"2 Bestfriend in the room, they might kiss...."
"Yes We do..."
###
Jungwoo dapat mendengar suara pintu apartemennya yang dibuka, tapi ia memilih membiarkannya saja dan tetap asyik dengan kegiatannya memilih item permainan. Itu pasti Jaehyun, karena pemuda februari itu sudah terlalu hapal dengan kode pintu apartemennya. Benar saja, tak lama Jaehyun pun muncul di hadapan Jungwoo. Ia kemudian mendudukkan diri di sisi Jungwoo yang tengah duduk di karpet bawah dan menyandarkan punggung pada ranjangnya.
"Lu lagi main apaan?" Jungwoo menunjukkan layar ponselnya sebagai jawaban.
"Join dong."
"Ya udah, buruan login lu."
Tak beberapa lama, mereka mulai asyik dalam permainan yang mereka mainkan. Beberapa kali mereka saling mengumpat karena rekan mereka yang bermain dengan buruk.
"Aarrrgghhh…." Jungwoo tertawa kecil saat mendengar erangan Jaehyun yang terbunuh dalam permainannya.
Karena sudah kalah, Jaehyun pun tidak dapat lanjut bermain. Ia kemudian memainkan ponselnya untuk mengecek sosial medianya, tapi karena tak menemukan hal yang menarik, ia pun kemudian mematikan ponselnya. Pandangannya kemudian dialihkan pada Jungwoo yang masih sibuk bermain. Jaehyun mengamati raut sahabatnya yang tengah serius itu, tiba-tiba ia merasa desir aneh dalam hatinya.
Sadar jika ia sedang diperhatikan, Jungwoo pun mengangkat pandangannya dari layar dan balik menatap Jaehyun yang masih menatapinya.
"Apa lu liat-liat?"
"Gue baru sadar, bibir lu bagus juga ya. Gue jadi penasaran sama rasanya." Jungwoo sangat yakin, jika ia tengah minum sekarang, mungkin ia akan langsung tersedak. Biar begitu, ia berpura-pura bersikap biasa saja.
"Apaan sih, nggak jelas." Jungwoo kemudian kembali menatap layar ponselnya dan meneruskan permainannya. Tapi kemudian, sebuah lengan melingkar di pinggangnya.
"Apaan sih, Jae. Ganggu aja, sana lu jauh-jauh." Jungwoo berusaha keras melepaskan lengan Jaehyun, tapi usahanya sia-sia karena tenaga Jaehyun yang lebih besar. Sebagai gantinya, Jaehyun menarik Jungwoo mendekat kearahnya dan berakhir Jungwoo berada di dalam dekapan sahabatnya itu.
"Gue selalu penasaran, kenapa lu suka banget pelukin gue dimanapun. Coba sini gantian gue yang peluk elu, biar gue tau juga rasanya."
Jungwoo memutar bola matanya dengan malas, sepertinya sia-sia saja menghentikan Jaehyun. Akhirnya ia pun membiarkan Jaehyun melakukan apapun yang ia sukai dengan dirinya, sementara ia kembali sibuk bermain permainan pada ponselnya karena sedikit lagi ia akan menang.
Lama kelamaan Jaehyun tidak hanya memeluk, ia kemudian mulai mengendusi tubuh Jungwoo. Dimulai dari bahunya, hingga kemudian naik ke perpotongan lehernya. Jungwoo yang hanya memakai kaos tanpa lengan, tentu saja merasa kegelian.
"Jaehyun, sanaaaa.. Geli tau nggak." Jaehyun tak menjawab, tak juga mendengarkan perintah Jungwoo.
"Jaehyunnn…" Tanpa diduga, Jaehyun merebut ponsel yang berada di tangan Jungwoo, dan melemparnya ke atas ranjang.
"Gue boleh nggak, cium bibir lu sekarang?" Ucapan tiba-tiba Jaehyun tentu saja membuat Jungwoo amat terkejut. Ia kemudian menoleh ke arah Jaehyun untuk melayangkan protes. Tapi melihat raut serius yang ada di wajah Jaehyun, seketika Jungwoo merasa merinding.
Melihat Jungwoo yang tak juga menjawab pertanyaannnya, Jaehyun pun memajukan wajahnya dan mulai menempelkan bibirnya pada bibir Jungwoo. Awalnya hanya sekedar menempel, tapi kemudian ia mulai melumat dan memagut bibir sahabatnya itu dengan lembut.
Jungwoo yang semula terkejut dan tidak dapat memikirkan apapun, mulai mendapatkan kembali kesadarannya. Entah karena suasana yang mendukung atau karena ciuman Jaehyun yang mahir, Jungwoo pun terseret arus yang diciptakan Jaehyun. Ia kemudian mulai membalas ciuman Jaehyun. Ciuman lembut itu perlahan mulai berubah menjadi ciuman yang saling menuntut. Keduanya pun saling beradu siapa yang paling mendominasi seakan tak mau kalah.
Jaehyun perlahan menarik Jungwoo semakin mendekat, dan lengan Jungwoo yang semula hanya diam saja akhirnya ia kalungkan pada leher Jaehyun. Jarak diantara tubuh mereka pun semakin terkikis. Jungwoo benar-benar mabuk kepayang dengan ciuman mereka.
Tidak ada yang ingat bagaimana cara keduanya untuk berada di ranjang, dengan posisi Jaehyun yang berada di atas bertumpukan kedua lengannya hingga tubuhnya tidak menghimpit tubuh Jungwoo yang berada di bawahnya . Ciuman Jaehyun pun turun ke leher, membiarkan erangan-erangan halus keluar dari mulut Jungwoo. Sesekali tangan Jungwoo meremas rambut Jaehyun, seakan memintanya untuk melakukan hal lebih pada dirinya. Kakinya sendiri kini sudah melingkar di pinggang Jaehyun, memaksa tubuh keduanya semakin mendekat.
Tiba-tiba Jaehyun menghentikan ciumannya. Ditegakkannya badannya hingga ia dapat menatapi wajah sang sahabat. Satu tangannya kemudian mengusap lembut dahi Jungwoo yang sudah basah akan peluh. Usapan itu kemudian turun ke pipi yang kini penuh dengan semburat merah.
"Gue nggak pernah tahu, kalo lu ternyata seindah ini."
Mendengar ucapan Jaehyun, Jungwoo menjadi tersipu malu. Saat itu juga, Jaehyun baru menyadari betapa manis sahabatnya ini. Semuanya… senyumnya, tawanya, cara ia berbicara, dan kini kali ja tersipu malu. Semua tiba-tiba tampak indah di mata Jaehyun.
Melihat Jaehyun yang hanya diam memandangi dirinya, Jungwoo pun mulai merengek. Ia berusaha menarik Jaehyun dan mengembalikan mereka dalam ciuman yang sempat terhenti.
"Jaeeee…"
"Apa?"
"Jaehyun.." Rengekan Jungwoo semakin keras, membuat Jaehyun ingin terus menggodanya yang kini tampak sangat frustasi itu.
"Kamu mau apa, hmm? Coba ngomong."
"Cium, Jaehyunn…cium lagi."
Jaehyun terkekeh, ia pun kembali membungkukan badannya dan menyatukan bibir keduanya. Melanjutkan kembali sesi berciuman mereka yang panas.