Aku akan membunuhmu begitu kamu kembali.

247 38 9
                                    

"Aku tidak menyuruhmu untuk datang, aku sibuk."

Itulah yang dikatakan oleh Seokjin sebelum meninggalkan Namjoon sendirian didalam kamar hotel. Alpha satu itu benar-benar membuatnya kesal dipagi hari karena berani mengabaikan setelah apa yang Namjoon lakukan semalam untuknya.

Dia jelas sangat menikmati dan tampak seperti Dewa yang tengah dilayani, tapi begitu fajar menjelang, Seokjin mengusap seluruh jejak bercinta disekujur tubuhnya. Dia menepis genggaman, menyingkap selimut, menolak untuk mandi bersama dan pada akhirnya mengancam Namjoon dengan mengatakan bahwa dia tidak akan menemani masa rutnya jika tidak menurut.

Jika saja Seokjin tahu apa yang sudah Namjoon korbankan agar ia bisa menyusul Seokjin ke Bussan, pria itu mungkin akan tercengang. Tapi tidak ada gunanya Namjoon memberitahu. Kecuali ingin melihat Seokjin merasa bersalah dan membuatnya melakukan apapun yang Namjoon minta, sang Enigma tidak akan buang-buang waktu untuk menjelaskan.

Lagipula hidupnya sudah berada dalam genggaman Namjoon menurut pria itu sendiri. Dia tidak bisa menjabarkan betapa menariknya membuat hidup seseorang terus berotasi disekitarnya. Seokjin bisa pergi kemana saja, melakukan apa saja, menjauh sekian ratus meter darinya, tapi pada akhirnya dia hanya akan berputar disekeliiling Namjoon.

Pria itu menonton apa yang Seokjin lakukan untuk menyingkirkan Namjoon dari hidupnya, tapi itu sia-sia. Pada faktanya sang Enigma akan terus menariknya mendekat sampai Seokjin menyadari apa yang bisa dia lakukan tanpa Namjoon, dan apa yang tidak bisa dia lakukan tanpanya.

Sejujurnya bagi Namjoon sendiri ini menjengkelkan. Harga yang harus dia bayar demi menyusul Seokjin ke Bussan sama besarnya dengan karir yang dipertaruhkan. Jika Seokjin tidak segera berlutut dan menyerahkan dirinya malam ini, Namjoon akan benar-benar merantainya diatas ranjang.

Tapi tidak ada yang perlu Namjoon khawatirkan. Dia hanya harus menunggunya pulang dan mereka akan menghabiskan banyak waktu bersama. Itu kedengaran sangat menyenangkan.

Tiba-tiba Namjoon berpikir, sudah berapa lama dirinya tidak merasakan hal yang seperti ini? Perasaan yang— meskipun dia harus menunggunya detik demi detik, dia tidak akan menghitung setiap detik yang berlalu.

Namjoon tengah berpikir, sebenarnya apa yang telah dilakukan Seokjin padanya hingga dia rela menyerahkan waktu untuk sang Alpha? Yang Seokjin lakukan selama ini hanyalah memberontak dan merentangkan kaki, mendesah lalu melawan, bermain peran 'sulit untuk didapat' darinya.

Itu sangat klise. Tapi jika Namjoon benar-benar melepasnya, dia takut Seokjin tidak akan kembali lagi untuk memberontak pada apapun yang dia lakukan untuk mengganggu hidup Seokjin.

Setelah menenggak segelas bir, dia mengetik beberapa kata didalam layar ponsel.

To: Kim Seokjin
Jam berapa kamu akan kembali?

From: Kim Seokjin
Aku belum tahu.

To: Kim Seokjin
Aku akan sekarat kalau kamu tidak kembali setelah jam makan siang.

From: Kim Seokjin
Sekarat saja. 

To: Kim Seokjin
Kalau begitu hidupku berada dalam genggamanmu mulai hari ini.

From: Kim Seokjin
Ada apa sih denganmu?

To: Kim Seokjin
Aku minum supressant agar rut-ku tidak datang sebelum aku sampai kesini.

From: Kim Seokjin
Peduli setan.

To: Kim Seokjin
Aku akan membunuhmu begitu kamu kembali.

Stoeic | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang