdaya dengan banyak luka dalam mimpinya tadi yang terasa begitu nyata.

Kyren melepas pelukannya.

"Kak Steve! Kak Ben! Kak Terry!" Kyren memastikan wajah ketiga kakaknya yang masih menatap dirinya khawatir.

"Hey.. Kakak semua disini. Semua baik-baik saja... Tenangkan dirimu, sayang.. Jangan seperti ini. Nanti kamu bisa sesak lagi.." Dengan perlahan, Ben mendekap erat tubuh adiknya. Sembari perlahan mengalirkan kekuatan healer nga memberi ketenangan.

Perlahan Kyren mulai tenang. Gemetar tubuhnya kian mereda secara perlahan. Suhu tubuhnya kembali normal.

Kyren menghela nafas beberapa kali. Kemudian perlahan melepas pelukannya dengan Ben.  Menenangkan dirinya yang jujur saja masih mengingat mimpi buruk itu.

𝗔𝗥𝗗𝗔𝗟𝗔𝗡 [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang