Chapter 12 : Where We Stand in This Relationship

30 2 0
                                    

(Di Mana Posisi Kita dalam Hubungan Ini)

******

Guntapat sedang mencari seorang pembicara tamu untuk menyampaikan pengetahuan tentang depresi kepada orang-orang di komunitas yang berada di bawah asuhannya. Kanokpon atau 'Dr. Pang' dari Departemen Psikiatri.

Gunn membuka pintu dan tersenyum pada seorang perawat yang duduk di kantor bagian rawat inap.

"Apakah Dr. Kanokpon ada di sini?"

"Ya, dia baru saja menyelesaikan sesi terapinya. Dia akan keluar dalam beberapa menit, Dr. Gunn."

Perawat muda itu dengan cepat bangkit berdiri.

"Aku akan mengambilkannya untukmu."

"Terima kasih banyak."

Gunn tidak perlu menunggu lama sebelum dia melihat seorang dokter wanita yang mengenakan blus sifon berwarna peach yang ringan membuka pintu kaca ke kantor perawat. Gunn menyapanya dengan rendah hati karena dia lebih tua darinya.

"Pang, sudah cukup lama."

"Gunn, begitu aku melihat wajahmu, aku tahu kau pasti punya sesuatu untukku."

Dr. Pang tertawa.

"Di mana kamu ingin aku berada kali ini?"

"Aku ingin kamu memberikan ceramah kepada VHV di auditorium kotamadya. Kami menyediakan makan siang gratis!"

Pang mengacungkan jempol kepadanya.

"Apa pun untukmu, Gunn. Jika kau kurang tampan, aku mungkin sedikit ragu."

Gunn dan perawat yang berdiri di dekatnya tertawa. Dr. Pang selalu memiliki selera humor yang baik. Dia adalah seorang psikiater yang sangat menjaga pikirannya, dan dia selalu berbagi pikirannya yang murah hati dengan orang lain.

"Apakah kau sibuk akhir-akhir ini, Pang..."

"Ahhhhh!"

Jeritan seseorang menarik perhatian Gunn. Apa yang dilihatnya melalui kaca di antara ruang perawat dan bangsal adalah tubuh yang sangat kurus dari seorang pasien pria yang jatuh ke lantai dengan posisi telungkup. Seorang perawat pria berusaha menopang pasien itu tetapi tidak berhasil. Pasien itu menatap Gunn dengan mata yang hampir keluar dari kepalanya. Dia tampak ketakutan. Sambil bergegas mundur, bibir dan tangannya gemetar.

"*Grim Reaper."

*kerangka fiksi yang mengenakan jubah hitam dan memegang sabit , umumnya digambarkan sebagai perwujudan kematian.

Dia mengarahkan jarinya ke arah Gunn.

"Malaikat Maut!"

Setelah pasien berteriak, mata setiap orang di ruangan itu tertuju pada Gunn. Tetapi ia hanya memandang pasien itu. Wajahnya setenang lautan yang tak berangin.

Dua perawat lain berlari keluar untuk menahan pasien yang tampaknya semakin tidak terkendali. Dr. Pang menghela napas keras.

"Kami berbicara santai beberapa menit yang lalu."

Pang menepuk bahu Gunn.

"Aku akan memeriksanya. Kamu kirimkan saja jadwalnya di chat LINE. Aku akan ke sana."

"Terima kasih banyak, Pang."

Gunn tersenyum padanya.

"Aku berharap kedamaian segera kembali ke lingkungan mu."

"Hanya kasus ini yang agak sulit."

Pang mengangguk untuk permisi. Gunn berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Lolongan pasien itu terus bergema di seluruh bangsal. Dia terus menangis, menjerit dan berulang kali meneriakkan kata.

Spare Me Your Mercy (Indonesia Translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang