•
•
•
•
Abaikan Typo~
•
•
•
•
Tok. Tok.
"Kakak!"
Tok. Tok.
"Kakak!!"
"Kak Ara kemana sih?! Dari tadi dipanggilin gak keluar-keluar?!" Kesal Ningning, menatap pintu kamar sang Kakak kedua
Dia nyelonong kedalam kamar sang Kakak juga tidak berani, karena dulu pernah dimarah Ara. Kecuali kalau pintu kamar Ara terbuka, baru Dirinya boleh langsung masuk saja.
Iya gak salah sih, Karena Dirinya sendiri juga gitu. Kalau Ara nyelonong masuk ke kamarnya, juga Dia semprot.
Ceklek.
"Loh? Tumben gak dikunci pintunya? Kakakk..." Membuka pintunya lebih lebar
Matanya langsung dimanjakan desain kamar sang Kakak. Semua barang barang Kakak tertata dengan rapi. Yang paling ia sukai adalah Warna catnya. Warna Biru laut dipadukan Biru muda dan warna putih. Di dinding tepat diatas ranjangnya terdapat lukisan pemandangan yang sangat indah. Hasil tangan dari sang Kakak.
Iya, Ara suka melukis dari kecil. Dan Dia bercita-cita ingin menjadi seniman, namun Orang tua mereka menolak tegas. Dan meminta Ara untuk belajar mengelola perusahaan sejak menginjak SMP. Jika dipikir, sedari kecil Hidup Ara sudah diatur oleh Orang tua mereka. Berbeda dengan Kak Jennie dan Dia yang dibebaskan memilih karir dimasa depan.
Tes.
Ini hal yang sangat tidak disukai oleh Dia, Ketika masuk kamar sang Kakak, berhasil mengundang air matanya.
Ara dulu Orang yang Ceria dan terbuka. Tapi semakin beranjak dewasa, Sosok Ceria itu berubah menjadi Sosok Pendiam dan tertutup. Perubahan itu semakin terlihat disaat sang Kakak pulang ke Korea, setelah menyelesaikan masa SMP dan SMA di Australia.
Dia juga masih bertanya-tanya kenapa sang Kakak memilih sekolah disana dibandingkan di Korea. Saat Dia bertanya pada Kakak pertamanya, Jennie. Jennie menjawab kalau Itu adalah keinginan Ara.
"Ningning."
"Oh? Kak Jennie?! Kapan Kakak sampai?!" Berhambur memeluk sang kakak
"Malam tadi, saat Kamu keluar. Kamu ngapain dikamar Ara? Dan dimana Dia?" Setelah melepaskan rindu pada adik bungsunya
"Gak tau Kak. Saat Aku masuk, kak Ara udah gak ada, tapi kalau dilihat kasur kak Ara masih rapi. Apa kak Ara keluar ya Kak?"
"Apa Dia sering seperti itu?"
"Emm. Semenjak Kak Jennie menikah, kak Ara sering keluar malam. Dulu juga pernah Kakak sehari gak pulang, Saat Aku tanya, Kak Ara bilang kalau ketiduran di Kantor."
Jennie menghela nafas, mengangguk paham.
"Biar Kakak telfon." Membuka Ponselnya, mencari nomer sang Adik pertama lalu menghubunginya
"Gimana Kak?"
Untuk kesekian kalinya, Telfonnya masih tersambung namun tak kunjung di angkat.
"Gak diangkat Dek."

KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know
Short Story[Perubahan Alur Cerita] Kamu tidak akan pernah tau yang sebenarnya. Kalau kamu belum pernah menjadi diriku