Kamu mengingatnya sekarang?

371 45 6
                                    

Tidak mungkin Seokjin menyerahkan tubuhnya begitu saja.

Meski ia bersikeras memberontak tapi kelihatannya pria didepannya itu tidak menerima penolakan. Namjoon tidak repot-repot memikirkan semarah apa tatapan Seokjin padanya dan dia tetap menelanjang pria itu seperti Seokjin jalangnya. Pada saat Seokjin menggigit lengannya dan mencoba melarikan diri kearah pintu, dia akan mengeluarkan feromonnya lagi untuk melumpuhkan sang Alpha secara total. Seokjin lalu melesat pada jendela dan memecahkan kacanya hingga pecahannya jatuh berhamburan kebawah. Apartment sang Wakil Menteri ada di lantai 20. Tapi Seokjin tetap nekat berdiri di ujung jendela dan mengancam untuk terjun kebawah jika Namjoon tidak melepaskannya sekarang.

Seokjin tidak tahu, apakah Namjoon setega itu padanya atau tidak.

"Aku tidak main-main," ancam Seokjin melewati batas jendela sembari memegang bingkainya erat-erat, "jika kamu terus menggunakan feromonmu untuk mencekik saluran napasku maka aku akan terjun kebawah sekarang juga!"

"Jangan berpikir kalau aku akan peduli, Seokjin." raut wajah Namjoon nampak tegang dan ia secara awas memandangi tangannya.

"Oh, kamu tidak peduli? Lihat dimana matamu terus melihat! Bahkan jika aku menggerakkan jemariku satu inchi kamu pasti akan langsung menangkapku kan?"

"Mau mencobanya?"

Seokjin mulai bimbang. Hidupnya ada ditangannya, tapi si brengsek didepannya itu seolah merebut hidupnya tanpa seijinnya sendiri. 

"Aku tidak tahu apa yang sudah kulakukan padamu di Stoeic, tapi cara ini bukan cara yang tepat untuk menaklukkanku!"

"Ah ya? Bagaimana kamu bisa ditaklukkan kalau begitu?" Namjoon menyandarkan tubuhnya pada dinding dan siap mendengarkan, melipat tangan didekat ranjang.

Tanpa disadari, Seokjin malah membuka kemungkinan. Situasi itu sungguh menyebalkan baginya.

"Katakan padaku, apakah aku harus memohon padamu agar kamu menyerahkan tubuhmu atau aku harus membuatnya lebih mudah sesuai preferensiku?"

"Aku tidak mau kita melakukan apapun."

"Jangan membuatnya jadi lebih sulit."

Seokjin terus berpikir mengenai mengapa pria didepannya terlihat sangat menginginkannya. Apa ia pernah memuaskannya dengan cara yang tidak pernah orang lain lakukan sebelumnya?

Itu pikiran yang sangat konyol menurut Seokjin sendiri.

Dia mendecihkan tawa frustasi, "baiklah. Kurasa aku tidak punya pilihan."

Praktis kalimat tersebut meningkatkan kewaspadaan Namjoon berkali lipat karena Seokjin sudah melangkahkan satu kakinya keluar jendela sekarang. Meskipun ragu, Seokjin harus berdiri dan bersikap akan merelakan hidupnya karena Namjoon tidak terlihat bisa diajak negosiasi.

Untuk sepersekian detik sang Alpha melambatkan gerakan untuk melihat apakah Namjoon bergerak dari tempatnya atau tidak. Tapi pria itu tidak sedikit pun bergeming. Jadi Seokjin menutup mata dan menarik udara lebih banyak sebelum menjatuhkan diri.

Kepalanya yang lebih dulu melayang ke bawah karena gravitasi. Seokjin sudah memasrahkan diri ketika tiba-tiba dia merasa satu kakinya dicengkeram dari atas. Ketika membuka mata, dia melihat Namjoon menahan beban tubuhnya dengan wajah menahan amarah.

"Serius, kamu sangat menjengkelkan!"

Ditariknya kaki Seokjin dengan cepat sehingga dia terpelanting keatas lantai apartment yang dingin hingga terbatuk. Namjoon berbalik menghampirinya, menyeretnya kembali keatas ranjang dan mengikatnya disana dengan segumpal tali yang entah kenapa bisa ada didalam kamar.

Stoeic | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang