Aku ingin bercerita tentang ayah ku, kenapa harus dirinya? Karena aku tidak tahu apapun tentang dirinya, ayahku selalu tertutup dengan perasaan nya, walaupun memiliki emosi dan ego yang tinggi semua orang tidak ada yang tahu perasaan dirinya yang sebenarnya, termasuk aku anaknya. Aku beranggapan jika diriku membenci ayah ku, sangat jahat memang. Namun hari demi hari, tahun demi tahun aku mengerti ternyata ayahku tak seburuk itu, ia hanya memberi perlakuan sebagai ayah dengan caranya sendiri. Maka dari itu aku ingin menceritakan tentangnya, tentang semua yang ku tahu tentang nya.****
Udara terasa dingin matahari belum menampakan dirinya, suara gebrakan pintu terdengar jelas. Aku terbangun dengan nyawa yang masih setengah, suara yang di timbulkan itu pelakunya adalah Ayahku. Setiap subuh ia selalu seperti itu, aku mungkin terbiasa tetapi tetap jengkel dengan kelakuannya setiap hari. Ayahku selalu membuat keributan dengan ku, tetapi ketika dengan adik-adik ku ayah selalu mengajak mereka bermain dan tidak ada keributan sama sekali kecuali ketika kedua adik ku bertengkar. Aku hanya mengacuhkan adik adiku yang pamer dengan es krim nya, mata ku hanya menatap ayah dengan tatapan acuh tak peduli. Aku tidak iri dengan perlakuannya kepada adik-adiku, aku hanya ingin hidup tanpa tuntunan dirinya.
Hari ini adalah hari libur ku, rasanya aku ingin bersantai tanpa ada panggilan atau perdebatan dari ayah. Awal pagi aku melakukan perkerjaan seperti biasa mandi, sholat, lalu memasak untuk sarapan. Sebelumnya ibu dan ayah ku telah berpisah sejak lama, aku dan adik-adik ku ikut dengan ayah, karena lebih terjamin katanya. Nyatanya semenjak berpisah aku sering bertengkar dengan ayah dalam hal masalah sekecil apapun itu, hari demi hari aku terbiasa dengan perdebatan nya, termasuk hari ini ternyata hari libur ku sama saja seperti hari biasa
"Sa! Isa! Isa Ishwari!" Ucap ayahku memanggil dari teras. Aku bergegas menghampiri nya, jika tidak langsung menghampiri dirinya pasti aku akan di ceramahi dan ayah akan menyindir diriku seharian bahkan saat aku menjelaskan kenapa tidak langsung menghampiri nya ia tidak ingin mendengarkannya.
"Ada apa?" Ucap ku, dengan tenang.
"Tolong belikan rokok dan kopi untuk ayah ya, ingat seperti biasa ya Isa." Suruh nya, menyodorkan uang biru kehadapan ku.
Lantas aku tersenyum sumringah "Ayah, kembaliannya untuk ku ya?" Aku bertanya seperti itu agar mendapat uang jajan tambahan secara tidak langsung dari ayah ku, lumayan bukan jika uangnya nya di tabung?
"Kamu ini, kasih lah kepada adik-adikmu mereka belum jajan. Lagian kamu sudah besar untuk apa ayah kasih kamu lagi, bukannya uang bulanan sudah cukup? Jangan serakah. Lihat badan mu jelek, kebanyakan jajan dan makan." Ucap ayah ku panjang lebar dengan sarkas nya menatap ku dengan kesal.
"Kamu sudah SMA harus nya kamu sudah berpikir lebih keras tentang uang, ayah waktu sepantar mu sudah cari uang sambil sekolah sedangkan kamu asik meminta uang saja kepada orang tua." Lanjutnya.
Aku terdiam tanpa ekspresi, aku sudah menyangkal ini akan terjadi. Padahal ia tidak ingat jika uang bulanan nya kali ini di potong setengahnya gara-gara tidak mendapatkan rangking pertama semester ini, aku pergi meninggalkan ayah ku tanpa sepatah kata pun. Jika di tanya mengapa tidak melawan untuk apa? Bagi ayah ku itu adalah kesalahan ku dan aku harus setuju dengan pendapat nya apa pun itu.
Di sepanjang jalan aku saling bersapa dengan tetangga-tetangga yang selalu ramah kepada keluargaku sangat beruntung rasanya, tak terasa aku telah sampai di toko batak milik ko Aceng. Ko Aceng ini adalah orang keturunan Tionghoa yang merantau ke Indonesia, ko Aceng sangat baik kepadaku apalagi dia sering sekali memberi ku susu kotak katanya baik untuk pertumbuhan ku.
"Halo Isa cantik, pasti beli rokok sama kopi buat ayah kan? " Aku mengangguk tersenyum ke arah kok aceng
"Ini Isa total nya 35.000 ya, ini kembalian nya" Ucap ko Aceng kembali, lalu ia memberikan kembalian serta belanjaan ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ke Rumah
Short Story- Disclaimer: 1. 100% fiction 2. don't copy my fiction. 3. please don't be parroting (latah)! 4. The idea for this story was inspired by several people I met in life, whether intentionally or not. 5. This story is full of impolite and rude words, p...