California—As, 11 April at 09.00 p.m
Lily's Pov
Hembusan angin malam yang dingin menusuk kedalam kulitku yang terbuka, sekarang aku sedang berbaring santai di ranjang empuk yang ku punya, dengan menggunakan pakaian pendek ketat dan celana jeans yang aku kenakan sejak aku menginjakan kakiku disini, hari ini. Tepatnya sore ini aku baru saja tiba diapartment milikku yang berada ditengah tengah kota bernama San Diego—California.
Aku sedikit merinding merasakan hawa dingin semakin mencengkam pada kulit lenganku yang terbuka, aku melihat ke arah pendingin ruangan yang berada diatas ku, pendingin itu tidak menyala, menghela nafas aku mengalihkan pandanganku kesamping, kaca kaca transparan yang memperlihatkan kota juga tidak terbuka, aku mengeratkan selimut yang menutupi sebagian tubuhku, lalu darimana udara dingin ini berasal?
Tok tok tok
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatianku, aku sedikit terlonjak dengan ketukan pintu yang tiba tiba itu, dadaku bergemuruh pikiranku melayang entah kemana, pukul berapa ini? Ini sudah malam, mengapa ada seseorang yang ingin menemuiku? Aku orang baru disini, aku tidak mengenali sesiapapun, baik tetanggaku di lantai ini atau pun apartment yang kini ku tinggali.
Aku menghela nafas ketika mendengar suara ketukan itu kembali terdengar, dengan sedikit perasaan yang tidak tidak aku bangkit dari berbaringku, meraih cardigan tebal yang berada di atas koperku, lalu berjalan membuka pintu kamarku dan melewati ruang tamu serta dapur diapartmentku.
Tok tok tok
Aku mendengus, kini kekhawatiran dan pikiran tidak tidak ku berubah menjadi kekesalan, sungguh seseorang yang mengetuk pintu apartment ku ini sangat keras dan tidak sabar.
"Siapa?" Aku sedikit meninggikan suaraku agar terdengar ke luar ruangan, kini aku sudah tiba didepan pintu apartmentku, masih enggan membuka pintu.
Tidak ada jawaban dari luar apartmentku, dahiku menyerit, aku bersuara lagi untuk memastikan siapa dan apa tujuan dia mengunjungiku malam malam begini.
"Siapa?"
Lagi lagi tidak ada jawaban, aku menghela nafas siapa yang dengan sengaja mengetuk pintu apartment milikku dimalam hari dan ketika di tanyai siapa tidak ada jawaban dari luar.
Aku meremas cardingan milikku disamping, apa ini aku yang tidak sopan karna tidak membuka kan pintu oleh sebab itu orang yang mengetuk pintuku tidak menjawab pertanyaanku?
Diam sejenak, aku mengangkat jari jari milikku dan mengigit kuku ku dengan kuat, aku teringat akan ucapan ibuku sebelum aku meninggalkan kediaman, dia berpesan bahwa untuk menjaga sikap dan kesopanan ku pada orang sesiapapun orang itu dan tak peduli bahkan jika aku tak mengenalinya sekalipun.
Aku mengambil nafas dalam memejamkan mata kemudian menghembuskan nafasku dengan kuat, aku memutuskan untuk membuka pintu apartment milikku, aku takut bahwa orang yang mengetuk pintuku tidak menjawab karna aku tidak membuka kan pintu terlebih dahulu.
Ceklek
Setelah memasukan kode disamping pintu, kini pintu itu terbuka. Aku sedikit memundurkan tubuhku untuk membuka lebih lebar dari pada pintu apartment didepanku.
Dahiku lagi lagi menyerit, saat pintu terbuka lebar tidak ada sesiapapun disini, tubuhku sedikit kaku, pikiranku tiba tiba berubah menjadi liar, untuk memikirkan hal hal yang berbau mistis yang bisa saja mengangguku.
Aku mengigit bibirku, dengan keraguan dan ketakutan yang aku punya aku menjulurkan kepalaku keluar pintu apartment, kepalaku meliuk liuk kekiri dan kekanan berusaha menjari pemilik suara ketukan yang mengetuk pintuku beberapa menit yang lalu.
Tidak ada sesiapapun disini, hanya ada lorong lorong yang kosong dengan pintu pintu yang berjejeran rapih di sisi-sisi dan di depanku, tentu saja itu pintu dari pemilik apartment yang lain, tetanggaku yang tidak aku kenali.
Hawa dingin dari angin malam dengan tiba tiba melalang kedalam leher dan bahuku yang terbuka, aku merinding dengan cepat aku menarik kembali kepalaku dan menutup pintu apartmentku dengan kuat, tubuhku gemetar aku merasakan hawa dingin baru, hawa dingin yang lebih kental dari sebelumnya, lebih mencengkam dan menakutkan.
Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku, berusaha membuat diriku sendiri tenang, aku menarik nafas dalam lalu membuangnya dengan sekali hembusan.
Aku membuka mataku, jantungku masih berdegup dengan segera aku kembali berjalan menuju kearah kamarku tanpa mengetahui bahwa seorang pria dengan setelan berhoodie hitam dan celana jeans ketat berwarna senada sedang menatap kearahku dipojok ruangan dengan seringai mengerikan diwajahnya, dia menatap gerak-gerik ku yang berjalan ketakutan menuju kearah pintu dengan lekat dan tanpa berkedip sedikitpun.
Aku menutup pintu kamarku, pria di pojok ruanganku masih ditempatnya, dia terkikik geli melihat diriku yang tidak menyadari dan menghilang dibalik pintu, seringainya semakin terbentuk, dia merogoh sesuatu di saku celana miliknya lalu dengan nada pelan dan dalam, dia berkata.
"Didn't notice me huh?"
"Poor.. my Lily."
-
Hai, ketemu lagi sama aku dikarya kedua milikkuu, aku bawa story romance yang lain nih mwheehhe, suka ga suka ga? suka lahh masa engga *pede duluMungkin aku bakal fokus dulu selesai in story aku yang pertama (LA) habis itu aku langsung garap fokus lanjutin yang ini, aku cuma mau bawain prolog nya doang si hehehe mau liat apakah kalian exticed sama story ini atau engga:>
Segitu dulu dari aku salam hangat dikarya keduaku dan jangan lupa voteee atau ku panggilin Vlark buat sakitin klean smw🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily's Biggest Fear
RomanceRe Lily, nama dari seorang gadis baik hati dan cantik yang tinggal jauh dari kedua orang tua tercintanya. Nasib malang menguntit kehidupannya sejak dia pergi dari kediaman miliknya untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Lily jauh dari kedua o...