Hinaan

0 0 0
                                    

Dayang Fu yang mendapat pesan untuk melepaskan Liu Hongli dan dayangnya itu segera menjalankan perintah dari Nona mudanya. Sebenernya Dayang Fu sangat geram dengan kelakuan Liu Hongli yang selalu menindas Nona mudanya yang sangat lembut dan pemaaf itu.

"Kalian sudah saya bebaskan, ingat jangan sampai saya yang akan membuat kalian menyesali semuanya, karena saya tidak ingin Nona muda saya terluka lagi," ujar Dayang Fu sinis, dia juga dibekali beladiri oleh Persik secara langsung, jadi Dayang Fu bisa menggunakan bela diri untuk melindungi diri sendiri nantinya.

Karena Dayang Liu Hongli merasa tertekan, wanita kepercayaan Liu Hongli itu ingin membalas perbuatan Dayang Fu namun malah dirinya yang kalah telak dengan Dayang Fu.

Saat semua hadir di ruang istana, Selir Liu Chyo mendadak kesal dengan pangeran Huang Yuwen karena dianggap tidak pantas untuk putrinya Liu Hongli yang cantik, namun senyum sinis terbit di wajahnya yang licik.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga dua puteri kerajaan tersebut bersama dayang mereka duduk tidak jauh dari tempat Sang Raja.

"Pangeran Huang Yuwen ini adalah kedua putriku Liu Jia Li dan Liu Hongli, mereka sangat lembut dan baik, mungkin ada dari mereka yang ingin Anda persunting?" ujar Raja dengan sangat bangga, namun Liu Hongli menjawab dengan ketus dan menolak secara sepihak, bahkan mencela Pangeran Huang Yuwen yang terlihat menggunakan tongkat untuk membantu pemuda itu berjalan.

"Saya menolak, Ayahanda, lihat saja dia pakai alat berjalan hanya untuk ke sini, saya tidak mau sama dia," tolak Liu Hongli tegas.

"Raja, Liu Hongli masih kecil belum. saatnya untuk menikah, biar kakaknya saja dulu yang menikah," imbuh Selir Liu Chyo dengan nada lembut memprovokatori Raja.

Pria paruh baya itu melihat putri cantiknya. Lalu menghela napas kasar, "Bagaimana menurut kamu, Nak?"

"Apapun keputusan Raja saya siap."

"Mereka terlihat biasa saja, tidak seperti yang banyak orang bicarakan."

"Tapi Pangeran ingin mengenal siapa dari kedua putriku?"

"Pasti putri yang cantik dan anggun seperti Kak Liu Jia Li 'kan?" Adik tiri Liu Jia Li mulai berbicara dengan nada remeh.

"Kenapa aku?"  sahut Persik yang ingin memukul adik tiri Liu Jia Li.

"Biar kamu itu punya pekerjaan, Kak lagian kelihatannya kalian serasi, lihat pangeran itu tidak bisa jalan dan harus menggunakan alat bantu,"  tutur Liu Hongli dengan angkuh.

"Oh begitu, jika aku bersama pangeran itu apa yang akan kamu berikan kepadaku?" Tantang Persik dengan wajah tenang.

"Akan aku berikan hartaku untuk mu, tapi aku ragu jika kamu bisa bertahan dengan pangeran lumpuh itu."

"Oh begitu, baiklah aku terima tantangan kamu."

"Ayahanda aku akan terima pernikahan ini," ujar Persik tanpa keraguan.

"Kamu yakin, Nak!"

"Aku yakin Ayahanda."

"Baiklah, besok kalian menikah, tetapi maaf Nak kamu tidak bisa tinggal bersama kami setelah menikah, kamu harus melayani suami kamu dan ikut bersama dengan suami kamu nanti."

"Tidak masalah, Ayahanda."

Pertemuan itu berjalan lancar, saat Persik ingin kembali ke kamarnya, Selir Liu Chyo dan Liu Hongli mencegah Persik untuk beranjak pergi.

"Kalian berdua sangat cocok, yang satu tidak berguna yang ini manja," sindir Selir Liu Chyo kepada Persik.

"Wah jodoh dong, saking melengkapi," sahut Persik dengan ringan.

"Kamu..."

Tangan Liu Hongli hendak menampar pipi Persik.

"Mau main kekerasan, itu tulang ekor kamu apa gak bengkok karena benturannya cukup keras," ejek Persik dengan nada remeh.

