BAB 2

33 9 2
                                    

HAPPY READING

-

-

"Akhirnya selesai juga" Kia membaringkan badannya di atas kasur sambil memegang sebuah buku tulis, ia menelungkup kan badannya dan mulai menulis sesuatu di buku tersebut

Dear Diary

Hari ini aku nggak di izinin buat jenguk Dian, tapi malah di suruh bersih bersih sedangkan adek di ajak buat ketemu temen ayah sama ibu kenapa ya mereka kelihatan bahagia tanpa aku? Nanti kalo adek udah gede mereka bakal sayang lagi nggak ya sama aku?

Saat sedang menulis terdengar suara pintu terbuka Kia segera keluar kamar betul saja dugaannya, keluarganya sudah datang, Kedua orangtuanya hanya berlalu melewatinya tapi tidak dengan Kira

"kak, nanti Kira ke kamar Kakak ya " bisik gadis itu saat melewati Kia, Kia menaikkan sebelah alisnya

" mau ngapain?" Tanya Kia

"udah iya in aja" jawab Kira.

Kia mengangguk dan mereka ke kamar masing masing tak selang beberapa menit, dari dalam kamar Kia mendengar suara ketukan pelan, ia membuka pintunya

"Kira boleh masuk?" Tanya Kira yang sudah mengganti bajunya dengan piyama Teddy bear "boleh" balas nya lalu memandang totebag yang ada di tangan Kira

"Nih makanan buat kakak, tadi Kira bilang Kira masih laper terus mau roti sosis jadi beli dulu deh eh nggak taunya beli satu gratis satu" jelas gadis dengan pita di rambutnya, Kia menatap dua bungkus roti di hadapannya

"Kamu nggak makan?"

"Sebenarnya Kira bohong, Kira udah kenyang banget gara gara makan kebanyakan makan kue di acara temennya ayah, maaf ya kak Kira nggak bisa apa apa waktu kakak kena marah" jelas Kira sambil menundukkan kepala, Kia tersenyum lalu mengelus pelan kepala adiknya "makasih ya cantik, kakak bersyukur masih ada kamu yang peduli sama kakak"

Saat adiknya sudah kembali ke kamar ia duduk di depan meja belajar dan mulai mengerjakan tugas sambil membuka satu bungkus roti lalu memakannya, ketika tugas sekolahnya hampir selesai, tiba tiba cairan merah keluar dari hidungnya, Kia dengan cepat mengambil tisu dan menahannya di bawah hidung sebelum mengenai bukunya lalu lanjut menyelesaikan tugas. Gadis itu melirik ke jam dinding di atas kasurnya yang sudah menunjukkan pukul 22:00 Beberapa menit kemudian Ia selesai mengerjakan PR lalu memasukkan buku bukunya ke dalam tas dan mulai berbaring di kasur sembari memijat mijat bahunya yang terasa pegal sampai Ia tertidur.

***

"Hoaam" Kia menguap sambil membaca buku novel yang ia pinjam dari perpustakaan pagi ini. Untung saja Gadis itu tidak telat bangun dan bisa berangkat lebih pagi hari ini dan roti yang Kira kasih menjadi sarapannya, sehingga Kia tidak perlu susah payah pergi ke kantin lagi dan bisa menghemat uang yang adiknya selipkan di dalam totebag

Flashback on

"Kak, kira balik ke kamar ya Kira udah ngantuk" Ucap Kira sesekali mengucek matanya "Tidur sana supaya besok nggak bangun kesiangan" Ujar Kia "oke!" Balas Kira dengan tersenyum hingga terlihat jelas lesung pipinya.

Pada saat paginya Kia mengeluarkan roti dari totebag yang adiknya berikan untuk dimasukkan ke dalam tas, saat ia mau melipat Totebag tersebut, terlihat ada secarik kertas yang terlipat Kia membaca isi kertas tersebut yang di dalam lipatannya terdapat uang 10.000

Kak ini uang dari ayah tadi pagi aku cuma berguna 10.000 doang anggap aja uang jajan dari ayah buat kakak tapi di titipin ke aku

Flashback off

"Fokus amat mbak" ucap seseorang di dekat telinganya. Kia sedikit tersentak kemudian menoleh ke arah sumber suara

"Dian, bisa nggak kalo ngomong nggak usah di Deket kuping gue"

Gadis bermuka tirus dengan gaya rambut bob di tambah bando yang menghiasi kepalanya duduk di bangku kosong di depan Kia

"Udah sembuh Lo?" Tanya Kia tanpa memandang ke arah Dian "Dih, nggak niat banget Lo nanyain gue" gerutu Dian.

Kia menghela nafas sambil menutup bukunya lalu memandang ke arah temannya "Kamu udah sembuh Dian yang cantik jelita bak bidadari turun dari genteng?" Ucapnya dengan senyum terpaksa.

Dian mengangkat sebelah bibirnya "Untung temen, udah nih liat gue sehat wal Afiat soalnya gue kuat..."

"Kaya Hulk" Sambung Alessa yang baru masuk ke kelasnya di susul oleh Aletta yang sedang menahan tawa mendengar perkataan Alessa keduanya baru kembali dari WC

"Halal untuk di tampol" ucap Dian "Kan jujur" timpal Kia.

"Padahal kemarin lagaknya udah kaya orang paling menderita di dunia" ujar Aletta, "gue udah nggak sanggup lagi gue kayaknya mo mati kalo gue udah mati gue titip kucing gue si mowi ya, gitu tuh " Ledek Aletta dengan perkataan Dian saat mereka berdua menjenguk gadis itu "Mana ada gue bilang gitu" Sangkal Dian.

"Ada, orang gue rekam, mau denger?" Tanya Aletta

"Gue mau sakit lagi aja lah" balas Dian

"Sakit apa ni bocah kemarin?" Tanya Kia

"Sakit mau Menstruasi makanya sekarang emosian ni anak" Jelas Alessa

"Syuut di larang sotoy" ucapnya dengan jari telunjuk yang mengenai hidung Alessa "Bau minyak kayu putih ege tangan Lo" Alessa segera menjauhkan jari Dian dari hidungnya

"iya tadi gue pake minyak kayu putih punya emak gua, enak kan?" Dian menyengir dengan wajah tanpa dosa, padahal ia tau kalo Alessa paling tidak suka dengan wangi minyak kayu putih

"Ta bawa gih temen lu ke kelas nanti tingkat kesabaran Alessa semakin menipis" Ujar Kia sambil memberikan botol parfum kepada Alessa yang hampir mabuk minyak kayu putih, Aletta mengangguk dan segera menarik Dian untuk keluar dari kelas mereka.

***

"Hari ini kita akan belajar tentang karya sastra, pada SD SMP kalian pasti sudah pernah di ajarkan bagaimana cara membuat puisi" Jelas Bu Asih - guru bahasa Indonesia

"Sekarang akan ibu bagi menjadi 4 kelompok jadi satu kelompok terdiri dari 5 orang dan satu orang satu puisi" sambung wanita paruh baya tersebut

"Untuk temanya gimana bu?" Tanya seorang siswa dengan nametag bertuliskan Arka

"Untuk tema, setiap kelompok akan mendapatkan tema yang berbeda kelompok 1 temanya keluarga, kelompok 2 temanya pahlawan, kelompok 3 temanya Cinta , kelompok 4 temanya agama, sekertaris tolong maju kedepan" Jelas Bu Asih sambil mengambil cangkir berisi kertas kecil yang sudah di gulung.

"Mulai dari absen pertama, Adzkiya maju ke depan dan ambil 4 kertas di dalam cangkir ini" Orang yang merasa namanya di panggil segera maju ke depan dan mengambil acak kertas yang ada di dalam gelas lalu membuka satu persatu kertas yang Ia dapatkan dan mulai membacanya di ikuti sekertaris yang sudah siap mencatat " Feliana, Arka, Alessa" lalu Ia membuka gulungan terakhir

"Dipta"

Kertas yang ia buka di singkirkan agar tidak terjadi pengulangan nama, lalu Kia kembali ke bangkunya "Ahay gue hoki sekelompok sama anak pinter " celetuk Arka yang duduk di depan Kia "Diem nyet suara lo kegedean, ngadep depan gih ntar di hukum Bu Asih tau rasa lo" Ucap Varo yang duduk sebangku dengan Arka

"Cieeeee sekelompok sama Dia " Ucap Alessa

"Dia siapa?" Tanya Kia

"Si D" jawab Alessa

" Udah berapa kali gue bilang, gue nggak ada rasa sama Dipta"Kia mendengus kesal.

"Gue ga ada nyebut Dipta kan? gue cuma nyebut D loh" sepertinya Alessa sangat ingin melihat sahabat nya itu kesal dengan nya.Kini Kia menatap sinis Alessa "Serah, capek gue sama Lo" Ujar Kia

"Idih ngambek"

*
*
*

Thank you for reading, Jangan lupa vote and komen guys >< 

Alenna AdzkiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang