BAB 1 (150624)

1 0 0
                                    

Happy reading 🦋

Kalian pasti tidak asing lagi dengan kota Yogyakarta atau orang sering menyebutnya Jogja ataupun Ngayogyakarta. Yah salah satu kota istimewa yang dimiliki Indonesia. Terletak di bagian selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia

Kota yang masih begitu kental dengan tradisi Jawa seperti, membatik, pertunjukan wayang, musik tradisional atau gamelan dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu kota istimewa ini juga terkenal dengan banyaknya wisata, yang mampu menarik wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Tidak berbeda jauh dengan Lekha yang tertarik untuk pergi ke salah satu wisata di Yogyakarta, Candi Prambanan contohnya. Udah nggak asing yah dengan tempat wisata ini. Meskipun nggak begitu terkenal seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan ini juga nggak kalah menarik ya. Selain bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubjan, Candi Prambanan juga menyimpan kisah sejarah dan tata legenda yang sangat menarik wisatawan. Terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Provinsi DIY.

Jarak tempuh yang tidak bisa dibilang sebentar, mengingat titik awal keberangkatannya dari Kota Kebumen. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam 43 menit atau kurang lebihnya 3 jam kurang.

Bosan itulah yang sedang dirasakan Lekha. Perjalanan yang masih terbilang cukup jauh membuatnya merasa sangat bosan. Mau ngajak mas Andra ngobrol pun rasanya enggan. Bukan karena sungkan atau apa ya, tapi karena posisinya mas Andra yang sedang menyetir. Takutnya keasikan ngobrol malah nggak fokus dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terlarut dalam mendengarkan musik, mata Lekha lama-kelamaan terpenjam. Andra yang meliriknya dari samping pun terkekeh kecil. Lebih baik tidur, daripada ngelamun, pikir Andra.

Memasuki area Purworejo, mobil yang dikendarai Andra melipir sejenak di Alfamart. Menarik self belt , melirik ke arah Lekha baru setelahnya turun. Tapi sebelum turun, Andra menyempatkan untuk mengelus kepala Lekha dengan sayang. Agak was-was sebenarnya, meninggalkan adiknya sendirian di dalam mobil, mengingat Lekha yang sedang tidur. Nggak papa lah yah, toh hanya sebentar pikir Andra.

15 menit berlalu Andra keluar dari Alfa. Yah hanya membeli makanan ringan, minuman, buah-buahan dan tentunya es krim. Jangan kalian fikir ini untuk dinikmati sendiri ya, jajan sebanyak ini ya jelas untuk adiknya. Andra mana mungkin memakan makanan seperti ini. Dia itu tipikal orang yang pola hidupnya sehat, tapi bukan berarti dia tidak pernah memakan makanan seperti ini hanya aja dia memang lebih suka mengkonsumsi buah-buahan. Tapi bukan berarti dia tidak pernah memakan yang berbau micin, hanya sesekali tapi tidak sesering Lekha. You know lah dia itu TNI yang sudah terbiasa hidup sehat.

"De bangun dulu ya", Andra membangunkan Lekha dengan mengelus kepala. Nggak butuh waktu lama, Lekha bangun. Dia itu tipikal orang yang mudah terlelap, tapi bukan yang susah kalo di bangunin. (Kalo aku sendiri kaya gitu, kalo kalian gimana?).

" De jangan tidur lagi ya, tuh liat malah tambah bengkak, coba madap sini. Nah kan matanya malah tambah sipit. Cuci muka dulu ya". " Eeehh jangan  dikucek matanya, nanti malah tambah iritasi, udah kamu turun dulu cuci muka nanti mas obati". Lekha hanya merespon dengan anggukan  tanpa menatap kearah Andra.

Sembari menunggu Lekha, Andra menyiapkan obat tetes mata dan memakan es krim yang tadi diambil dari kresek. Kenapa nggak ngerokok aja?. Biasanya kan laki-laki pasti ngerokok terlepas dia TNI atau bukan. Itukan biasanya, sudah dibilang Andra menerapkan pola hidup sehat, jelas dia tidak akan menyentuh barang yang terbuat dari nikotin itu.

Nggak lama setelahnya Lekha kembali ke mobil.

"Mas tunggu bentar lagi ya, mau beli jajan"

"Mau jajan apa, mas udah beli jajan banyak de, nih liat". Andra menunjukkan kantong kresek yang berisi makanan ringan pada Lekha. Sebenarnya ini bukan pertama kali, Lekha meminta jajan lagi setelah membeli jajan. Nggak sering sih, masih tergolong jarang tapi meskipun demikian Andra tetap merasa heran. Lekha hanya melihat Andra dengan tertawa kecil dan tangan yang saling bertautan.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang