Pesta tahun ajaran baru

79 7 4
                                    

Tahun ajaran baru sudah dimulai. Berbeda dengan murid sekolah lainnya yang kebanyakan malas untuk kembali sekolah. Siswa-siswi di salah satu Sekolah elit ini bahkan menyambutnya dengan riang, bukan karena mereka suka belajar atau senang bertemu dengan teman-teman sekolahnya.

Mungkin karena mereka anak-anak turunan keluarga kaya raya yang kehadirannya selalu dirayakan Jadi mereka suka dengan yang namanya pesta. Di sekolah ini, di malam pertama mereka kembali masuk ke sekolah, Juna satu-satunya cucu dari pemilik yayasan sekolah itu selalu membuat pesta dirumahnya yang selalu kosong dan luas.

Kedua orang tuanya adalah pengusaha sukses dari bidang berbeda. Merintis semuanya dari awal membuat mereka lebih mementingkan perusahaannya dibandingkan anak tunggalnya. Meskipun begitu Juna tidak kekurangan kasih sayang karena nenek-kakeknya bahkan sangat menyayanginya lebih dari orang tuanya yang suka berpergian demi kelancaran bisnisnya.

Dia suka keramaian, dia bahkan tak bisa tidur tanpa menyalakan televisi atau mendengarkan musik. Jadi dia selalu membuat rumahnya penuh dengan manusia karena itu membuatnya senang, merasa penuh dan tentu dia selalu mendapat perhatian lebih dari banyak orang karena sudah mengadakan pesta.

Oh ya, orang tuanya tidak pernah peduli asal tidak ada narkoba, minuman keras atau sex bebas di dalam rumahnya. Saat kembali pulang mereka hanya ingin semua ruangan dirumahnya bersih seperti semula. Itu hal yang mudah bagi Juna selama ia punya uang. Banyak orang yang mau membereskan kekacauan rumahnya jika dibayar.

Namun ia tak berjanji untuk tidak meminum alkohol. Juna sudah mewanti-wanti semua orang yang datang ke rumahnya untuk tidak melakukan sex dan semua larangan dari orang tuanya. Namun ada saja yang tak bisa menahan nafsu dan diam-diam membawa barang terlarang. Juna akan angkat tangan, yang penting dirinya sudah melarang dan asalkan semuanya tak tersebar keluar.

Sebenarnya tak semua murid disekolah milik kakeknya bisa masuk ke pestanya.  Hanya anak-anak dari kelas sebelas dan dua belas. Semuanya bebas masuk kesana asalkan tidak mengumbar apapun yang terjadi disana. Itu peraturan yang mutlak! Jika ada seseorang yang mengambil video keadaan disana dan menyebarkannya mereka akan diberi hukuman.

Yah, hukumannya Juna bebaskan kepada orang menyedihkan yang suka membully. Pernah ada yang menyebarkannya dan saat sekolah dia dibully habis-habisan sebulan lebih. Tentu Juna selalu memberi peringatan sebelumnya dan sampai saat ini tak ada yang menyebarkan tentang pestanya lagi.

"Yo! Selamat datang teman-temanku!" Sahut Juna ketika dirinya melihat kedua teman dekatnya. Mereka kembar, ketampanan dan keberpestasiannya selalu membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Juna mencoba untuk keluar dari kerumunan orang-orang yang tengah menari ditengah lagu yang dimainkan DJ dilantai dua rumahnya. Gelas berisi Minuman yang dipegangnya bahkan hampir jatuh. Lalu pemuda berumur tujuh belas itu tersenyum lebar ketika sampai di depan kedua sahabatnya.

"Kau benar-benar merubah rumahmu menjadi klub malam." Alaric, Adik dari Jevano kembarannya yang lahir lima belas menit lebih dulu darinya. Ia memperhatikan orang-orang dirumah ini, dari sudut-kesudut. Ia bahkan hampir mengumpat ketika melihat perempuan dan lelaki tengah bergulat lidah di salah satu sudut.

Ia menyesal untuk datang kesini, lebih baik dirinya bermain game bersama temannya yang lain. Bukannya sok suci, Alaric juga pernah menonton sesuatu yang berunsur dewasa namun agak kurang nyaman juga jika melihatnya langsung dan mengetahui bahwa mereka bahkan belum menginjak umur yang pantas. Jika hal yang lebih buruk terjadi bagaimana? yang susah bukan mereka saja namun keluarga mereka juga.

"Kau kaget, adik manis? Beginilah kesenangan anak muda yang sebenarnya." Begitu balas Juna dan Jevano menggeleng seolah tak setuju.

"Tidak semuanya."

like a dream | JenricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang