Bermulanya Sebuah Kisah

30 5 0
                                    

Dari sekian banyak kebetulan di dunia ini, pasti ada sebabnya kenapa Tuhan mempertemukan kita berdua untuk saling terlibat satu sama lain.”

•••••


Hari pertama MPLS di SMA Trisakti berlangsung dengan penuh semangat. Ruang kelas dipenuhi dengan murid-murid baru yang mengenakan seragam rapi, sementara kakak-kakak OSIS berkeliling, memantau dan memastikan semua siswa mengikuti aturan. Di antara para siswa, Dewangga, yang dikenal sebagai pria bandel, berdiri dengan santai di pojok barisan belakang, mengenakan seragam yang sedikit tidak sesuai dengan aturan. Bajunya dikeluarkan, dan parahnya lagi pria itu tidak mengenakan dasi.

Alana, seorang gadis dengan penampilan yang sangat teratur dan sikap yang patuh terhadap aturan, berdiri di barisan depan. Selama MPLS, Alana sangat mematuhi segala aturan yang diberikan oleh kakak OSIS. Ia belum pernah melanggar aturan sekali pun.

“DI ANTARA KALIAN SEMUA, SIAPA YANG NGGAK MEMAKAI ATRIBUT LENGKAP? MAJU!” teriak Kak Rere selaku petugas ketertiban OSIS. Bola mata gadis itu menelisik satu persatu siswa yang dikira tidak mengenakan atribut lengkap.

“JIKA TIDAK ADA YANG MAJU SESUAI INISIATIF, SAYA AKAN TARIK KALIAN PAKSA. DAN JIKA ITU TERJADI, MAKA SATU KELAS AKAN SAYA BERI HUKUMAN!” lanjut gadis itu lagi.

Alana menatap Dewangga yang sedang baris di belakang dengan wajah tanpa dosanya. Ia takut jika kelasnya akan dihukum gara-gara satu manusia itu. Apa ia harus jujur saja?

“Apakah ada teman kamu yang nggak memakai atribut lengkap?” tanya Rere mengintimidasi. Alana menatap kakak OSIS itu penuh takut.

“Ada, Kak. Yang baris di pojok belakang, namanya Dewangga,” ucapnya ragu. Maaf, Dewangga. Ia hanya tak mau jika kelasnya dihukum karena satu kesalahan orang saja.

Rere mengangguk. “YANG MERASA BERNAMA DEWANGGA BISA MAJU KE DEPAN DALAM HITUNGAN LIMA DETIK. JIKA TIDAK MAJU AKAN SAYA SERET PAKSA!”

Dewangga yang tadinya sedang santai mengobrol dengan teman-temannya pun merasa terkejut. Siapa dalang dibalik ini semua. Siapa orang yang berani membuatnya harus maju ke depan?

“SATU...DUA...”

Dengan langkah yang yakin Dewangga maju membelah barisan para siswa. Ia sukses menghadap Kak Rere, anggota OSIS yang terkenal galak dan kejam.

“Saya, Kak,” ucap Dewangga.

Rere menatap Dewangga marah, “Kemana aja kamu tadi, hah? Saya kan udah bilang kalau ada yang merasa tidak mengenakan atribut lengkap bisa langsung maju ke depan. Kenapa kamu malah diam saja?” bentaknya.

Dewangga menunduk, dengan kesan sebagai bentuk hormat kepada senior, “Maaf, Kak.” Tamatlah sudah riwayatnya. Masih berlabel sebagai murid baru, tapi dirinya sudah sukses mencetak poin pelanggaran.

Rere menghampiri Alana dan menepuk pundak gadis itu pelan, “Makasih, ya, Alana atas informasinya,” ucap Rere.

Alana mengangguk. Ia sedikit merasa takut. Saat gadis itu hendak menatap Dewangga, pria itu sudah lebih dulu menatapnya dengan tatapan tajam yang membuatnya bergidik ngeri. Sungguh, ia sangat membenci tatapan itu. Apa setelah ini riwayatnya akan habis di tangan Dewangga?

“Sekarang, kamu berdiri di barisan sana seorang diri! Kali ini berandal kayak kamu nggak akan saya loloskan,” gertak Rere.

“Oke,” balas Dewangga santai tanpa rasa takut meski dalam hatinya ia sudah memaki gadis bernama Alana tadi. Sebelum meninggalkan barisan kelasnya, ia menatap tajam Alana kembali seakan mengisyaratkan akan membunuh Alana saat itu juga. Ternyata gadis itu sudah berani membuatnya harus berdiri di ujung sana menerima hukuman. Lihat saja setelah ini.

ALANA : Heartfelt Voice From Dewangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang