Bagian 4

38 4 0
                                    

Abel berjalan menuju parkiran bersama dengan orang yang mengajaknya pulang tadi, mereka berdua sama-sama diam tidak mengatakan apapun. Setelah masuk ke dalam mobil dan mobil nya mulai berjalan saat itu ada suara seorang laki-laki yang memulai pembicaraan.

“Kamu dekat sama dia?” Tanya sang laki-laki.

“Gak. Aku juga gak tau kenapa dia tiba-tiba deketin aku.” Jawab Abel.

“Dia bukannya yang nyerempet kamu tadi pagi?” kembali sang laki-laki bertanya.

“Iyaaa, tadi kamu kemana kok gak bantuin aku?” Abel bertanya pada laki-laki di sampingnya.

“Maaf ya tadi aku tiba-tiba di panggil keruang OSIS.” Jawab sang laki-laki.

“Ya udah gak apa-apa.” Kata Abel.

“Tapi kamu gak kenapa-napa kan, maksud aku gak ada keluhan lain?” Tanya sang laki-laki.

“Gak kok Cuma keseleo dikit, tadi sama Alister udah dipakein obat. Tadi aku di beliin sarapan sama di cariin seragam ganti sama Alister. Jadi kamu jangan apa-apain Alister ya soalnya dia udah bantuin aku.” Abel menjelaskan pada laki-laki di sampingnya.

“Iyaaaa, maaf yah harusnya tadi aku yang bantuin kamu.” Sesal sang laki-laki.

“Oh, iya tadi siang pas istirahat Alister juga nganterin roti sama susu buat aku.”

“Waduh bahaya nih.” Ucap sang laki-laki dengan kekehan di akhir kalimatnya.

“Kenapa?” Tanya Abel tidak paham.

“Bahaya nih adek aku kayanya ada yang naksir.” Ya, laki-laki di samping Abel yang sedang menyetir ini adalah kakaknya Kaivan Hartigan Lucano. Ingatkan yang kata Abel jika hanya orang rumahnya saja yang memanggilnya dengan panggilan Bella.

“Abang apaan sih??!!!”

“HAHAHAHA kayanya aku bakal ngasih tau papa deh ini kalau kamu ada yang naksir.” Ledek Kaivan pada adiknya.

“Terserah.” Jawab Abel dengan memalingkan mukanya ke samping.

“Jangan dingin-dingin sama orang.” Kata Kaivan lagi.

“Kan aku gak dingin ya, aku Cuma males aja basai-basi sama orang.” Jawab Abel.

“Tapi setidaknya kamu harus coba buat buka hati kamu, emang kamu mau jadi perawan tua.” Ledek Kaivan.

“Kamu kalo ngomong sembarangan banget, harusnya kamu doain adek kamu supaya dapat jodoh yang baik yang gak akan nyakitin hati adek kamu yang bisa jagain adek kamu kaya kamu sama papa jagain aku.” Jelas Abel panjang lebar kepada kakaknya.

“Iyaaa, kalau ada yang berani nyakitin kamu aku bakal maju paling depan untuk ngehajar mereka, berani-beraninya mereka nyakitin adek aku.” Jawab Kaivan lagi.

Abel hanya menanggapi dengan acungan jempol jawaban Kaivan. Sebelum akhirnya Kaivan kembali berbicara.

“Bel, temen aku ada yang naksir sama kamu. Mau ya kenalan dulu.” Kata Kaivan, Kai melirik ke arah adiknya menunggu jawaban apa yang akan adiknya itu keluarkan.

“Hmm.” Jawaban singkat yang Abel keluarkan.

“Boleh? Mau? Nanti aku kasih nomor kamu ke dia ya.” Kaivan sangat senang adiknya akhirnya mau dikenalkan dengan salah satu temannya.

“Bel, Alister orangnya baik juga itu.” Tiba-tiba Kaivan membahas lagi tentang Alister.

“Kenapa tiba-tiba ngomong gitu? Aku juga gak akan berinteraksi lagi sama dia.” Jawab Abel.

“Aku ngasih tau aja.” Kata Kaivan.

Abel diam tidak kembali menanggapi perkataan Kaivan sampai akhirnya mobil mereka memasuki halaman rumahnya. Abel turun dan langsung berlari ke arah sang mama nya yang sedang merawat tanamannya.

“Adek jangan lari-larian nanti kakinya keseleo lagi.” Tegur Kaivan mengingatkan Abel yang tadi pagi baru saja diserempet.

Sang Mama yang melihat seragam Abel berbeda dengan tadi pagi pun langsung bertanya.

“Dek, kok seragamnya agak beda ya dari yang tadi pagi.” Ujar sang Mama.

“Hehehe, tadi aku di serempet Mah, terus bajunya kotor jadi ganti deh sama yang ini.” Jawab Abel.

“Makanya lain kali hati-hati jangan sambil bengong, kamu kan kebiasaan kalau jalan pasti suka bengong.” Kata sang Mama.

“Kok mama gak nanyain keadaan aku sih? Kok gak nanyain siapa yang nyerempet aku?” Tanya Abel pada sang Mama.

“Mama udah tau kali kalau itu salah kamu makanya gak di tanyain.” Bukan mama nya yang menjawab melainkan Kaivan.

“Abang diem deh, apa abang yang ngasih tau ke mama kalau aku di serempet.” Selidik Abel pada Kaivan.

“Gak adek, mama udah hafal banget kelakuan kamu makanya pas tau di serempet pasti ini bukan salah yang nyerempet kamu pasti itu salah kamu sendiri.” Jelas sang Mama.

“Ya udah kalian masuk deh, bersih-bersih abis itu pada turun makan. Mama mau nyiapin makanannya dulu.” Lanjut Mama.

Akhirnya Kaivan dan Abel masuk ke dalam rumah dan langsung naik ke atas ke kamar masing-masing dan membersihkan diri mereka sebelum makan. Setelah sampai di kamarnya Abel tidak langsung dia tiduran dulu di kasurnya sambil mengingat kejadian yang terjadi hari ini mulai dari Alister yang tidak sengaja menyerempetnya, Alister yang membelikannya sarapan sampai mencarikannya seragam, dan terakhir Alister yang mengantarkan susu dan roti ke kelasnya saat jam istirahat. Semua itu berlalu begitu cepat, sampai Abel tidak sadar ada sesuatu yang aneh dari dirinya. Abel tidak bisa mendefinisikan apa yang terjadi dalam dirinya, dan sejak kejadian itu Abel terus mengingat momen dimana dia tidak sengaja di serempet yang membuat nya juga tidak sengaja berkenalan dengan Alister.

Apa ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?” Tanya Abel dalam hatinya.

Lain dengan Abel yang sudah berada dirumahnya, kini Alister sedang berada di tempat tongkrongannya dengan ketiga temannya yang lain. Kenapa tidak langsung pulang kerumah? Jawabannya Alister juga tidak tahu dia hanya ingin di tempat tongkrongannya.

“Al, jadi tadi nama ceweknya siapa?” Tanya Barra membuka obrolan mereka yang sedari tadi hanya diam sambil bengong.

“Kenapa mau tau?” Tanya Alister

“Buset, emang kagak boleh nanya gitu?” Giliran Dylan yang mengeluarkan suara.

“Lo suka ya sama Abel?” Tanya Cakra.

“Kok lo tau namanya? Terus barusan apa? Lo manggil dia Abel?” Tanya Alister lagi.

“Lho, emang kenapa? Emang nama dia Abel kan?” heran Cakra dengan respon yang diberikan oleh Alister.

“Lo siapanya Abel sih anjir, kok mencurigakan banget dari tadi.” Kata Barra yang membuat Alister menatap Cakra.



SEE YOU NEXT PART ❤
THANK YOU FOR VOTING AND COMMENT

Arisha Bellanca Cheryl

Maaf ya baru sempat update :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WE FAIL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang