Sebenarnya Bayu tidak suka dengan keputusan orangtuanya untuk mencarikan seorang guru les. Bayu merasa sudah dewasa dan tidak membutuhkan guru les lagi. Tapi menurut orangtuanya, ujian kelulusan SMA akan sangat sulit sekali dan memang harus dibantu. Meski bersungut-sungut, Bayu terima juga tawaran mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayu
Namun saat guru lesnya tiba, Bayu berubah pikiran. Namanya Pak Kamaluddin. Umurnya hampir mencapai 40, tapi masih nampak kuat dan gagah. Malah, tubuhnya nampak padat dengan otot. Pakainnya rapi sekali, berhubung dia juga bekerja di sebuah perusahaan swasta di bagian accounting. Sehabis pulang kantor, dia langsung datang untuk mengajar Bayu. Bayu suka akan keramahannya, humornya, dan mungkin juga wajahnya, meksipun tidak pernah memikirkan bahwa mungkin saja Bayu adalah seorang homoseksual.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pak kamal
Pak Kamal masih belum menikah, dengan alasan bahwa dia sudah menikah 2 kali dan gagal. Jadi dia bosan untuk mencobanya lagi. Sungguh kasihan dia, padahal dia sangat tampan dan macho. Kira-kira sebulan sejak dia mengajar Bayu, , Bayu melihat sifat Pak Kamal yang asli.
Saat itu, dia sedang mengajari Bayu biologi tentang alat reproduksi manusia. Topik ini merupakan topik favorit Bayu sebab berhubungan dengan seks, meskipun tidak vulgar/porno. Di depan telah terpampang bagan organ kejantanan pria yang lebih dikenal dengan kontol. Dengan sabar, Pak Kamal membantu Bayu menghapalkan setiap bagian organ pria. Bayu tidak menyadari bahwa Pak Kamal mulai bersikap aneh, pandangan matanya serasa sangat tajam.
"Dari saluran inilah nanti sperma akan tersemprot keluar pada saat kontol berejakulasi." Ucap pak Kamal
"Bagaimana? Kamu sudah mengerti?"
Bayu menggeleng-gelengkan kepala. Sebenarnya Bayu masih agak sedikit bingung. Bayu kesulitan menghapalkan fase-fase ejakulasi. Prosesnya terlalu rumit. keluhnya, mata Bayu terpaku pada penampang kontol di buku biologi itu.
