Setelah Deva mendeklarasikan permusuhannya dengan Dava lebih dari setahun yang lalu, kini gantian Dava yang melakukannya. Hanya saja Dava tidak mengatakan permusuhan tersebut secara terang-terangan. Setelah kejadian Dava menemukan puluhan video bokep dengan berbagai genre tersimpan apik dalam laptop saudara kembarnya dengan nama file “Asupan malam Jum’at” itu, Dava itu memutuskan mogok bicara. Sangat disayangkan, padahal baru saja kemarin mereka berbaikan tapi beberapa menit setelahnya malah kembali bermusuhan.
Deva selesai mengecek ulang barang bawaannya dalam tas. Perempuan itu lantas bergegas menuju ruang makan. Semalam Deva tidak bisa tidur dan mengakibatkan dia menjadi bangun terlambat. Tidak ada mimpi indah bersama om Dino seperti yang sudah dia idam-idamkan, yang ada hanya mimpi dikejar pocong berlari dengan wajah busuk penuh belatung. Pocong itu berlari dengan sangat cepat mengejarnya yang ketakutan setengah mati. Semakin dekat jarak Deva dengan pocong tersebut, semakin jelas pula wajah dari si pocong. Betapa mengejutkan bahwa wajah pocong kotor dan bau itu sangat-sangat mirip dengan Dava!
Akibatnya Deva terbangun dengan nafas terengah dan disambut oleh jam yang sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit. Jangan ditanya kemana orang tuanya, Bunda dan Ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaan. Seperti halnya keluarga Mahendra, Dewangga juga memiliki perusahaan keluarga yang sedang jaya-jayanya. Meski demikian, Deva tidak pernah kesepian karena sebetulnya dia mempunyai cukup banyak saudara.
Selain Dava, Deva memiliki tiga saudara lainnya. Ada Nendra yang lebih tua darinya tiga tahun, kemudian ada juga Nathania dan Nathalia, si kembar identik yang kini baru berusia sembilan tahun. Berbeda dengan Deva dan Dava yang sedari kecil selalu akur (kecuali setahun belakangan ini) Nia dan Lia tidak pernah absen untuk bertengkar setiap harinya. Ada saja yang mereka ributkan. Tangis adalah akhir dari kebersamaan mereka. Tetapi Deva bersyukur, dengan adanya Nia dan Lia, rumah besar ini menjadi ramai dan lebih hidup.
Sudah ada Dava dan si kembar, Nia dan Lia yang menyambutnya begitu Deva memasuki ruang makan. Deva ingat hari Selasa saudara kembarnya itu ada kelas pagi, sama seperti dirinya. Deva menarik kursi di sebelah Dava yang membuat pelayan segera menyiapkan sarapannya.
“Kak Nendra sudah berangkat?”
“Ada meeting pagi.” Dava yang menjawab pertanyaan Deva. Perempuan itu menoleh dan menatap Dava yang hikmat menyantap sarapannya. Tiba-tiba wajah Dava yang berubah menjadi sosok pocong berwajah busuk dan bau kembali melintas dalam otaknya. Perempuan itu bergidik dan memukul kelapa dengan kuat guna mengusir bayang-bayang menjijikkan itu. Bisa berkurang nanti selera makannya.
“Ihh! Ini punyakuuu!”
Deva dan Dava terlonjak karena jeritan Nia. Ayam goreng yang ada di piring anak itu rupanya direnggut oleh Nia. Si tersangka dengan seringai lebar melahap ayam tersebut penuh kemenangan. Bi Nina, pengasuh si kembar lekas melerai keduanya yang mulai memukuli satu sama lain dengan tangan kotor penuh minyak.
Deva hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan sarapan. Untung saja dia tadi memilih hanya cuci muka sehingga masih ada cukup waktu untuk sarapan. Baginya makan lebih penting dari segalanya.
Sarapan selesai. Nia dan Lia sudah berangkat sekolah diantar sopir, sedangkan Deva dan Dava memutuskan untuk berangkat bersama. Mengingat situasi keduanya, tentu saja itu adalah Deva yang merengek dan merayu Dava hingga lelaki itu akhirnya mengalah dan mereka pun berangkat bersama.
Kelas pagi berjalan dengan lancar. Quiz dadakan yang diberikan dosen untungnya masih dapat Deva jawab dengan baik walau semalam tidak sempat belajar. Otak keturunan Dewangga memang tidak perlu diragukan lagi. Semuanya memiliki kualitas terbaik, bahkan dari segi fisik. Kata Mika, Dewangga bak keturunan dewa-dewi, seluruhnya sempurna tanpa cela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (21+)
RomanceDeva mencintai om Dino, duda beranak satu yang sudah berkepala tiga. Perempuan itu mencoba mengambil hati om Dino dengan segala cara. Dava yang mengetahui perasaan adik kembarnya itu tentu saja menentang keras karena om Dino tidak sebaik kelihatanny...