"Kamu..."

"Apa! Mau pakai cara kekerasan, rasanya kamu dan aku berbeda jauh, kamu bukan lawanku," peringat Persik saat Liu Hongli ingin menampar Persik.

"Dasar wanita lemah."

"Gak salah sebut, bukannya kamu yang lemah, aku pegang saja tapi kamu jatuh nyungsep."

"Sialan kamu!"

"Yah marah."

"Diam kamu anak aneh," bentak Selir Liu Chyo dengan nada tinggi.

"Kenapa? Mau ikutan adu mulut, anak sama ibunya sama, tidak tahu terimakasih sudah diangkat jadi bagian keluarga istana tapi berani bikin huru hara, eh mau kuasain istana ayahanda."

"Kurang ajar kamu."

Selir Liu Chyo mencoba untuk melayangkan tangannya kepada Persik, akan tetapi gerakan Persik lebih cepat.

"Cuma bisa main tampar-tamparan saja bangga, kalau aku mau udah aku jatuhin kalian ke dalam kolam ikan sedari tadi."

"Berani kamu sama saya, saya ini....."

"Cuma ibu tiri saja bangga, bilang saja mau menjauhkan aku agar istana ini jatuh kepada kalian."

Persik lantas pergi menuju kamarnya, kedua wanita yang tidak pernah suka akan keberadaan Persik pun mulai merencanakan sesuatu, namun mereka tidak tahu jika perdebatan mereka di dengar oleh Pangeran Huang Yuwen yang tidak sengaja mendengar keributan tersebut.

'Liu Jia Li kamu sangat menarik,' batin pemuda itu dengan tersenyum tipis.

Setelah Persik sampai di kamarnya dia menghentakkan kaki karena kesal dengan dua orang yang dianggap mengganggu kehidupannya.

Persik menghela napas dan menghembuskan perlahan, namun saat dia sedang ingin istirahat pintu kamarnya diketuk dari luar.

Persik yang moodnya belum pulih tidak bisa marah atau pun menggunakan keahliannya.

Ketika pintu terbuka terlihatlah wajah tampan dari Pangeran Huang Yuwen yang datar dan juga angkuh.

"Ada apa Pangeran menemuiku?" tanya lembut Persik berusaha ramah.

"Kamu mempunyai berapa wajah?"

Dalam hati Persik dia sudah bingung dan ketar ketir, Persik berusaha untuk menjalankan amanah dari Liu Hongli untuk menggantikan posisinya.

"Maaf, maksud Pangeran apa?"

Persik berusaha untuk tenang dan tidak gugup.

"Aku sudah melihat kamu berbicara dengan ibu dan saudara tirimu, dan kamu tidak sedikit pun gentar atau mengalah, kenapa di depan Raja Liu Yaoshan kamu terlihat sangat lemah," selidik Pangeran Huang Yuwen kepada Persik.

Persik bersedekap dada lalu tersenyum tipis, "Bagi mereka aku hanyalah beban, menjadi kuat bukanlah sebuah cara untuk membuat mereka menyerah, tapi...."

Ucapan Persik terpotong dan menatap Pangeran Huang Yuwen dengan lembut, wajahnya mendekat tepat di wajah Pangeran tampan tersebut.

"Aku bermain cantik, mereka akan tahu siapa yang harusnya keluar dari istana ini," lanjut Persik dengan nada riang.

Pangeran Huang Yuwen tersenyum tipis nyaris tidak terlihat, "Ternyata kamu tangguh juga, kalau begitu maukah kamu menjadi partnerku di istana Valdis untuk membuat orang yang meremehkan aku bertekuk lutut," ujar datar Pangeran Huang Yuwen kepada Persik.

"Jika aku terima tantangan kamu, apa yang akan aku dapatkan?"

"Kamu bisa mendapatkan istana mu kembali dan mengusir dua benalu itu, namun kamu harus setia kepada ku dan tidak boleh ada kesalahan sedikit pun."

"Hal itu mudah untuk aku, jadi kita sepakat untuk kerjasama."

Persik mengulurkan tangannya dan disambut oleh Pangeran Huang Yuwen yang ada di depannya.

Senyum manis Persik terbit di bibir cantiknya, lalu dia mengucapkan sesuatu dalam hati dengan senyum menyeringai.

Transmigrasi Sang Dokter Jenius (Terbit Cetak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang