"Ayo kita putus, kak"
"Apa? Kita sudah terlalu jauh untuk hubungan ini"
"Aku lelah untuk menjelaskannya padamu tanpa aku jelaskan dirimu sudah tau, kak"
"Jika aku menjelaskannya padamu apakah kamu akan mendengarkanku? Kamu tidak pernah mendengarkanku sama sekali"
"Sudah, kak. Aku tidak mau, keputusanku tetap sama"
Jika mengingatnya rasanya sangat tidak adil dengan keadaan merebut seseorang semesta dalam hidupmu secara tiba tiba, bukan? Aku hanya tertawa getir dikala melihat senja yang akan pergi untuk kesekian kalinya, dalam lingkungan sepi. Rumahku begitu hancur dan jauh dalam kata keharmonisan yang abadi.
Mati rasa, entahlah rasanya ini adalah sebuah keterpaksaan yang tetap berlanjut dalam kehidupan. Merelakan? Tidak, aku hanya selalu menekan rasa rindu dan tangisan dikala aku mengingatmu. Mengingatnya membuatku sesak yang tak berkesudahan dan itu menyebalkan bagiku. Senja tau apa yang aku tuturkan dalam keheningan untuk keadaan dan dirimu, Aku hanya ingin pulang dan benar benar pulang, berharap senja turut membawaku pergi dalam akhirnya satu waktu kehidupan yang dikenal dengan hari lalu.
Aku menoleh pada ponsel yang kugeletakkan disampingku, senyuman tipis ini adalah satu hal yang bisa aku lakukan. Melihat nama yang tertera aku merasakannya sekali lagi, menjadi jahat dalam sekeliling orang tulus untukku. Aku menghargai tulusnya yang menerima diri yang hancur ini berkali kali, menyebabkan aku tidak ingin menyakitinya lebih dari yang aku rasakan saat ini. Aku mencintainya? Tentu aku melakukannya, hanya saja tidak sebesar yang telah aku habiskan pada sesosok tenang yang bahagia dirayakan oleh seseorang yang lebih dariku.
"Hai, apa semua baik baik saja?"
Aku tetap dalam senyuman tipisku, mendengar suara itu membuatku merasakan sesak dan tenang dalam satu waktu.
"Yeah, semua baik baik saja sayang, Bagaimana.."
Pada akhirnya aku memilih untuk melanjutkan kehidupanku dengan semua rasa sakit dan kisah yang menyeramkan yang akan selalu abadi, dalam hidupku..
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMAGE
RomanceTidak ada, kehilangan, ditinggalkan adalah seni dalam bentuk diri yang rusak dalam kelana yang melelahkan. Merelakanmu? Terpaksa lebih tepatnya.