Cs⁸• Sekasur

240 54 9
                                    

 

(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














        Mata Shani melebar sempurna, jantungnya berdetak kencang saat bokongnya benar - benar jatuh di atas paha Yessa. Tubuhnya menegang, bukan cuma Yessa yang berkeringat sekarang tapi Shani juga yang lebih berkeringat dingin 

" Yesa a-aku harus pergi " Shani berupaya untuk lepas dari pangkuan Yesa namun pria itu malah mencengkram pinggangnya

Dengan suara yang serak Yesa mendekatkan wajahnya hingga menyisahkan jarak yang mungkin hanya 5 centi
" Kenapa sekarang mau pergi ? bukannya lo sejak kemarin mau sama gue terus, hum ? "

Hembusan nafas Yessa membuat Shani merinding
" Jangan geer kamu, awas Yesa aku mau pulang " 

" Berani Lo berdiri Lo akan tau akibatnya " Desis Yessa menajam

Matanya menatap setiap inci wajah Shani, dari mata indah yang lentik lalu hidung hingga turun ke bibir mempesona yang kemarin sempat menyentuh pipinya

Glek!

Shani meneguk Salivanya. " T-tapi aku harus pergi Yess "

Seolah tuli, Yessa menyentuh rahang Shani lalu turun berhenti di leher jenjang nan mulus itu

" Lo cantik banget Shan .. tapi ... " 

" Tt-tapi apa ? " Shani lebih deg - degan sekarang 

Yesa terkekeh pelan " Tapi Gracia lebih cantik, Lo kenapa gak ngajak Gracia ?! " lanjutnya kembali dengan tatapan tajam

Deg!

Mata Shani memanas ia sampai ke susahan meneguk salivanya, Shani memberanikan diri untuk menyentuh tangan kekar Yessa yang masih bertengger di lehernya

" Kamu masih mengharapkan orang yang bahkan akan menikah ? " tanya Shani dengan tatapan menusuk

" Gue tau ini salah but ... i love her  " lirih Yessa berubah sendu

" Yessa " ucap Shani hampir berbisiki

Shani menurunkan tangan Yessa dari lehernya lalu menggenggam tangan pria itu, Shani meletakkannya di atas pahanya dan meremasnya

" Aku memang bukan Gracia tapi aku bisa gantiin posisi dia untuk kamu " sergahnya menatap penuh iris cokelat Yessa

Yessa menggeleng pelan " Kamu gak akan bisa "

" Bisa! Pasti bisa kalo kamu sendiri mau mencoba dan gak nutup diri untuk hati lain "

Shani melepas genggamannya, meraih kedua pipi Yessa mengusapnya pelan menggunakan ibu jari

" Shan.. "

" Tatap aku, kamu pasti bisa. Let's move " bisik Shani

Yessa tak mampu menjawab, keduanya tenggelam dalam tatapan bisu. Seolah terbuai dengan posisi sedekat ini, Shani perlahan mendekatkan wajahnya namun tanpa terduga Yessa mendorong punggung Shani hingga gadis itu tersentak menimpa tubuhnya

Cinta SearahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang