[#] prolog

101 22 0
                                    

Impian. Satu kata yang akan selalu manusia kejar wujudnya wala sudah sadar seberapa tak kasat matanya kata itu.

Para orang-orang pemburu mimpi itu biasanya akan melakukan serta merelakan segala hal demi menggapai hal tersebut yang dianggap akan membahagiakan mereka di kemudian hari. Hal ini berlaku pada sosok cantik cantik penyuka coklat seperti Ola.

Gadis remaja yang belum genap berusia tujuh belas tahun itu kini telah mengorbankan sesuatu demi meraih apa yang telah menjadi impiannya, yaitu bersekolah di SMA Ganesha-sekolah yang sarat akan keindahan dan kecantikan.

SMA Ganesha ini merupakan sebuah pendidikan swasta tingkat menengah tas-seperti namanya-yang selalu menjadi favorit dan perbincangan kalangan remaja diberbagai generasi. Tentunya tak terkecuali dari gadis bernama lengkap Kejeola Ranika itu.

Sedari masih menduduki kela delapan sekolah menengah pertama, Ola sudah sering mengkhayal bahwa dirinya akan segera masuk ke sekolah impiannya itu. Namun sebuah kejadian buruk yang menerpanya dapat menghambat impian kecilnya itu.

Ia kecelakaan. Tepat di hari dimana ia telah memberikan secarik kertas berisikan surat terima kasih dan juga permintaan untuk sekolah di sana pada Ayahnya.

Ola saat itu begitu terpukul karena mengalami kelumpuhan di kakinya. Dan sang Ayah yang memang overprotecktif pun lantas menitahnya melakukan pembelajaran dari rumah selagi keadaannya belum juga tersembuhkan.

Bahkan Ola hanya bisa terdiam meratapi nasibnya, pria paruh baya itu malah hendak memarahi-atau bahasa gaulnya adalah melabrak-sepasang Ibu dan Anak dari sekolah yang sama engan Ola, dan telah menjadi pelaku dari tabrak lari yang terjadi.

Namun ketika kenyataan buruk bahwa ternyata mereka juga korban dari keisengan seseorang yang telah mengotak-atik rem dari kendaraan beroda empat itu, Ayahnya menjadi bersimpati. Ditambah lagi ketika tahu bahwa sosok Ibu dari anak tersebut malah meninggal dunia, pria paruh baya itu sungguh tak kuasa untuk memarahinya. 

Sekilas Ola bersyukur karena memiliki sosok Ayah yang tidak gila akan pendidikan dan selalu melimpahkan segala kasih sayang hanya padanya.

Namun di sisi lain, ia juga seringkali merutuk sikap berlebihan yang selalu Ayahnya tunjukkan.

Kalian tahu? Bahkan sampai ia sudah hendak memasuki ranah menengah atas pun-di saat keadaan kakinya mulai membaik dan juga sudah hampir bisa berjalan kembali. Sang Ayah tetap tidak mengizinkanya untuk pergi bersekolah normal seperi orang lain di luaran sana.

Ketika Ola sudah benar-benar bisa berjalan-bahkan belari-barulah Ayahnya mengizinkan. Mekipun ia membutukan usaha lebih untuk mendapatkannya.

Tapi walaupun begitu, Ola tetap snang karena masa SMA-nya-walaupun di minggu ke dua kelas sebelas-dapat benar-benar diwujudkan di sekolah favoritnya. SMA Ganesha. Sekolah yang selalu menghantui pikirannya, dan juga sekolah yang terus mengajak raganya untuk memasuki mereka karena keindahan dan kecantikan yang ternyata hanya menjadi alibinya saja.

Ingin tau mengapa Ola mengatakan demikian? Itu karena ia kini telah merasakan bagaimana rasanya bersekolah di tempat yang memiliki banyak murid berprestasi yang tenyata tak memiliki belas kasih.

Dunia memang sudah tak waras.

---------------
100624

Look Like a Dream • Tahap Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang