03. New Producers?

250 36 0
                                    

Dalam kamar dengan suasana yang tenang dan hangat tersebut, seorang gadis terbangun dari tidur lelapnya ketika mendengar suara pintu kamar terbuka. Kedua matanya mengerjap perlahan dan membukanya, melihat ke arah samping, seseorang tengah meletakkan sesuatu di atas nakas. Saat dirinya menoleh ke arah sebaliknya, lebih tepatnya ke arah jendela, ia melihat langit diluar sudah gelap.

Dengan segenap tenaga, ia mencoba untuk bangun dari posisi tidurnya. Seseorang yang juga menempati kamar ini, menangkap pergerakan darinya dan lampu tidur di atas nakas kemudian menyala. Memberikan cahayanya di tengah ruang kamar yang gelap.

"Gracia?"

Gracia menangkap suara Reyna dalam kegelapan tersebut. Ia menoleh, dan mendapati wanita itu mulai mengambil duduk di pinggir ranjang. Kepalanya mulai terasa pening. Sudah berapa jam ia tertidur? Ia ingat terakhir kali, ia masih berada di tempat pemakaman Veranda. Itu tadi pagi, dan ini sudah gelap.

"Tante?"

"Sebentar, kamu masih lemas." Reyna membantu Gracia duduk bersandar pada headboard, "kamu tadi pingsan saat di pemakaman." ucap Reyna membuat Gracia mengernyit.

"A-aku pingsan?"

Reyna kemudian mengangguk, ia menyentuh kening Gracia, merasakan hangat yang mulai menjalar ke telapak tangannya, gadis itu terserang demam akibat terkena hujan tadi pagi.

"Kamu kehujanan dan dokter bilang kalau asam lambung kamu kambuh karena belum makan apa-apa dari kemarin malam."

Ah.. Gracia ingat sekarang. Apa yang dikatakan oleh Reyna memang benar. Dari kemarin malam setelah dari studio rekaman, ia sama sekali tidak mengisi perutnya dan lebih parahnya, ia meminum americano ditengah perut nya yang kosong.

Ada terdapat rasa bersalah yang menghinggapi dirinya ketika mendapatkan tatapan teduh dari Reyna. Ia sudah membuat wanita itu khawatir, bahkan sampai dirinya pingsan seperti ini. Tapi, kemudian terbesit satu pertanyaan, siapa yang membawanya kesini?

"Tante, yang bawa Gracia kesini siapa?" Tanya Gracia akhirnya.

"Shani yang bawa kamu kesini, Gre. Kamu tidak ingat sama sekali?"

Gracia menggeleng, bahkan baru pertama kali ia mendengar nama itu di telinganya. Seingatnya ia tidak pernah bertemu dengan wanita yang disebut dengan nama Shani tersebut.

"Aku.. kayaknya tidak ingat itu siapa.."

Helaan nafas dari Reyna terdengar, ia menggeleng pelan saat tahu putrinya itu tidak menepati janjinya untuk memberitahukan satu hal penting kepada Gracia.

"Shani adalah tunangan Veranda, Gre." Reyna mulai berucap, "malam ini seharusnya mereka fitting baju bersama untuk pernikahan nanti."

Keterkejutan tentu melanda Gracia yang baru saja tahu bahwa sebenarnya Veranda telah bertunangan dengan seseorang. Dari dulu, sedekat apapun mereka, Veranda sama sekali tidak menceritakan hal tersebut kepadanya.

"Jadi, yang bersama kak Ve saat kecelakaan adalah,"

"Benar, Shani. Mereka berencana untuk pulang kemari untuk membahas pernikahan mereka. Tapi, tante tidak menyangka bakalan kejadian seperti ini." Kedua mata Reyna mulai berkaca-kaca.

"Apa yang terjadi, Tante?"

"Lebih baik kamu bertanya langsung kepada Shani. Tante tahu ini menyakitkan untuknya, tapi tidak ada salahnya kalau kamu mau menanyakan hal tersebut kepada Shani."

Gracia pun tidak ingin memaksa, akhirnya ia pun mengangguk dan mengiyakan ucapan Reyna. Ia tak ingin membuat Reyna semakin bersedih hati.

"Kapan mereka akan menikah, Tante?" Tanya Gracia.

SeñoritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang