3. Teman?

68 42 1
                                    

Dimohonkan bagi para pembaca untuk tidak meniru hal yang tidak baik di cerita ini

HAPPY READING!!

Para siswi bergegas menolong gadis itu, sedangkan para siswa mulai mendekati Aditya untuk meminta penjelasan atas perbuatannya tadi.

"Hey, maksud lo nembak kayak tadi apa? ."

"Lo pikir nembak cewek yang gak berdaya itu keren?"

"Kalo lo lakik, nyeselesain masalahnya dengan cara baik-baik lah."

Begitu banyak ocehan dari orang-orang tapi Aditya hanya diam mengabaikan perkataan mereka, sorot matanya ke gadis itu sangat tajam dan mengeluarkan hawa membunuh.

Aliesha menyadari hal itu, tatapan, bibir yang mengeluarkan ocehan tidak jelas, hawa dingin dan gelap darinya, "aura itu?" batin Aliesha. Secara tidak sengaja mata mereka bertemu, yang membuat Aliesha mengalihkan pandangannya ke yang lain.

•••••

Semua orang kembali ke asrama masing-masing, setelah kejadian penembakan, "aneh, kenapa para guru hanya diam saat salah satu murid mau menembak kepala murid lainnya?" Aliesha bertanya kepada dirinya sendiri, rencananya setelah diizinkan untuk kembali ke asrama, Aliesha ingin tidur tapi rencananya rusak karena Cahaya mengikutinya ke kamar.

"Hey, tinggalkan aku sendiri, aku menginginkan kesendirian dan kesepian yang tenang," keluh Aliesha sambil menutup wajahnya dengan buku.

"Orang gila mana yang mau kesepian?" tanya Cahaya sambil melihat-lihat rak buku Aliesha.

"Gua, gua orang gilanya."

Respon Aliesha berhasil membuat Cahaya tertawa, melihat tawa Cahaya, Aliesha merasa tidak asing dengan cara tawa dan senyuman itu.

"Heeii, kita teman kan? berteman tidak akan membuat mu kesepian." Ujar Cahaya dengan senyuman manis di wajahnya, kata-kata, senyuman, sorot mata membuat Aliesha merasakan sakit kepala, siapa? siapa? siapa itu? pergi, pergi..., pikir Aliesha. "PERGI DARI PIKIRAN GUA, DIAM BRENGSEK." Teriak Aliesha yang membuat Cahaya bingung dan merasa bersalah.

"G-gua? gua brengsek ya?" tanya Cahaya sambil menunjuk dirinya sendiri. Aliesha menatap Cahaya dengan tatapan yang dingin sebelum kembali seperti semula.

"Ah, g-ga, gak, i-itu, maksud gua bukan lo, ugh..., bisa tinggalin gua sendiri? please."

Cahaya mengangguk dan keluar dari kamar Aliesha, meninggalkannya sendirian di kamar yang sepi dan sunyi. Padahal hanya tidak ada Cahaya, tapi kenapa kamar ini terasa suram sekali ya?

"Teman ya? hah, gua muak dengar kata teman."

←----------→

see you in the next chapter

Published: 16 Juni 2024

Class of MurdersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang