"Alam semesta berada dibawah kendaliku, kekuatan agung ini adalah simbol kebesaran ku, tundukkan kepalamu kepada sang suci ibu dari seluruh kehidupan, yaitu aku. " -Aqiel'Leardo Kaidan
Tinggalkan jejak vote and comment
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Tandai jika ada typo- . . Happy reading . .
Saat Darrel akan bertanya, Aidan langsung melepaskan jubah yang menutupi tubuhnya kearah Darell.
"Maaf soal pakaian mu, pakai saja jubah milikku."
Dapat Darrel lihat, wujud asli pria kecil didepannya, rambut putih yang terlihat lembut, bulu mata yang lentik, hidung kecil dengan bibir semerah cherry, pipi yang sedikit berisi dan jangan lupa wajah cantiknya yang dihiasi oleh dua bola mata berwarna biru laut yang mana membuat Darell terdiam dan terpesona melihat pahatan dewa didepannya.
"Astaga! Apa yang kau pikiran Darell." batin Darrel seraya menepis pikiran jahat dikepalanya.
Ashter maju dan memberikan sebuah pakaian yang untungnya ia bawa dan berikan kepada Darell dan langsung diterima oleh sang empun.
Kini mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda dengan Aidan yang tampak memimpin didepan, Darell yang berada disisi kanan Aidan dengan menggunakan pakaian yang Ashter berikan dan juga jubah putih yang Aidan berikan padanya, entah kenapa Darell ingin menyimpan benda tersebut untuk dirinya sendiri.
Hingga manik sebiru laut tersebut tampak berbinar saat melihat sebuah gerbang dan terdapat papan kayu yang terdapat tulisan 'Cirius'
"Lihat itu desa nya, kita sudah keluar hutan yey!" Aidan terlalu senang sampai tidak menyadari tingkahnya yang ditatap gemas oleh dua pria dewasa dibelakangnya.
Aidan berlari terlebih dahulu memasuki desa tersebut membuat Darell menggeleng melihat tingkah Aidan, hingga tidak lama Aidan berlari kembali kearahnya membuat dirinya mengernyit.
"Ada apa Aidan?" Darell sedikit bingung apa yang membuat Aidan yang tadinya berlari masuk kini malah berlari keluar dan bersembunyi dibelakangnya membuat dirinya bingung.
"T-takut hehe..." cicitnya dengan nada pelan membuat keduanya terkekeh melihat tingkah lucu Aidan.
[Tuan anda malu maluin saja]
"Diem lo tuh gak diajak."
Mau tidak mau akhirnya sistem berdecak dan diam tidak berkomentar namun percayalah bahwa sistem tengah mengumpat tuannya ini.
"Baiklah mari masuk bersama." Darell berjalan lebih dulu diikuti oleh Aidan dan Ashter dibelakangnya.
Saat ketiganya memasuki desa tersebut banyak pasang mata yang menatap kearah mereka, ah ralat lebih tepatnya sosok berambut putih yang berjalan dibelakang duke muda tersebut.
"Ppsst.. Darell." bisikan Aidan memegang ujung jubah yang Darell kenalan.
Darell yang merasa tarikan kecil akhirnya berbalik dan menatap kearah Aidan yang tampak sedikit tidak nyaman.
"Yah Aidan kenapa, hm." dengan lembut Darell mengelus kepala Aidan mencoba membuat si kecil tenang dan juga Darell sedikit berjongkok untuk menyesuaikan tinggi mereka.
"Apa kau merasa aneh dengan desa ini, pasalnya aku merasa kita tengah diawasi." bisik Aidan tepat ditelinga Darrel.
Darrel dapat merasakan hembusan nafas hangat Aidan dan bahkan ia dapat mencium aroma manis tubuh Aidan, perpaduan antara harum bunga dan buah yang segar dan manis. Sangat menenangkan.
"Astaga, Darrel sadarlah!" batin Darrel.
"Em, mungkin karena warna rambut kamu yang mencolok, ditambah mata biru kamu. Mungkin itu alasan mereka menatap dan memperhatikanmu. " ucap Darrel dengan lembut.
"Ah begitu ya kkukir—" sebelum Aidan menyelesaikan ucapan ya sudah lebih dulu dipotong oleh Ashter.
"Tuan muda! Kita harus cepat kembali ke ibu kota! Keadaan putra mahkota semakin memburuk!" Ashter memberikan sepucuk surat yang berisi kabar buruk tersebut.
Aidan dapat melihat isi surat tersebut. "Racun Vristiodhet? Kenapa bisa racun mematikan itu bisa ada" gumam Aidan yang sayang nya dapat didengar oleh keduanya.
"Apa tuan tau racun itu,apa anda bisa menyembuhkan yang mulia putra mahkota?" Tanya Ashter dengan tergesa-gesa
Darrel juga sama, ia menatap Aidan menunggu jawaban apakah ia bisa atau tidak, pasalnya sudah berbagai macam cara sudah mereka lakukan bahkan sudah tak terhitung tabib yang sudah mereka panggil, namun tidak ada satupun yang bisa menyembuhkan sang putra mahkota.
Hingga mereka membaca buku yang mereka temukan di perpustakaan menara kuno, dimana racun Vristiodhet dapat ditangkal dengan racun kristal yang sama mematikannya.
Namun untuk mendapatkan bunga tersebut sangat lah beresiko dan penuh bahaya.
"Tentu aku bisa menyembuhkan ya, dan itu tidak lah mudah, apalagi racun yang diderita adalah jenis racun Vristiodhet yang sangat mematikan. " ucap Aidan dengan ketegasan dan kepastian. Hei dia ini ahli racun tentu saja ia bisa.
"Kalau boleh tau, sudah berapa lama racun itu bersarang ditubuh putra mahkota? " tanya Aidan.
"Sebulan lalu, saat istana mengadakan festival tahunan dan saat itu seorang pelayanan yang berkhianat meletakkan racun tersebut diatas minuman putra mahkota." ucap Darrel yang mana membuat Aidan terkejut.
"Oh shitt! Kita harus cepat keibu kota dan menyelamatkan nyawanya, kurang lebih ia hanya akan bisa bertahan sampai 2 hari, kita harus segera pergi Darell."
Mendengar ucapan Aidan, Darrel maupun Ashter membulatkan matanya, bagaimana mereka bisa sampai dalam 2 hari perjalanan jarak desa cirius dan ibu kota sangat jauh.
Setidaknya butuh perjalanan 4hari baru sampai, itupun perjalanan full tanpa henti.
"Bagaimana ini tuan muda! Kita tidak akan bisa kembali tepat waktu. Bahkan kita sudah tidak memiliki gulungan teleportasi! " ucap Ashter dengan cemas, takut jika mereka tidak bisa menyelamatkan putra mahkota dari maut.
TING
[Tuan kenapa anda tidak mencoba menggunakan sihir waktu milik anda saja tuan agar mempercepat perjalanan keibu kota!]
"Bukanya katamu aku harus menyembunyikan kekuatan element cahaya ku? Jika aku menggunakan sihir waktu itu sama saja kalau aku memiliki element langkah dan mereka pasti akan menangkap ku dan memperalat ku"
[Tuan bisa menyuruh mereka menutup mata dan anda bisa membuat alasan jika anda menggunakan gulung teleport]
"Kau mengajariku berbohong! Tapi.. Baiklah akan aku coba."
"Ekhem! Aku bisa membantu kalian untuk tiba di ibu kota tepat waktu dan aku akan menyembuhkan putra mahkota."