'24 Desember 2017'
Tujuh tahun setelah hari kematian Geto Suguru.
Atau lebih tepatnya, pengalaman mendekati kematian Geto Suguru.
Dimana Geto Suguru yang seharusnya tewas pada malam badai, mengalami keajaiban berupa hidup kembali.
Orang-orang menyebutnya 'keajaiban', Namun Geto menganggapnya sebagai 'Kutukan.'
Mereka bilang 'Bersyukur' adalah kata yang seharusnya dia ucap dan bukan sebuah keluhan.
Dia harusnya senang, tersenyum di pagi hari seperti orang-orang yang mengerti bagaimana rasanya melihat indahnya hidup dan bukannya menangis pada malam-malam lainnya.
Dia tidak bisa melakukan drama sebaik itu- tidak pada awalnya.
Tidak ketika dia masih seorang anak yang berumur tiga belas tahun, seorang anak yang masih tidak bisa menghentikan emosinya.
Perasaan campur aduk atas kemarahan, kekecewaan, kesedihan, pengkhianatan.
Mereka tidak mengerti.
Mereka tidak mengerti apa yang terjadi padanya.
Mereka tidak mengerti mengapa dia terluka.
Mereka hanya tidak memahaminya.
Karena sebagai ganti dari kematian Geto Suguru dia kehilangan temannya, sahabatnya, satu-satunya orang yang paling berharga baginya.
'Dia menghilang selamanya, dan tidak pernah kembali.'
Pada malam 24 Desember 2017.
Geto Suguru mendapatkan hidupnya.
Tapi kehilangan Cinta pertamanya.
***
Kelas Filsafat selalu menjadi yang terburuk dari kelas terburuk.
Bukan karena dia tidak memahami yang di ajarkan, tapi persetan dengan ideologi kehidupan. Yang dilakukan dosen botak itu sama sekali tidak menarik, tidak ada inti dari yang dikerjakan, satu topik lalu dibiarkan berganti dengan topik lain, Jika dia mendengar sekali lagi tentang cerita pengalaman luar biasa sang dosen sekali lagi dia akan melempar kursi dan semua isi-isinya kearah nya.
Suguru menghela nafasnya, dia memandangi gambaran yang sudah dia buat selama lima menit terakhir tanpa ekspresi yang pasti. Pada titik tertentu, Suguru sudah lama menyerah pada percobaan dalam memerhatikan pelajaran dan malah mencoret-coret kertas sebagai gantinya. Lingkaran besar -lingkaran kecil disusun membentuk sebuah gambar seekor beruang, itu mengingatkannya pada boneka adiknya dan gambaran yang diambil dari saat mereka bersama, Suguru bahkan ingat untuk sedikit bernyanyi dalam bisikan ketika dia membuatnya–
Lemparan- sebuah gumpalan kertas dilempar kepunggungnya, secara teknis dia tau itu dari siapa, dia mencoba mengabaikannya, Suguru sedang tidak mood untuk mengikuti kegiatan apapun mengenai pertemanan hari ini dia tidak akan melakukannya,
tapi kertas itu mengenainya sekali lagi-lalu dua kali dan pada percobaan ketiga Suguru menyerah dan berbalik melihat Shoko yang menyeringai pada nya. Gadis berambut coklat dengan potongan rambut pendek yang duduk tidak jauh darinya dari belakang, membuat tanda isyarat dari tangan berupa 'selesai kelas, kita pergi, jangan mencoba kabur, atau kamu akan mati' selesai. Suguru memutar matanya dengan jengkel ketika membaca tanda itu, bukannya Shoko akan benar-benar membunuhnya, lagi pula dia tidak bisa, tetapi jika dia tidak menuruti kemauan gadis itu dia mungkin akan diteror terus menerus. (Dia pernah melakukan nya dan percaya atau tidak gadis itu melakukan pekerjaan dengan baik untuk membuat Suguru merasa terus dihantui)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean memories(Sugusato)
FanfictionSiren merupakan makhluk yang berbahaya, mereka penguasa lautan yang akan menyeret manusia manapun yang berani datang kewilayahnya. Suguru mungkin membenci Siren, tapi salah satu dari mereka tidak. Warning :Yaoi? Shonen ai mungkin. Typo, cerita ber...